D’JAFU 2019: Merangkai Solidaritas dan Kebersamaan dalam Festival Jejepangan

Para pecinta budaya Jepang padati The Japan Festival of Udayana 2019 di Taman Gong Perdamaian Kerthalangu Denpasar (10/11/2019).

Taman Gong Perdamaian Kerthalangu sore itu, tampak ramai oleh para pecinta budaya Jepang dari seluruh Indonesia, khususnya di Bali. Beberapa dari mereka datang dengan pakaian unik menyerupai tokoh anime dan style Harajuku yang populer di kalangan anak muda Jepang. Beberapa diantaranya juga mengenakan pakaian tradisional Jepang. The Japan Festival of Udayana (D’JAFU) merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang Universitas Udayana. Acara ini menjadi tempat berkumpulnya para pecinta Budaya Jepang di Bali.

Salah satu panitia D’JAFU 2019 Lili Eka Rastra Sewakotama mengungkapkan D’JAFU tahun ini dihadiri lebih dari 5000 orang. Tingginya jumlah pengunjung festival ini menandakan kebudayaan Jepang telah sukses menarik minat banyak orang khususnya di Bali.

Keberhasilan Jepang dalam mengenalkan kebudayaannya bukanlah satu-satunya hal yang dapat dicontoh dari Jepang. Ketua Panitia D’JAFU 2019 I Gede Raga Wiguna menerangkan, hal penting yang dapat dicontoh dari Jepang adalah rasa kebersamaan dan solidaritas. Untuk itulah D’JAFU 2019 mengusung tema (Danketsu no Matsuri) “Together in Unity, Forever as Infinity” untuk menumbuhkan kebersamaan dan solidaritas antara internal Sastra Jepang dan komunitas jejepangan di Bali.

“Jadi kita di tahun ini tuh menekankan kebersamaan. Kami juga mengundang komunitas-komunitas seperti komunitas gundam, menekankan (kebersamaan – red) dengan pihak luar juga,” ujar Ketua Panitia D’JAFU 2019. Gede Raga menambahkan, melalui D’JAFU 2019, ia dan rekan-rekannya menginginkan agar masyarakat luas lebih paham tentang kebudayaan Jepang secara mendalam, tidak hanya sekedar tahu permukaannya saja. “Seperti contohnya gundam. Masyarakat tahu gundam tapi tidak tahu apa itu (filosofis—red) dari gundam itu sendiri. Jepang juga punya banyak bela diri, salah satunya yang tampil hari ini jujitsu, bela diri (menekankan—red) bukan untuk menyerang lawan tetapi lebih menangkis serangan lawan. Jadi banyak hal yang bisa dipelajari dari bela diri ini,” ujarnya.

D’JAFU 2019 menghadirkan salah satu cosplayer Indonesia, Clarissa Punipun yang menampilkan cover dance dan cover lagu. Gadis yang akrab disapa Puni ini menegaskan, ini adalah pertamakalinya ia menghadiri festival Jepang yang ada di Bali. Puni menuturkan, penonton yang hadir di festival ini pun sangat antusias sehingga dirinya yang tampil pun turut bersemangat. “Serunya lagi event-event Jejepangan seperti ini justru bakal bikin acara yang menghubungkan antara Indonesia dan Jepang. Kadang, orang Jepangnya sendiri pun ikut datang untuk merayakan (merasakan – red) sendiri experience dari event tersebut,” katanya.

Rangkaian D’JAFU 2019 telah dimulai sejak tanggal 3 November 2019 dan dimeriahkan dengan berbagai macam lomba diantaranya lomba menulis kana, lomba storytelling, lomba mading, lomba fanart, J-Band Contest, serta lomba cosplay dan festival budaya Jepang pada puncak acara Minggu, 10 November 2019 di Taman Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar dengan total peserta lomba sebanyak 350 orang.

You May Also Like