Sabtu, 18 Juni 2016, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi angkatan 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNUD menempuh tugas akhir mata kuliah Aktivitas Humas. Tugas akhir tersebut berupa pembuatan suatu project event bertempat di Rumah Sanur Jln. Danau Poso 51 A, Sanur pukul 16.00 WITA. Hal yang unik dalam tugas akhir ini adalah penugasan besar oleh satu angkatan untuk mengkomunikasikan dunia fashion pada masyarakat.
Acara yang digusung oleh 45 orang kru yang keseluruhanya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2013 tersebut, mengambil tema Color is Gendersless. Kemudian tema tersebut dirangkum dalam sebuah project fashion dengan nama Fashion Motion 2016. “Warna itu boleh milik siapa saja, warna itu tidak dikotak-kotakan dalam gender. Disini kita menekankan bahwa warna tidak mempengaruhi gendernya maka dari itu kami mengangkat tema Color is Genderless,” ungkap Giga Nanda selaku Project Director dalam acara ini. Pengangkatan Fashion Motion sebagai mosi atau perdebatan yang ringan akan dibahas dalam ranah fashion sehingga dapat tersampaikan pada masyarakat.
Totalitas ditunjukan dalam penyelenggaraan acara ini. Selain dibuka gratis untuk umum, acara ini juga bekerjasama dengan brand local terkenal asal Bali yaitu COCRAPARIS, dengan tujuan yang sama untuk mengubah mindset masyarakat dalam memandang warna. Selain itu acara ini juga bekerja sama dengan fashion blogger juga fashion designer, serta fashion market.
Salah satu yang spesial dalam acara ini adalah talkshow dengan menghadirkan narasumber bernama Jovi Adhiguna. Ia memberikan tips and trik mengenai fashion. Jovi merupakan seorang designer, blogger, creative director dan founder @_pour. Selain itu digelar pula fashion show dari desainer Bali dan Cocaparis lalu dimeriahkan oleh penampilan musik dari musisi lokal Bali. Menuju akhir acara diumumkan lomba (Outfit of the Day) OOTD Famochallenge serta pemenang lomba fashioan terunik di Fashion Motion 2016. Terakhir, acara ditutup dengan penampilan DJ Perfomance; Refky Williant.
Antusias dari pengunjung juga ditunjukkan dari semakin senja hari semakin banyak penggunjung yang datang. “Acara ini cool, bagus buat weekend dan ada sesuatu yang berbeda itu bagus banget. Berharap sih biar gak hanya sekali dan gak disekitar Denpasar saja,” ungkap Beca pengunjung dari kalangan masyarakat umum.
Dengan waktu persiapan acara satu bulan dari awal bulan Mei, mahasiswa Ilmu Komunikasi ingin mengkomunikasikan agar masyarkat lebih berani dalam mengkombinasikan warna dalam ranah fashion tanpa mempedulikan gender. Maka perempuan yang umumnya identik dengan warna pink dapat mencoba menggunakan warna biru atau hitam yang identik dengan kaum pria. Petikan komunikasi inilah yang ingin diberikan sehingga dapat mengubah mindset masyarakat. (Gek, Khania)