Clouds : Perjuangkanlah Kebahagiaanmu

Judul : Clouds
Genre : Drama musikal
Sutradara : Justin Baldoni
Produser : Justin Baldoni, Andrew Lazar, Casey La Scala
Penulis Skenario : Casey La Scala, Patrick Kopka, Kara Holden
Rumah Produksi : Wayfarer Sudios, Mad Chance Productions, La Scala Films
Tanggal Rilis : 16 Oktober 2020 (Amerika Serikat)
Durasi : 121 menit
Pemain : Fin Argus
Sabrina Carpenter
Madison Iseman
Lil Rel Howery
Tom Everett Scott
Neve Campbell

“Apa yang mau kamu perbuat dengan hidupmu yang liar dan bahagia yang hanya sekali ini?”
Clouds merupakan film bergenre drama musikal yang diadaptasi dari memoir Fly a Little Higher: How God Answered a Mom’s Small Prayer in a Big Way. Memoir ini ditulis oleh Laura Sobiech berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh putranya, Zach Sobiech. Film ini disutradarai oleh Justin Baldoni. Justin sendiri sebelumnya pernah terlibat di film Five Feet Apart (2019).

Clouds menceritakan perjuangan Zach Sobiech (Fin Argus) melawan penyakit yang dideritanya, yaitu osteosarkoma. Osteosarkoma merupakan jenis kanker tulang yang bermula di sel-sel pembentuk tulang dan ia rutin menjalani kemoterapi. Pada musim gugur 2012, sekolah Zach mengadakan suatu acara. Zach tampil dengan membawakan lagu “Sexy and I Know It”. Sebelum naik ke panggung, ia sempat bertemu dengan sahabat karibnya, Sammy Brown (Sabrina Carpenter). Sammy memberikan semangat kepada Zach, layaknya seorang sahabat.

Zach dan Sammy selalu terlihat bersama sedari mereka masih kecil. Mereka juga sering menghabiskan waktu mereka untuk menulis lagu. Baik Zach maupun Sammy memiliki ketertarikan tersendiri dengan dunia musik. Sammy pun sempat menulis sebuah lagu yang berjudul “Blueberry”. Lagu ini ia nyanyikan di depan Zach dan pasien lainnya, ketika ia mengunjungi Zach.

Interaksi mereka berdua mampu membuat penonton merasakan adanya “sesuatu” diantara mereka. Namun, sangat disayangkan. Zach justru menyimpan rasa kepada Amy Adamle (Madison Iseman), teman sekolahnya. Begitu pun sebaliknya, Amy menyimpan rasa kepada Zach dan mereka memutuskan untuk berkencan di sebuah taman. Namun naas, tepat ketika Zach akan berangkat, paru-parunya mengalami kebocoran, sehingga menekan jantung yang bisa berujung gagal nafas. Zach pun langsung menjalani operasi mendadak, meninggalkan Amy tanpa kabar. Ia mengetahui bahwa dirinya sudah berada pada stadium akhir dan memutuskan berhenti menjalani kemoterapi.

Film ini cukup menguras emosi para penonton, terutama ketika mengetahui kondisi Zach yang semakin memburuk karena berhenti menjalani kemoterapi. Akting para pemain yang benar-benar mendalami perannya, terutama Fin Argus mampu membuat penonton terenyuh. Hal lain yang menarik dari film ini ketika ibu Zach menginginkan mereka sekeluarga berlibur ke Lourdes, Perancis. Ibunya mengharapkan adanya keajaiban yang terjadi kepada putranya ketika mereka mengunjungi tempat suci disana. Berbanding terbalik dengannya, suami Laura bersikap skeptic bahwa Zach bisa mendapatkan keajaiban itu. Kombinasi yang sudah cukup lumrah, seorang yang optimis dan seorang yang skeptis.

Bagian yang menjadi favorit penulis adalah ketika Pak Weaver (Lil Rey Howery) memberikan sebuah tugas esai saat mengajarkan di kelas Zach. Pada pertanyaan akhir, ia mengutip perkataan dari pujangga favoritnya, yaitu Mary Oliver. “Apa yang mau kamu perbuat dengan hidupmu yang liar dan bahagia yang hanya sekali ini?” Pertanyaan yang bahkan bisa membuat penonton ikut memikirkan hal apa yang ingin dilakukan untuk hidup saat ini. Bagi Zach, hal yang ingin ia lakukan adalah membuat orang-orang disekelilingnya merasa bahagia. Terkadang orang-orang mulai merasa ragu tentang apa yang sebenarnya mereka ingin capai dalam hidup. Banyak juga orang-orang yang hanya sekedar menjalani hidup tanpa merencanakan apapun.

Film ini juga menunjukkan semangat Zach dalam bermusik, terutama dalam menciptakan lagu. Ia dan Sammy mengunggah video perdana mereka di kanal YouTube, yaitu video cover “Fix Me Up” yang kemudian menghantar mereka ke label rekaman terkenal di New York, yaitu BMI. Zach benar-benar bersemangat dengan kontrak rekamannya hingga dalam perjalanan pulang dari New York, Zach menciptkan sebuah lagu yang ia beri judul “Clouds”.

Tidak ada film yang benar-benar sempurna. Ada beberapa kekurangan dalam film ini menurut penulis. Beberapa adegan perlu diperhatikan untuk anak di bawah umur. Tidak ada adegan yang benar-benar dewasa, namun hampir menjurus. Selain itu, kurangnya suasana membuncah ketika adegan Sammy menyatakan perasaan kepada Zach menjadi kelemahan film ini. Entah respon Zach yang terlalu kaku atau memang adegan ini berlangsung terlalu cepat dengan adanya transisi waktu yang berlalu begitu saja.

Sebelum penggarapan film ini, sang sutradara, Justin Baldoni sempat bertemu secara langsung dengan Zach. Film yang tayang pada bulan Oktober tahun lalu ini berhasil menyabet satu penghargaan pada 2020 Heartland Film Festival, untuk kategori Truly Moving Picture Award. Film ini meraih rating sebesar 7.5/10 dari 3,205 user IMDb. Rotten Tommatoes menilai Clouds 75 persen untuk Tomatometer, dan 91 persen untuk Audience Score.

Penulis : Maria Alessandra
Penyunting : Gangga Samala

You May Also Like