Kembalikan Baliku.

Bali dulunya adalah pulau yang hijau dan nyaman, masyarakatnya hidup saling berdampingan kental akan budaya saling sapa dan tolong menolong. Nyamanya Bali dulu karena Tata Ruang yang dikelola dengan baik, namun sekarang Tata Ruang Bali telah rusak. Kerusakan tata ruang itu ditandai dengan munculnya  berbagai permasalahan sampah, kemacetan, alih fungsi lahan, sampai banjir.

Serius. wayan suantara menyampaikan materi Tata Ruang saat diskusi di Akademika
Serius. wayan suantara menyampaikan materi Tata Ruang saat diskusi di Akademika

Bali sebagai pulau yang kecil, begitu banyaknya permasalahan yang kompleks menanti kedepannya. Karena itu jalan satu-satunya Tata Ruang Bali harus ditetapkan kembali pada posisi yang strategis seperti konsep pada Bali mula, konsep yang telah ada dan mengakar dikehidupan masyarakat Bali dulu sebelum munculnya kehidupan yang modern. Salah satunya Konsep Yang terkenal sampai sekarang yang masih ada dan digunakan konsep Nasional adalah Tri Hita Karana, Tiga konsep yang menyebakan keharmonisan.

Namun sekarang Tri Hita Karana pun sudah tak sanggup menjaga tata ruang bali seperti dulu, banyaknya ruang hijau terbuka disulap menjadi ruko-ruko oleh kaum pemodal yang letaknya mepet kejalan sehingga torotoar menjadi kecil  dan sempit. Disamping itu juga jumlah hutan yang semakin menurun dari jumlah ideal 30%luas Bali, kini hanya 22,5% akibat pembangunan Vila-vila untuk penunjang Pariwisata.

Jumlah yang sangat kurang untuk menjaga suhu yang ada di Bali khususnya. “ Jika tidak ada upaya pembenahan yang nyata dan berkelanjutan tahun 2080an atara Denpasar dan Nusa Dua akan terpisah akibat naiknya permukaan air laut ”  ungkap Wayan Suantara selaku direktur yayasan Wisnu Bali saat diskusi 30 oktober di unud. “Untuk mencegah kenaikan air laut itu peran masyarakat sangat dibutuhkan, sebagai kontrol sosisl dari Perda tata ruang karena banyak hal yang telah melenceng dari apa yang disahkan karena ada oknum tertentu yang bermain didalamnya ” tambahnya lagi.

“Dari diskusi ini diharapkan adanya perubahan sikap dari masyarakat khususnya mahasiswa terdahap permasalahan Tata Ruang, karena ini demi keberlangsungan hidup semua mahkluk hidup yang ada” jelas Suarsana selaku KU/PU Akademika. Diskusi yang diselenggarakan di UKM Akademika unud selama 1,5 jam ini mengajak Mahasiswa untuk mulai melakukan hal-hal yang kecil yang bisa dilakukan untuk menjaga Tata Ruang Bali seperti, mulai merawat lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan  mengolah sampah rumah tangga sendiri. (d)

You May Also Like