Bercinta dengan “Monster Plastik” di Renon

Dalam rangka Hari Kasih Sayang, Earth Hour Denpasar mengadakan kampanye aksi ramah lingkungan pada Minggu (23/2) di depan Monumen Bajra Sandhi, Renon. Earth Hour Denpasar yang merupakan sebuah gerakan yang dikelola oleh Earth Hour Indonesia berada di bawah naungan WWF (World Wide Fund for Nature).

Pertemuan panitia Earth Hour Denpasar dengan komunitas (16/2) lalu di Car Free Day, Renon menghadirkan kurang lebih lima puluh komunitas dari kota Denpasar dan sekitarnya. Saat itu juga dilaksanakan menggambar headbag dari greenbag yang disediakan oleh pihak DKP (Diet Kantong Plastik).

“Kegiatan kampanye ini diadakan di pusat keramaian yang dikemas dengan menarik dan kreatif seperti flashmob dengan menggunakan greenbag sebagai topeng (Mr. HeadBag Mob), penggunaan stiker/pin/spanduk sebagai media kampanye,” ujar Wulan Romianingsih selaku penanggungjawab aksi. Selain itu juga dilakukan aksi bersih-bersih sampah plastik yang berserakan dan membuat bola plastik yang digelindingkan menuju Inline House. Kemudian sampah plastik tersebut diriset dengan cara menimbang sampah plastik yang didapatkan untuk mengetahui jumlah sampah yang dihasilkan di Car Free Day Renon.

“Target peserta HeadBag Mob ini sekitar 50 peserta. Sehingga para peserta dan pengunjung CFD ditantang untuk membuat deklarasi “Diet Kantong Plastik” (DKP),” ujar Ika Juliana, Koordinator Earth Hour Denpasar. Terdapat 23 kota pada tanggal 23 Februari 2014 yang melakukan aksi #PlastikTakAsik ini. Setiap daerah meriset jumlah plastik bekas yang berhasil dikumpulkan untuk dilaporkan ke pusat. Jumlah plastik bekas yang terkumpul di aksi “Bercinta dengan Diet Kantong Plastik” ini sebanyak 11 kg.

Pada aksi tersebut peserta tersebar dari beberapa komunitas. “Untuk peserta sendiri tidak kami batasi. Masing-masing komunitas diberikan kebebasan untuk mengikuti aksi ini. Kurang lebih ada sekitar delapan komunitas dari seluruh Bali, seperti Komunitas Earth Hour, Elemen Bali, Hilo Bali, Sone Bali, Eco Bali Recycling, Kompas Muda, IFL Bali, Bali Deaf Community, dan Duelist Dewata,” ujar Wulan Romianingsih.

Gerakan ini bekerjasama dengan HiLo yang menghadirkan runner up L-Men Indonesia 2013 yaitu Dewa Dwi Temaja yang  berdeklarasi tentang diet kantong plastik. Dalam deklarasi yang dilakukannya bersama dengan beberapa finalis L-Men Indonesia, Dewa Dwi Temaja sangat mendukung kegiatan semacam ini. “Kami sangat mendukung diadakannya kegiatan ini. Kami juga mulai mengurangi penggunaan plastik misalnya berbelanja dengan membawa goody bag sendiri dan juga membawa tumbler setiap hari,” tuturnya yang juga sebagai juri pameran upcycle yang diadakan di Inline House, di Jalan Tukad Unda I No 2A Renon, Denpasar. Lomba upcycle ini dimenangkan oleh Bali Deaf Community dan Sone Bali.

Siang harinya diadakan kelas jaringan (kelas belaJAR cINta lingkuNGAN) yang menghadirkan pihak dari Eco Bali Recycling untuk mengisi workshop tentang daur ulang sampah. “Acara ini diharapkan mampu memberikan sedikit bayangan kepada masyarakat bahwa sampah plastik yang dihasilkan sangat banyak setiap harinya. Kita perlu menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan plastik tesebut tidak baik,” ujar Wulan Romianingsih. “Melalui workshop ini kita ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dengan cara membawa goody bag yang nanti kami bagikan dan juga membawa tumbler setiap harinya,” tambahnya.

Selain itu, kelas ini akan berisi penjelasan mengenai Earth Hour, contoh kecil gaya hidup ramah lingkungan (pemutaran video Earth Hour).  “Poin  utama  dari  kegiatan ini yaitu menantang peserta tersebut untuk melakukan aksi kecil yang berdampak besar, serta untuk lebih mengurangi penggunaan kantong plastik atau diet kantong plastik,” tutup Ika Juliana. (Tami)

You May Also Like