Indonesia dalam Upaya Menghadapi MEA 2015

Dalam hitungan bulan, Indonesia akan mulai memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Tujuan dibentuknya MEA 2015 ini untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN. Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat pasca pemberlakuan pasar bebas ASEAN 2015 ini. Dampak yang mungkin ditimbulkan adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang, jasa serta tenaga kerja.

Tidak ada istilah siap atau tidak bagi masyarakat Indonesia, karena MEA ini merupakan suatu persyaratan yang memang harus dilalui. Terkait isu-isu yang beredar di masyarakat, MEA 2015 dipandang terlalu berlebihan, karena pengusaha yang akan memasuki MEA ini sudah pasti memiliki kelebihan masing-masing.

“Masalah isu yang digembor-gemborkan menurut saya terlalu berlebihan, karena para pengusaha itu pasti memiliki kelebihannya masing-masing,” ujar Yogi Swara selaku dosen senior Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (20/4).

Beberapa masalah yang akan muncul memang tidak bisa dihindari, tapi hal itu dianggap suatu kewajaran yang diharapkan nantinya bisa menjadi pelajaran bagi pengusaha Indonesia untuk lebih baik lagi. Tidak perlu terlalu berpatok pada persiapannya tetapi hadapilah dengan segala kemampuan dan keahlian yang sudah dimiliki. Jangan sampai nantinya malah Indoesia hanya menjadi masyarakat konsumen dalam pasar bebas ASEAN ini.

“Pemikiran orang yang ekstrim tentang MEA 2015 adalah tidak perlu persiapan secara berlebihan hanya hadapi saja semampu kalian,” tambah Yogi Swara sambari tertawa.

Selain para pengusaha yang memang sudah berpengalaman, para generasi muda juga diharapkan memiliki minat yang besar untuk turut andil dalam pasar bebas ASEAN ini. Para generasi muda ini dapat menuangkan ide-ide kreatif mereka untuk menambah daya saing dalam menghadapi MEA. Dengan ide-ide kreatif itu diharapkan Indonesia dapat menjadi masyarakat produsen dalam pasar bebas ASEAN.

Selain itu masyarakat juga diharapkan dapat mendukung para pengusaha yang sedang menghadapi MEA 2015 ini dengan cara mengurangi konsumsi barang luar negeri. Akan lebih baik jika mayarakat Indonesia lebih mencintai produk buatan dalam negeri sendiri, karena jika bukan kita, siapa lagi yang harus mencintai produk dalam negeri? (Yuki)

You May Also Like