Untuk Mereka Yang Serba Kekurangan. Apa Harus di Hotel?

Anak-Anak Yayasan Dria RabaGala dinner Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (Unud) yang bertajuk “ Tourism Rhythm of children” berlangsung meriah. Kegiatan yang digelar di NIKKI Hotel, Denpasar (22/1) ini, diawali dengan pementasan seperti tari dan pementasan dari anak yayasan Dria Raba. Selain itu, terdapat pula penampilan The Buntu sebagai bintang tamu yang menambah meriahnya acara malam itu.  Sebagai puncak acara malam itu, digelar kegiatan pelelangan lukisan.  Dari serangkaian pelelangan tersebut, I Putu Anom selaku Dekan Fakultas Pariwisata, menjadi pelelang tertinggi dari semua undangan yang hadir.

Dari hasil penggalian dana pada acara tersebut, terkumpul sebesar Rp. 6.750.000 dari pelelangan. Ditambah hasil penjualan tiket gala dinner sebesar Rp. 150.000 per orang. Rencananya dana yang terkumpul tersebut akan disumbangkan kepada yayasan Dria Raba. Hal itu didasarkan atas dasar rasa prihatin untuk membantu saudara – saudara  yang mengalami keterbatasan secara fisik.

Namun kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa acara yang bertujuan untuk sosial ini justru diadakan di Hotel berbintang di Denpasar? Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya penyelengaraan acara tersebut tentu saja menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Lagipula tentu saja akan muncul kesan mewah. “Memang tahun ini kita mengadakan di hotel. Namun itu tidak diharuskan. Hanya saja tahun ini kebetulan kita mengadakan di hotel,” ungkap I Putu Anom.

Memang tidak pernah ada peraturan khusus yang melarang acara penggalangan dana di Hotel berbintang. Namun, bukankan masih ada alternatif lain yang lebih efektif. Terutama  untuk menekan dana yang dikeluarkan. “Mungkin kedepan acara serupa dapat dilakukan di tempat lain seperti tempat – tempat tradisional,” lanjut I Putu Anom.

Menanggapi pernyataan Putu Anom, Raymon Salomo Simorangkir selaku ketua panitia menjelaskan alasan panitia mengadakan acara ini di Hotel. “Sebenarnya tujuan kami mengadakan acara ini salah satunya kerena mata kuliah  MICE (Meeting Intensive Conference Exhibition-red),” ujarnya dengan tegas.  Ditambahkan Raymon bahwa alasan lain yang mendasari pengadaan kegiatan tersebut di hotel berbintang adalah karena alasan Pariwisata. “Hotel merupakan tempat yang berhubungan dengan pariwisata. Dan sesuai dengan mata kuliah kami,” lanjut Raymon.

Memang itu sesuai dengan mata kuliah yang dijalankan. Namun apakah memang harus selalu dihubungkan dengan itu? Jika memang benar seperti itu, pelajaran apa yang mereka dapatkan dari acara tersebut yang berhubungan dengan mata kuliah? Dan bukankah tujuan utamanya adalah untuk kegiatan sosial?  Jadi untuk mereka yang serba kekurangan, apa harus di hotel?

Namun di sisi lain, beberapa pengunjung mengaku puas dengan acara ini. “Acaranya bagus dan dapat memperkenalkan fakultas sendiri,” ujar  Bayu, mahasiswa fakultas  partiwisata semester tiga. Dilanjutkan Bayu dengan harapan agar ke depannya bisa lebih baik lagi. “Semoga selanjutnya, acara – acara lain yang diadakan mahasiswa pariwisata dapat lebih baik lagi,” pungkas Bayu.

dolly/asykur

You May Also Like