Delapan Mahasiswa Unud Ikuti Nation Building

“Jangi janger, sengsengin sengseng janger…” Lantunan tim paduan suara membuat suasana Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP), Semarang, nampak tak seperti biasa. Ada yang berlatih tari kecak, pendet, ada juga tim paduan suara yang melantunkan lagu janger, apakah yang tengah mereka persiapkan?

Sebanyak 516 mahasiswa berprestasi, 8 diantaranya adalah mahasiswa Udayana telah mengikuti Nation Building pada 30 Oktober – 5 November 2014 lalu. Nation Building merupakan rangkaian kegiatan pelatihan soft skill bagi penerima Djarum Beasiswa Plus bertemakan “Damai Bumi Dewata”. Ya, Bali menjadi tema tahun ini karena dikenal dengan kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang masih dipegang kuat oleh masyarakatnya. Selama empat hari Beswan (re: sebutan penerima beasiswa tsb) dilatih berakting, menari teater maupun tari tradisional Bali oleh tim Denny Malik, sedangkan paduan suara dilatih oleh Brigitta Dian.

Rangkaian Nation Building diselingi dengan Talkshow dan diskusi kebangsaan bertemakan “Menjadi Pejuang Keberagaman”. Menghadirkan tiga pembicara yakni KH Nuril Arifin sebagai pendiri dan pengasuh pondok pesantren multi agama, pesantren Soko Tunggal, Romo Franz Magnis-Suseno sebagai tokoh pendidikan sekaligus budayawan Indonesia kelahiran Jerman, dan Sutradara sekaligus produser, Nia Dinata. Acara dipandu oleh Rosianna Silalahi selaku praktisi jurnalis. Talkshow membahas makna dan mengapa keberagaman perlu dipelihara oleh seluruh bangsa.

Talkshow-nya sangat membuat saya terinspirasi. Bagaimana saya sebagai pelaku dalam masyarakat untuk lebih menghargai persamaan dan perbedaan.” ungkap Indra Mahendra, Mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Unud.

Selain talkshow, Cultural Visit ke kota kudus juga diikutsertakan dalam rangkaian Nation Building. Mengunjungi Pabrik, Oasis sebagai tempat pembibitan dan budidaya trembesi, Masjid Menara Kudus, dan Gor Jati Kudus. Dalam kesempatan ini, 516 peserta membatik bersama dalam ragam motif batik khas Bali.

Acara Puncak yang ditunggu adalah Malam Dharma Puruhita. Merupakan malam pementasan seluruh 516 mahasiswa. Tema yang diangkat diinspirasi dari falsafah hidup masyarakat bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana, guna menciptakan keseimbangan antara lingkungan, sesama manusia dan Sang Pencipta. Pagelaran kesenian ini dihadiri oleh PR III Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Suyatna, SH, MH. Satu diantara 87 pejabat tinggi universitas di seluruh Indonesia. Hadir pula program director – Bakti Pendidikan Djarum, yakni Primadi H Serad.

“Sepanjang waktu kami menyadari, dana beasiswa saja tidak cukup untuk menjadikan individu yang siap bersaing di dunia kerja, oleh karena itu kami memberikan pelatihan softskill demi mewujudkan mahasiswa yang unggul” Ungkap Primadi di sela-sela pidatonya.

Menggunakan kesenian Bali dalam kegiatan ini menjadikan peserta dari seluruh Indonesia memahami indahnya keberagaman dan turut melestarikan alam serta nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya mahasiswa asal Bali, namun seluruh Nusantara turut mengenal budaya Bali.

“Ternyata Bali kerensekali, banyak budaya dan tarian Bali yang menarik dan menurutku perlu lebih di-expose lagi. Kalau yang di luar Bali mungkin hanya tahu tari kecak, yang biasanya diikuti sama tari barong” tutur Inan Akhmad Sulaiman, mahasiswa Univ. Diponegoro.

“Tidak salah kalau bali menkadi tujuan wisata turis mancanegara karena bali kaya akan budayanya. Pagelaran (Damai Bumi Dewata) menyadarkan saya bahwa kebudayaan Bali yang beragam harus kita lestarikan agar tidak lekang oleh waktu” Wira Rosadi, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

(Sasmita)

You May Also Like