Seminar Bawaslu Menarik Perhatian Ratusan Mahasiswa

Ratusan mahasiswa berdesak-desakan ikuti Seminar Nasional Gerakan Sejuta Pengawas Pemilu Mahasiswa. (Foto:YRS/Aka)
Ratusan mahasiswa berdesak-desakan ikuti Seminar Nasional Gerakan Sejuta Pengawas Pemilu Mahasiswa. (Foto:YRS/Aka)

“Pengawas pemilu merupakan pintu masuk bagi masyarakat, peserta pemilu dan juga panitia pemilu untuk melaporkan kecurangan-kecurangan yang terjadi selama pemilu,” ujar Ir. I Ketut Sunadra, M.Si. – Pemimpin Bawaslu.

Pemilu presiden yang tak lama lagi diselenggarakan ternyata membawa magnet tersendiri di masyarakat Indonesia. Daya tariknya memikat sampai di kalangan pemuda atau pemilih pemula, yang biasanya jarang sekali peduli terhadap kondisi pemerintahan ini.

Rabu (2/7), diadakan acara Seminar Nasional dengan tema “Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu Mahasiswa Tahun 2014” di Lantai 4 Gedung Doctor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Acara ini diprakarsai oleh Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) berkerja sama dengan D4PK (Dewan 4 Pilar Kebangsaan). Acara ini berhasil menarik simpati mahasiswa yang kebanyakan dari mereka merupakan pemilih pemula.

“Mohon maaf atas keterbatasan tempat yang disediakan oleh panitia, dan terima kasih atas antusiasme mahasiswa yang rela berdiri di pintu masuk bahkan sampai di luar,” ucap moderator acara seminar yaitu Ida Bagus Putu Adinatha AP, M.Si. Riuhnya mahasiswa yang ingin mengikuti acara seminar Bawaslu ini tidak hanya dari kalangan civitas kampus Universitas Udayana saja, tetapi juga ada dari kalangan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Se-Bali. Acara ini sukses menarik simpati mahasiswa di aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang kapasitasnya berkisar 200 kursi, tetapi dihadiri oleh 240 mahasiswa yang rela antre mendengarkan pemaparan pihak Bawaslu dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.

Pemilu yang akan berlangsung sebentar lagi harus kita awasi dengan serius. “Kita harus mengawasi pemilu kali ini dikarenakan adanya dua kata “kami” dan “kamu”, yang tidak membuka peluang bagi kata ketiga yaitu “kita”. Indonesia ada karena ke-kita-annya. Jangan hanya karena pemilu kali ini kita putus tali pertemanan kita dengan sahabat, berselisih dengan keluarga, ataupun mengurangi teman kita,” papar Dr. Drs. IGPB Suka Arjawa selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik semangat. Menurutnya, politik adalah seni untuk mendistribusikan sumber-sumber budaya. Ia menghimbau agar politik jangan semata-mata diterjemahkan negatif.

Acara seminar ini bukan hanya memberikan ilmu bagi mahasiswa, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk perekrutan menjadi relawan pengawas pemilu. Terbukti tumpukan formulir peserta yang menggunung di atas meja registrasi peserta. “Untuk pengawas pemilu tersebut tidak ada perlindungan khusus, seperti mendapat asuransi dan sebagainya. Mereka relawan pemilu adalah orang yang memang benar-benar ingin mewujudkan pemilu Indonesia ini bebas dari segala kecurangan yang ada,” ujar Ir. I Ketut Sunadra, M.Si. selaku Pimpinan Bawaslu Provinsi Bali.

Hal tersebut membuat Ketua Panitia D4PK, Ida Bagus Anggapurana Pidada merasa bangga akan kesuksesan terselenggaranya acara kerja sama tersebut. “Kita semua pemilih yang cerdas, yang memiliki hak suara yang berarti. Jangan dengan berbagai suapan dari partai politik dapat membeli suara kita,” harapnya. (YRS)

You May Also Like