Kuliah Bersama BKPM

”Seni penanaman modal akan menjadi modal awal untuk bersaing dengan negara-negara barat di bidang ekonomi kedepannya,” ungkap Rektor Universitas Udayana, Prof.Dr.dr.I Made Bakta.Sp.PD(KHOM) saat memberikan sambutan pembukaan pada kuliah umum “Peranan Penanaman Modal Bagi Pembangunan Nasional” oleh Gita Wirjawan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Unud 10 juni 2011.

Kuliah umum yang dimulai pukul 10.00 WITA di awali dengan penandatanganan MOU oleh I Made Bakta dan Gita Wirjawan. MOU ini menyangkut kerjasama selama 5 tahun antara Unud dengan BKPM yang menghusus di bidang pendidikan dan penelitian penanaman modal.

Tujuan dari gelaran ini adalah memberikan informasi mengenai peran penting penanaman modal atau investasi dalam menunjang dan pembangunan ekonomi nasional. Disamping juga ingin menarik minat mahasiswa maupun sarjana untuk dapat berperan aktif di bidang penanaman modal dengan bekerja sebagai pegawai di BKPM.

Pihak Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Bali pun turut hadir. Selain dihadiri juga oleh Pemerintah Provinsi Bali yang diwakili oleh Asisten II Gubernur. Dan tentu saja para dosen serta mahasiswa di lingkungan Unud. Menurut Gita Wirjawan, dalam kuliah umum ini Ia lebih memfokuskan bahasannya pada dua hal pokok yaitu Kelemahan (Weakness) dan Peluang (Opportunity) dalam penanaman modal di Indonesia.

“Kelemahan Investasi yang ada di Indonesia dipengaruhi berberapa hal diantaranya, masih tingginya tingkap korupsi di Indonesia yang membuat citra Indonesia masih buruk di mata investor atau masalah resiko politik yang sering menimbulkan tindakan-tindakan yang anarkis,” ungkap Gita. Ia juga menyoroti masalah terorisme dan bencana alam yang juga berpengaruh terhadap penanaman modal di Indonesia. “Kalau masalah ini tidak segera di atasi, saya yakin investasi di Indonesia tahun kedepan tidak akan meningkat,” tambahnya.

Sesungguhnya peluang yang dimiliki Indonesia untuk meningkatkan investasi sudah tersedia yaitu Sumber Daya Alam yang melimpah. Alam Indonesia sangat kaya dengan Crude oil, Thermal Coal, Geothermal, Palm oil, dan Cocoa yang menjadi daya tarik untuk berinvestasi di tahun mendatang. Kemudian tersedianya demografi yang dinamis, jumlah penduduknya Indonesia sebanyak 240 juta jiwa, dimana 50% penduduk berusia kurang dari 29 tahun merupakan potensi pasar domestik yang menjanjikan. Selanjutnya adalah peningkatan peran global, di awali dengan masuknya Indonesia menjadi anggota G-20 sangat memengaruhi kebijakan ekonomi global. Dan yang terkhir makro ekonomi yang positif terlihat dari GDP Indonesia sebesar 29% di tahun 2009.

Dari peluang yang telah dimanfaatkan dengan baik, pada tahun 2010 investasi Indonesia sebesar Rp.208,5 triliun tumbuh 54,2% jika di bandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp.135,2 triliun. Sebuah prestasi yang membanggakan bagi Indonesia melihat target investasi sebesar Rp.160,1 triliun yang realisasinya melebihi target 30,2%. “Ini tidak akan menutup kemungkinan bahwa di tahun mendatang investasinya akan meningkat terus, jika Indonesia bisa dengan baik memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman yang terjadi” ujar pria yang berusia 45 tahun ini.

Yang bisa dipetik adalah bahwa ini tak sekadar kuliah umum saja. Perlu ditimbulkan pula harapan akan dukungan dari semua pihak untuk meningkatkan daya saing dan menciptakan iklim Investasi yang kondusif guna meningkatkan penanaman modal di Indonesia. (dly)

You May Also Like