Petani Diminta Serius Jalankan Simantri

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika didampingi Kadis Pertanian Bali Mad Putra Suryawan berdialog dengan Anggota Gapoktan di Desa Banyubiru, Jembrana
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika didampingi Kadis Pertanian Bali Mad Putra Suryawan berdialog dengan Anggota Gapoktan di Desa Banyubiru, Jembrana

Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap petani di Kabupaten Jembrana pada khususnya dan di seluruh Bali pada umumnya serius melaksanakan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) sampai berhasil. Sapi yang diberikan pemerintah kepada masing-masing Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) agar dipelihara dengan sebaik-baiknya karena dari pemeliharaan sapi tersebut diperoleh air kencing dan kotoran sapi yang sangat berguna sebagai bahan baku pembuatan bio-urine dan pupuk kandang. “Sapi-sapi tersebut jangan dijual,” pesan Gubernur disela-sela dialognya dengan anggota Gapoktan Satwa Mekar di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara  dan Gapoktan Manusarigilir di Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu 27 Nopember 2010.

Pesan tersebut disampaikan Gubernur karena program Simantri merupakan salah satu program unggulan Pemprov Bali dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pada akhirnya pendapatan dan kesejahteraan petani Bali. Dalam program ini, keberadaan ternak sapi merupakan inti dari Simantri. Jika sapi tersebut sampai terjual, maka program Simantri tidak akan mendatangkan hasil.

Gubernur juga mengingatkan, program Simantri bukanlah program sim salabim (sulap) yang mampu memberikan hasil dalam waktu singkat. Diperlukan waktu antara 3 – 4 tahun untuk membuahkan hasil yang baik. Selama kurun 3 – 4 tahun tersebut, sangat mungkin banyak tantangan yang harus dihadapi petani.

Agar Simantri berjalan sukses, petani Bali harus mau mengubah pola pikir mereka dari ngobrol ini itu pada saat waktu luang dengan bekerja keras mengerjakan sesuatu yang berguna bagi mereka sendiri. “Saya punya misi mengubah pola pikir petani di Bali dari semula cendrung duduk-duduk dan ngobrol ini itu di bale bengong saat waktu luang, menjadi mengerjakan sesuatu yang berguna untuk mereka sendiri,” urai Gubernur.

Sebagai contoh bagaimana petani mengisi waktu luang dengan menampung dan mengolah kencing sapi yang tadinya terbuang percuma menjadi bio urine yang sangat berguna bagi peningkatan kesuburan dan produksi pertanian. Demikian juga dengan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik. Kelebihan bio urine dan pupuk organik yang mereka hasilkan, bisa dijual untuk menambah penghasilan.

Lebih lanjut Gubernur berpesan, petani Bali harus mampu menjadikan Simantri sebagai  sentra pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan. Petani yang telah menjalankan Simantri tidak boleh malas. Mereka harus bekerja sungguh-sungguh sampai mendapatkan hasil. Mereka juga diharapkan mampu mengembangkan manajemen dan teknologi pertanian ramah lingkungan yang bersih dan hijau sehingga kegiatan pertanian yang mereka lakukan tumbuh menjadi daya tarik pariwisata baru yang menarik turis.

Menanggapi pesan Gubernur tersebut, Ketua Gapoktan Satwa Mekar Banyubiru, I Ketut Sardika mengatakan, ia dan anggotanya yang berjumlah 15 KK tidak akan mungkin menjual sapi yang telah diberikan Gubernur karena sejak diberikan pada bulan Juli 2010 lalu, pihaknya sudah merasakan dampak positif Simantri diantaranya berupa bio gas untuk kegiatan dapur, serta pupuk organik dan bio urien yang sangat berguna bagi usaha perkebunan kakao, serta padi dan jagung. Hal senada disampaikan Ketua Gapoktan Manusarigilir Melaya I Wayan Kecap yang mengatakan bahwa bio urine yang dihasilkan program Simantri sangat bagus untuk meningkatkan kesuburan tanaman pertanian 50 KK anggota Gapoktan pimpinannya.

Dialog Gubernur dengan petani di Desa Banyubiru dan Desa Melaya ini merupakan bagian dari peninjauan lapangan Gubernur ke kedua Gapoktan yang baru menerima bantuan Simantri Pemprov Bali Juli 2010 lalu. Peninjauan lapangan ini merupakan satu dari dua kegiatan Gubernur di Jembrana. Kegiatan lainnya adalah simakrama dengan masyarakat yang diselenggarakan di Wantilan Pura Agung Jagatnatha, Jembrana. Turut serta dalam kegiatan ini Nyonya Ayu Pastika, Pj. Bupati Jembrana IGM Sunendra beserta ibu, serta pimpinan SKPD terkait. (rai anom)

You May Also Like