Debat Kandidat Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM-PM Unud : Menyoal Realisasi Visi Misi Ditengah Pandemi

KPRM-Unud mengadakan Debat Kandidat Pasangan Calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua BEM PM Unud pada Kamis (24/12). Debat Pertama yang berlangsung di Gedung Lantai 4 Student Center dan disiarkan secara langsung melalui akun youtube Ksatria Muda Udayana ini menguji visi, misi, program, dan seputaran organisasi dari kedua paslon. Pada debat kali ini, realisasi kegiatan mahasiswa di tengah pandemi Covid-19 menjadi sorotan utama.

            Pandemi Covid-19 melahirkan kebiasaan baru yang terus digaungkan dan turut merasuk pada kegiatan kemahasiswaan salah satunya Pemilu Raya (Pemira) BEM PM Unud. Sudah selayaknya pandemi tidak menghalangi pesta demokrasi masyarakat Unud khususnya mahasiswa itu sendiri. Meskipun cukup terseok-seok diawal, namun akhirnya rangkaian kegiatan pemira masih tetap berlanjut, salah satunya Debat Kandidat Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM-PM Unud. Paslon dengan nomor urut 1 (satu) yakni Philip Emmanuel Gunawan dan Michael Haganta Ginting serta Paslon dengan nomor urut 2 (dua) yakni Muhammad Novriansyah Kusumapratama dan Putu Deva Arya Astina Para mencoba dengan sekuat tenaga guna menggaet hati mahasiswa Unud dengan menuturkan visi-misi masing-masing yang dibubuhi pula dengan ajakan untuk memilih pada puncak Pemira yang berlangsung pada tanggal 5 dan 6 Januari mendatang.

Paslon – Philip-Haganta, pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM PM Unud nomor urut 1.

Paslon satu, Philip – Haganta dengan Kabinet Rekacipta Karya Udayana mengusung berbagai program kerja baik unggulan maupun lanjutan yang condong ke seni dan advokasi mengingat latar belakang keduanya pada kepengurusan BEM PM Kabinet Reparasi Cita Udayana. Adapun Philip, sebelumnya menjabat sebagai Menteri Bidang Minat dan Bakat, sedangkan Haganta sendiri pernah menjabat sebagai Menteri Kebijakan Nasional. Beberapa program kerja mereka seperti Ruang Bebas Karya, Gapura: Gerakan Advokasi Pergerakan Mahasiswa, Serta Festival Literasi dan Seni, dan lainnya. Adapun paslon dua, Ansyah – Deva dengan mengusung Kabinet Integrasi Karya Udayana mengangkat beberapa program kerja unggulan seperti Integrasi Mendengar, Project Edukasi Karya, Total Advokasi, dan lainnya. Sebelumnya, Ansyah pernah menjabat sebagai Menteri Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) sedangkan Deva pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Kesekretariatan dan Manajemen Kabinet.

Paslon – Ansyah-Deva, pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM PM Unud nomor urut 2.

Sebelum debat berlangsung, Wakil Rektor III Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS yang hadir secara daring menyampaikan bahwa penting seluruh mahasiswa UNUD terlibat dengan kritis dalam mengevaluasi visi misi kedua paslon. Tak hanya itu, Sudarma mengharapkan dengan adanya program ini mampu meningkatkan prestasi mahasiswa khususnya program dari pemerintah yang memengaruhi perankingan Unud. “Tahun 2021 akan dibentuk unit atau badan pengembangan organisasi di Unud yang akan diketuai seorang dosen serta unit pengembangan karakter dan pengabdian masyarakat. Kedepannya program kerja harus berkoordinasi dengan kedua unit tersebut,” tutur Sudarma yang ditutup dengan mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru.

 

Berlangsungnya Sesi Debat

 

Langsung – debat kandidat disiarkan secara langsung pada kanal youtube Ksatria Muda Udayana.

Debat yang dipandu oleh Ni Made Lisa Purwanti sebagai moderator dengan menghadirkan tiga panelis diantaranya Javents Lumban Tobing, I Made Aditya Kusumanata, dan I Made Suiantara berlangsung cukup baik. Pada debat sesi pertama, para panelis menghujani kedua paslon dengan berbagai pertanyaan yang dibuat oleh Tim Kreatif KPRM. Tak hanya pertanyaan, para panelis pun memberikan berbagai tanggapan terhadap jawaban dari kedua paslon. Salah satu tanggapan yang cukup menohok bagi kedua paslon datang dari I Made Aditya Kusumanata yang akrab disapa Malon. “Waktu kampanye sudah 2 minggu, tetapi akun media sosial kalian belum cukup aktif. Ekspektasi kalian besar tapi tidak sejalan dengan apa yang kalian lakukan,” tutur Malon kepada kedua paslon. Moderator pun memberikan kesempatan kepada paslon dua (Ansyah-Deva) untuk memberikan timbal balik terhadap tanggapan Malon yang cukup pedas.

