Nyepi di Pulau Bali

Bicara mengenai budaya yang ada di Indonesia, akan lebih baik lagi jika kita membahas mengenai salah satu budaya tersebut. Budaya yang akan  dibahas di sini adalah mengenai budaya dan adat istiadat yang ada di Pulau Dewata. Bali dikenal dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu. Banyak budaya dan kesenian Bali yang bisa dijadikan objek pembelajaran dan menarik minat untuk mengetahuinya. Salah satu budaya yang sering kita dengar dan merupakan hari raya besar bagi Umat Hindu adalah Nyepi, selain itu pelaksanaan Nyepi dilakukan hanya satu kali dalam setahun.

Pada saat Hari Raya Nyepi semua kegiatan patut dan wajib untuk diliburkan, sesuai dengan ajaran Hindu yang dikenal istilah Amati Geni, Amati Lelungan, Amati Lelanguan, dan Amati Karya. Pada umumnya sehari sebelum Nyepi dilaksanakan sembahyang dan pengrupukan, dimana masyarakat Bali berkeliling mengitari rumah-rumah sambil membawa pentungan dan daun kelapa kering yang dibakar. Masyarakat Bali percaya pelaksanaan itu bertujuan untuk mengusir aura-aura jahat agar saat hari pelaksaan Nyepi dilancarkan.

Selain pengrupukan, sehari sebelum Nyepi juga dilaksanakan parade ogoh-ogoh, dimana Truna-Truni bali mengapresiasikan pemikiran mereka melalui sebuah karya yaitu ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh hasil karya Truna Bali kemudian di arak berkeliling kampung untuk meramaikan malam menjelang Nyepi. Disana Truna Bali saling berlomba untuk memperlihatkan kreatifitas mereka mengenai budaya bali yang begitu kental.

Setelah parade ogoh-ogoh berakhir, semua ogoh-ogoh kemudian diarak kembali menuju Setra atau pemakaman umum. Ogoh-ogoh diarak menuju Setra karena akan dibakar di Setra tersebut. “Dulu pelaksanaan Nyepi masih tertib, bahkan ogoh-ogoh yang dibuat masih belum ada kreasi-kreasi modern, melainkan masih sesuai dengan gambaran buta kala yang masih memiliki makna tersendiri” ujar Dayu Trisna (19).

Saat pengrupukan semua masyarakat Bali keluar untuk sekedar meramaikan, bahkan yang bukan beragama Hindu pun ikut serta meramaikan pengarakan ogoh-ogoh. Kemudian pada hari Nyepi, semua saluran TV di Kota Bali dimatikan. Jadi dapat dipastikan bahwa saat Nyepi berlangsung, Kota Bali benar-benar sepi dari kegiatan apapun, bahkan semua tempat makan, swalayan juga ikut diliburkan. Kota Bali benar-benar seperti kota tua yang mati saat berlangsungnya Nyepi selama satu hari satu malam. Bagi anda yang belum pernah mengikuti serangkaian kegiatan sebelum Nyepi, bisa menyaksikan sendiri parade ogoh-ogoh pada tanggal 28 Maret nanti. (wsp)

 

You May Also Like