Mahasiswa HI Unud Ikuti Kuliah Umum Kemenlu RI

“Keragaman budaya, ras, dan yang lain-lain di kawasan Asia Tenggara itu bukanlah sebuah kendala kalau ada komitmen,” begitulah yang diungkapkan Foster Gultom pada kuliah umum di Ruang Sidang I Gedung Pascasarjana Unud, 20 Maret 2012.

Selain dihadiri mahasiswa HI Unud, kuliah umum yang mendatangkan Foster Gultom, Sekretaris Direktorat Jendral Kerja Sama ASEAN dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa prodi lain dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud. Bertempat di Ruang Sidang I lantai 3 gedung Pasca-sarjana Universitas Udayana, kuliah umum perdana pada semester ini dibuka langsung oleh Dekan FISIP Unud, Pro. Dr. I Wayan  Suwandi, Drs. SH. M.Hum.

Dalam sambutannya, Suwandi memaparkan secara singkat proses terbentuknya FISIP yang bermula dari dua prodi yaitu program HI dan Sosiologi pada tahun 2009. Kendati masih relatif muda, FISIP, khususnya program HI yang baru tiga angkatan ini menjadi jurusan terfavorit kedua setelah kedokteran di Unud.

“Meskipun usia fakultas kami masih sangat  muda dan belum pernah menamatkan mahasiswa, tetapi rekan-rekan dosen di FISIP, khususnya HI senantiasa memberikan pelayanan yang maksimal pada mahasiswa kami,” ungkap Suwandi dalam sambutannya yang sekaligus membuka kuliah umum Menuju Pembentukan Komunitas ASEAN 2012.

Kuliah umum ini dipandu oleh Idin Fasisaka, S.IP, M.A. sebagai moderator yang menemani pembicara Foster Gultom. Dalam paparannya, Foster Gultom menggambarkan ASEAN seperti Indonesia yang multikultural. Hanya saja, pada level organisasi negara-negara sekaliber ASEAN  mulltikulturalisme itu sifatnya lebih komprehensif karena melibatkan negara-negara anggota dari ASEAN itu sendiri.

“Keragaman budaya, ras, dan yang lain-lain di kawasan Asia Tenggara itu bukanlah sebuah kendala kalau ada komitmen. Justru multikulturalisme itu harus mampu mewujudkan percepatan visi ASEAN 2015 yang sebelumnya bernama visi ASEAN 2020. Satu visi, satu identitas, satu komunitas untuk mencapai tujuan ASEAN yang salah satunya mempercepat pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan budaya,” terang Gultom dalam materinya.

Suasana perkuliahan pagi itu berlangsung aktif. Ditambah lagi pertanyaan-pertanyaan cerdas dan menyasar dari mahasiswa yang membuat Gultom salut karena jurusan HI tergolong sebagai salah satu jurusan baru di Unud. Perkuliahan yang berlangsung selama dua jam ini juga menyinggung masalah tantangan ASEAN ke depan hingga masalah politik identitas.

SURYA

You May Also Like