MW Road to Campus sambangi FKP Udayana

20150427224605

Rabu (22/4) bertempat di ruang A Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (FKP Unud), Manta Watch (MW) melaksanakan rangkaian Road Show di Bali. MW hanya mengunjungi satu fakultas saja yaitu FKP Unud.

Kali ini, Universitas Udayana mendapat kunjungan dari tim MW yang berjumlah dua orang, yaitu Anindita Rustandi dan Niomi Pridina. Terdapat tiga Universitas yang dikunjungi, yaitu UNHAS, Udayana dan Universitas Kristen Kupang. Universitas Udayana melalui Fakultas Kelautan dan Perikanan menjadi Universitas kedua yang dikunjungi setelah UNHAS, untuk mensosialisasikan tentang Manta. MW sendiri hanya melakukan sosialisasi ke fakultas yang memiliki bidang ilmu yang sangat dekat dengan konservasi, seperti Perikanan, Ilmu Kelautan, Konservasi dan juga Biologi.

Rangkaian acara road show dibuka oleh Niomi dengan pengenalan MW kepada peserta yang datang. Sebagian besar peserta yang datang adalah mahasiswa penerima beasiswa FKP. Peserta antusias mengikuti pemaparan Niomi. Pada sesi pemaparan, MW juga memutar video documenter mengenai kegiatan Manta Watch Intensif Program yang dilakukan di Labuan Bajo, Sumatera Utara dan Pulau Komodo. Pemilihan Labuan Bajo sebagai tempat penelitian MW adalah karena disana memiliki populasi Manta yang paling banyak di Indonesia.

“Sebenarnya ini opportunity yang sangat bagus bagi mahasiswa, apalagi mahasiswa tingkat akhir yang ingin melakukan penelitian tapi belum tau akan melakukan penelitian tentang apa, sangat bagus untuk mengambil data. Dan juga bagi mahasiswa baru mencari pengalaman diluar kelas dan memang ini sangat bagus dan memberikan benefit yang baik juga,” ungkap Anindita.

Syarat yang paling utama untuk bergabung dengan Manta Watch adalah seseorang yang sudah memiliki sertifikat selam minimal tingkat paling dasar. Manta adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai hampir 7 meter.

Pari manta belakangan populasinya mengalami penurunan yang disebabkan oleh perburuan tidak terkendali. Disebabkan juga karena tingginya kegiatan perikanan dan kondisi laut yang semakin terpolusi, namun rasio kelahiran manta yang rendah. “Kondisinya sebenarnya berkurang kalau dilihat pengambilan data dari tahun 2000 meski bukan dilakukan oleh manta watch. Ada pengurangan karena perburuan di Lamakera, Flores Timur dan Tanjung Luar, Lombok, perdagangan yang tinggi ke Hongkong melalui Surabaya, kondisinya gak stabil juga tapi berkurang perlahan-lahan,” lanjut Anindita.

MW merupakan NGO non-provit yang bergerak dibidang konservasi biota laut, yang lebih fokus pada kelestarian manta. Organisasi yang dimentori langsung oleh Andres Harvey ini, memiliki kantor di negeri Ratu Elizabet yaitu Inggris. MW sendiri masih terdengar asing di Indonesia karena NGO ini belum memilki kantor perwakilannya di Indonesia.

Sesi acara road show ditutup dengan pembagian dua flashdisk menarik dari MW yang diberikan terhadap dua penanya dengan pertanyaan terbaik. Tidak lupa sebagai kenang-kenangan semua peserta dan tim dari Manta Watch melakukan foto bersama. (jn)

You May Also Like