Bakar Uang Dewa Untuk Naga Air

Naga air yang diyakini oleh masyarakat Tionghoa melambangkan kekuatan, kebaikan, keberanian, dan pendirian teguh menyambut seluruh pengikutnya di seluruh Dunia tak terkecuali masyarakat keturunan Tionghoa di Palembang.

Deretan lampion bergambar Naga tergantung di pelataran jalan menuju pintu masuk Vihara Chandra Nadi 10 Ulu Palembang.  Dipinggir pintu masuk lilin setinggi BALITA berbaris rapi , merah , dan berapi. Tahun baru Imlek 2563 tiba.

Ribuan masyarakat keturunan Tionghoa yang berasal bukan hanya dari palembang saja tetapi juga dari daerah lain disekitar palembang beramai – ramai  mendatangi Vihara ini. 21 – 23 Januari di kalender Masehi.

Uang seadanya dimasukkan ke sejenis kotak infaq pertanda berterimahkasih kepada dewa maupun dewi penjaga Vihara ataupun Bumi, atas apa yang telah diberikan selama setahun belakang. Berbalas dupa, dan tumpukan kertas kuning yang dipercayai sebagai uang dewa yang nantinya akan dibakar sebagai tanda bahwa uang tersebut telah diberikan kepada Dewa maupun Dewi penunggu alam semesta.

Dupa pemberian sesepuh Vihara dibakar dan doapun dipanjatkan sesuai permintaan manusia kepada sang pencipta seraya menggenggam dupa dan menggoyangkannya keatas kepala. Merendahkan diri dihadapan sang Kuasa, atas kesalahan yang telah diperbuat dimasa lalu.

Selepas berdoa sebuah tugu berisi api siap membakar uang dewa agar menjadi abu, bermaksud memberikan sedikit titipan untuk sang pencipta. Dan kaki – kaki keturunan Tionghoa melangkah meninggalkan Vihara dengan semangat baru di tahun Naga Air. (Asykur)

You May Also Like