Lagi, Sidang Umum di Tunda!

Sidang Umum(26/3) yang  dijadwalkan dibuka pukul 08.30 molor hingga 11.51. Peserta yang hanya lima orang itu mulai gelisah. Kata panitia yang ditunggu belum datang. 11.47 yang ditunggu tiba. Oh ternyata panitia menunda sidang gara-gara Wira Aditya, Wakil Ketua DPM. Tak pelak Sidang Umum kali ini menuai kritikan tajam.

Reaksi beragam dari peserta pun muncul. Adji Prakoso, Presiden BEM PM Unud 2010/2011, meninggalkan ruangan setelah kesal harus menunggu lama. “Ya kawan-kawan, saya permisi dulu. Untuk DPM, besok langsung saja pelantikan,” tambahnya sambil pergi dari ruangan sidang.

Sidang Umum pun diawali dengan pertanyaan DPM mengenai kepastian pelantikan Presiden BEM esok hari. “Saya kembalikan ke dalam forum apakah besok tetap akan diadakan pelantikan?” tanya Widayat kepada para peserta sidang. Suasana sidang kontan menjadi sepi. Sepi karena para peserta bingung dengan maksud pertanyaan itu. Baru kemudian Agus ‘Lenyot’ Purnomo, Presiden BEM PM Unud periode lalu memecah keheningan dengan memberi masukan. “Bagi saya DPM hanya memberikan pilihan kepada para peserta agar besok tetap dilaksanakan pelantikan. Kalau misalnya peserta sidang menolak pelantikan besok, juga tidak ada solusi yang bisa ditawarkan DPM,” ujar Lenyot.

Melihat keadaan seperti itu, atas anjuran dari Rektor dan Pembantu Rektor III Unud, pelantikan sempat diundur ke hari Selasa.  Namun selang 1 jam kemudian, lewat pesan singkat (sms), panitia diberitahu kalau jadwal pelantikan tetap diadakan besok, jam 10 pagi.

Selain masalah keterlambatan dan ketidak jelasan acara, Sidang Umum yang selayaknya dihadiri perwakilan BEM/Senat Fakultas dan UKM hanya dihadiri oleh dua wakil UKM Pers Mahasiswa Akademika, 1 Calon DPM Independen, Presiden BEM 2009/2010, Agus Purnomo, dan Presiden BEM terpilih Adji Prakoso. Menurut Widayat, dirinya sudah menyebar undangan ke seluruh lembaga fakultas dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) tapi kenyataannya peserta yang datang hanya lima orang. Itu pun termasuk Adji Prakoso yang pergi sebelum Sidang Umum dimulai. Ruangan sidang lebih dipenuhi oleh panitia ketimbang peserta yang datang. Agenda acara sidang pun juga tidak diberikan kepada peserta yang datang. Jadi wajar ketika salah satu peserta bahkan bertanya sebenarnya untuk apa datang ke Sidang Umum ini.

“Dari Sidang Umum dua minggu lalu bukannya DPM sudah berjanji untuk menghadirkan paling tidak sebagian dari kawan-kawan fakultas dan UKM. Lagipula harusnya DPM juga membagikan rundown acara kepada para peserta supaya tidak ada lagi peserta yang kebingungan dengan acara Sidang Umum,” usul Lenyot. Diusulkan juga olehnya untuk mengambil momentum Raker (Rapat Kerja) yang nanti akan diadakan oleh pihak rektorat. Menurut Lenyot, momen Raker akan lebih banyak dihadiri oleh para ketua lembaga fakultas dan UKM sehingga mungkin DPM dapat mem plot supaya diadakan agenda Sidang Umum pada saat Raker.

Berdasarkan kekurangan dan ketidakjelasan itulah, maka Sidang Umum ditunda dulu hingga pelantikan Presiden Bem. Ini berarti sudah kedua kalinya Sidang Umum ditunda. Padahal harusnya Sidang Umum ini dilaksanakan segera mungkin karena DPM dan BEM periode lalu sudah melebihi masa jabatan. Padahal banyak agenda penting yang harus dibahas pada Sidang Umum, seperti pertanggungjawaban dari BEM dan DPM, pembahasan AD/ART, dan penentuan sikap satu tahun kedepan.

Kenken ni Sidang Umumnya? Gak jelas banget,” ujar Ervan, calon DPM independen yang juga datang sebagai peserta. Ketika ditanya apakah akan datang pada pelantikan besok dia hanya tersenyum sambil berucap “Males,”.

(Oze).

You May Also Like