 

Panelis – tiga panelis hadir pada debat kandidat untuk memberikan pertanyaan dan tanggapan.

            Paslon dua Ansyah-Deva mengaku bahwa keduanya beserta tim sukses Kabinet Integrasi karya Udayana telah berusaha semaksimal mungkin untuk aktif dan berinteraksi dengan beberapa konten ‘receh’ dan kreatif untuk mengakrabkan diri dengan rekan-rekan mahasiswa. Pengakuan senada pun datang dari paslon satu Philip-Haganta bahwa dirinya dengan tim sukses Kabinet Rekacipta Karya Udayana tengah berusaha mengembangkan kampanye melalui digitalisasi ke arah yang lebih baik dengan turut membuka lebih banyak ruang-ruang membangun presepsi bagi rekan-rekan mahasiswa. Tak hanya mempersoalkan kedua paslon yang tidak gencar dalam berkampanye, pertanyaan dari panelis pun mengarah cara dari kedua paslon untuk merealisasikan visi dan misi ditengah pandemi yang hingga saat ini belum berakhir.

Paslon Ansyah – Deva yang mendapat giliran pertama menjawab pun mengatakan bahwa keduanya berpegang teguh pada esensi dari program kerja itu sendiri dengan kabinet yang mereka usung. Keduanya menegaskan bahwa Integrasi Karya merupakan usaha meramu program yang mampu berjalan meskipun pandemi masih berlangsung tanpa mengurangi esensinya. Beberapa hal pun dicontohkan Ansyah, seperti mengalihkan beberapa program ke layanan digital, salah satunya peminjaman alat secara digital. Paslon Philip – Haganta yang mendapat giliran kedua menjawab mengungkapkan dengan tegas bahwa mereka hadir bukan menyelesaikan pandemi tetapi mereka hadir untuk memberikan wadah dan aspirasi untuk mahasiswa. Baik Philip maupun Haganta menegaskan, meskipun pandemi masih melanda namun keduanya tetap berfokus pada program kerja yang telah dirancang sebelumnya.

Tak banyak mahasiswa yang bertahan hingga usai untuk menyaksikan siaran langsung debat paslon pada kanal youtube Ksatria Muda Udayana, statistik penonton siarang langsung naik-turun. Hal ini  memicu respon Ketua KPRM PM UNUD, Pedro yang mengatakan bahwa dinamika antusiasme mahasiswa Unud terhadap pemira mengalami tren penurunan sejak tahun 2019. “Saya masih belum ada gambaran secara spesifik terkait kuantitas pemilih nantinya karena belum dapat bersentuhan langsung, tetapi kegiatan sosialisasi dari kami yang nonton rata-rata 150 sampai 200 orang, asumsi saya itu agak kurang partisipasinya dan itulah yang menjadi tantangan terbesarnya,” jelas Pedro.

Terobosan di tengah pandemi: Sistem E-Voting

Pada hari pemilihan yang akan datang, Pedro menjelaskan bahwa pihak KPRM telah bekerja sama dengan pihak Rektorat khususnya USDI dalam mengintegrasi sebuah situs pemilihan. “Sistem terbaik pakai IMISSU, sehingga langsung terhubung dengan data mahasiswa dan untuk saat ini masih digodok dengan USDI, untuk pihak KPRM sendiri turut memantau keamanan aktivitas pada IMISSU,” ungkap Pedro yang dijumpai seusai debat paslon. Terkait prinsip luber-jurdil Pedro menjelaskan nantinya bahwa pihak USDI maupun KPRM tidak akan tahu siapa yang memilih siapa. Tak hanya itu, mahasiswa lainnya juga bisa melihat siapa saja yang telah menggunakan hak suara tanpa memperlihatkan siapakah paslon yang mereka pilih. Pedro pun mengusahakan bahwa USDI dan KPRM akan segera merampungkan situs pemilihan dan minggu depan sudah mulai untuk mensosialisasikan situs tersebut.

Kedepannya, Pedro berharap pemira periode ini lebih harmonis dan saling menghargai satu sama lain. Ia pun mendukung platform-platform lainnya yang menampung unjuk gagasan antara pasangan calon. Namun, ia meminta tetap meminta pihak penyelenggara dapat berkoordinasi dengan KPRM PM agar dapat turut mengawasi berjalannya unjuk gagasan tetap netral. “Ketika di luar KPRM ingin mengadakan ngobrol dengan kandidat, beri tahulah kami sehingga kami sebagai lembaga yang berwenang dapat memantau,” ujar Pedro tegas. Sehingga pada hari pemilihan nanti dapat tercapai apa yang telah tertera pada tema pemira tahun ini, yaitu Udayana Memilih, Udayana Bersatu, dengan harapan setelah memilih dan diketahui siapa pemimpinnya, maka dapat kembali bersatu lagi.

 

Reporter: Galuh, Yuko, Iyan

Penulis: Yuko

Penyunting: Galuh

You May Also Like