Peringatan Hari Kartini di Mata Mahasiswa

Untuk memperingati Hari Kartini, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana  mengadakan diskusi dan pemutaran film Raden Ajeng Kartini, yang bertempat di Gedung Student Center (21/4/2015). Pemutaran film ini merupakan salah satu wujud apresiasi dalam mengenang jasa pahlawan kebanggaan bangsa yakni R.A. Kartini.

Dalam diskusi ini, ditayangkan film Raden Ajeng Kartini yang berdurasi 1 jam.  Film tersebut menceritakan tentang perjuangan R.A. Kartini untuk mewujudkan segala impiannya, yaitu ingin membebaskan masyarakat, khususnya kaum perempuan, agar terbebas dari belenggu kebodohan dan dapat memiliki hak untuk mengenyam pendidikan yang layak.

Menurut Ni Nyoman Clara Listya Dewi (20) selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana, diharapkan perempuan yang ada di daerah manapun semakin berani, dan tidak melupakan adat istiadat serta agama yang ada.

“Banyak orang  terkadang  lupa dengan jasa seorang  perempuan  yang  disimbolkan dengan Ibu Kartini. Perempuan selalu menjadi nomor dua. Padahal, semua makhluk sebenarnya itu sama. Ternyata kondisinya tidak sebaik yang kita fikirkan. Dengan seiringnya modernisasi malah membuat wanita semakin terintimidasi. Sebagai mahasiswa, memperingati Hari Kartini dapat dengan cara rajin berdiskusi mengenai sosok perempuan itu seperti apa, dan mahasiswa itu  harusnya paham betul dalam posisi atau berada dalam instansi apapun, wanita memiliki peranan dan memiliki peluang yang sama dengan laki-laki. Contohnya didalam Badan Eksekutif Udayana ini,” tutur Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa itu dengan senyum yang ramah.

Berbicara Hari Kartini tentu memiliki arti tersendiri didalam pikiran mahasiswa lainya. Seperti yang diakatakan salah satu mahasiswa semester 8 Jurusan Sastra Bali Universitas Udayana, Rama (22), bahwa dalam era Kartini, perempuan itu sudah mampu menunjukan kegigihanya dalam melawan penjajah.

“Dalam Era Kartini perempuan menunjukan kegigihanya berjuang mempertahankan negaranya,  kita kaum laki-laki lebih menghargai wanita. Harapanya, jangan karena kita sebagai kaum laki-laki menindas wanita seperti menunjukan kekuatan. Dalam era sekarang, wanita sudah mampu menyetarai dirinya dengan kaum laki-laki, dalam artian wanita dapat memenuhi kebutuhanya  sendiri dalam mencari nafkah, berbeda dengan zaman dahulu,” lanjut Rama.

Peringatan Hari Kartini memilik arti yang lain lagi dimata mahasiswa yang berbeda. Bisma (24), mahasiswa semester 8 jurusan IT (Managemen Informatika) STIMIK Bandung Bali Handayani, ini berpendapat bahwa, “Peringatan Hari Kartini pada zaman sekarang, peran wanita sudah banyak dilihat. Peran wanita cenderung dominan dimasyarakat. Contohnya, sekarang kaum wanita sudah setara dengan kaum pria dalam berkarir, contohnya menjadi presiden. Wanita merupakan sosok yang paling berperan dalam kehidupan. Dalam pergaulan remaja wanita sekarang, banyak emansipasi wanita melampaui pria, seperti adanya wanita yang bertato. Dalam emansipasi keberadaan wanita sudah terwujud, tinggal kedepannya saja bagaimana pergaulannya, seperti tata kelola diri  masing-masing supaya kedepannya wanita punya tempat dan terkontrol tidak melewati batas  dari apa yang wanita harus lakukan. Ada batasan wanita dan ada batasan  pria.”

Peringatan Hari Kartini ini diadakan untuk mengingatkan wanita bahwa wanita dapat menyetetarakan kedudukanya dengan kaum laki-laki, baik dalam kodrat atau keberadaan di dalam instansi masyarakat. Perempuan memiliki peranan yang penting di dalam kehidupan, termasuk diantaranya dalam keluarga, karir dan pengaruh di lingkungan masyarakat. (Pradnya)

You May Also Like