Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa Universitas Udayan (BEM PM unud) kembali menggelar mimbar mahasiswa, mimbar yang dilaksanakan selasa 21 Des., 10 kali ini bertempat di ruang sidang lantai 3 Gedung Rektorat unud. Pertemuan yang kedua kalinya ini hampir sama dengan pertemuan yang sebelumnya pada juli yang lalu membahas permasalahan kampus yang terjadi di udayana khususnya menyangkut mahasiswa.
Permasalahan di udayana kian hari tidak ada habisnya, dari permasalahan akademik, keuangan, pembangunan sampai fasilitas kampus. Belum terselesaikannya masalah yang lama sudah muncul masalah yang baru. Seperti yang di alami Emi mahasiswi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) 2008 “Kalau hujan turun kampus IKM selalu tergenang air di depannya, yang membuat kampus menjadi becek dan kotor”. Tergenangnya air di depan kampus IKM akibat belum selesainya gedung Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) yang ada disebelahnya, Pembangunan yang dijanjikan selesai awal tahun 2010 namun sampai sekarang belun jelas kapan selesainya. Kondisi itu sangat kontras dengan posisi kampus IKM sebagai kampus kesehatan, yang semestinya bisa memberi contoh dalam kebersihan lingkungan.
Tidak hanya di kampus IKM, di depan Gedung Pasca Sarjana juga terjadi hal yang serupa.Setiap hujan turun air selalu tergenang dengan ketinggian hampir 30cm. Terjadi akibat tersumbatnya saluran pembuangan air karena menumpuknya sampah. Dari keadaan yang demikian membuktikan unud belum memiliki saluran buangan air (drainase) yang baik, kalau hal ini dibiarkan akan sangat mengganggu penguna jalan yang keluar-masuk kampus Sudirman.
Lain masalah yang dihadapi IKM lain juga masalah yang dihadapi mahasiswa yang berada di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), tidak tersedianya sekretariat yang layak sebagai tempat untuk ngumpul sangat menghambat dalam pengembangan kreatifitas mereka. Seperti yang diutarakan Sri dari UKM Teter Orok Noceng “ kami sangat kesulitan untuk menaruh barang-barang yang di gunakan untuk pentas karena tidak tersedianya sekre, kami berharap pembangunan student centre cepat selesai”. Permasalah serupa juga di alami UKM Sepak Bola, UKM Perisai Diri, UKM Resimen Mahasiswa dan yang lain. Dari mereka sangat mengharapkan mendapat tempat yang layak untuk menyimpan semua barang-barang.
Permasalahan lain bagi Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Universitas adalah Satuan Kredit Partisipan (SKP). Dengan di berlakukannya SKP di Fakultas-Fakulltas minat mahasiswa menjadi sangat rendah terhadap Organisasi yang ada di tingkat Universitas. Pasalnya nilai Point kegiatan di fakultas yang sifatnya kepanitian lebih tinggi dari organisasi yang di tingkat universitas. Untuk itu perlu ada sinergi nilai SKP antara yang di fakultas dengan yang di Universitas. “kalau tidak dilakukan pembenahan dengan segera organisasi kemahasiswaan yang ada di tingkat unversits khususnya akan semakin sepi peminatnya” ungkap adji prakoso preside bem unud. Kondisi demikian jelas terlihat dari tidak aktifnya beberapa UKM akibat tidak ada mahasiswa yang masuk menjadi anggota seperti UKM Resimen Mahasiswa.
Selain fasilitas, kemahasiswaan dan pembangunan masalah yang tak kunjung usai adalah masalah keuangan. Belum adanya acuan baku dalam pencairan membuat mahasiswa masih kebingungan dengan keterangan mekanisme yang diberikan Biro Adminitrasi Kemahasiswaan (BAK) unud. Adji prakoso mengatakan Kedepannya harus segera mendesak pihak rector dan jajarannya untuk membuat acuan pencairan dana perbantuan agar tidak lagi terulang kejadian mahasiswa di berikan informasi yang berbeda-beda dari pihak BAK.
Dari hasil mimbar yang diselenggarakan para mahasiswa sangat berharap pihak rektorat lebih tanggap dengan apa yang di sampaikan mahasiswa. Karena selama ini kesannya pihak rektorat acuh tak acuh dengan apa yang di sampaikan mahasiswa, terbukti dengan seringnya diadakan pertemuan-pertemuan yang serupa untuk membahas permasalahan yang sama yang terjadi di udayana.