
Hampir satu tahun berlalu setelah pemerintah secara resmi mengakui adanya kasus infeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia, namun situasi pandemi ini tak kunjung berakhir. Tahun 2020 merupakan tahun terberat karena kehidupan masyarakat kian berubah drastis. Menurut data Kementrian Kesehatan, angka resmi kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia sudah melampaui jumlah kasus di Cina sebagai negeri pusat penyebaran virus ini. Dampak signifikan yang ditimbulkan dari adanya pandemi ini makin hari makin terlihat. Pandemi sungguhlah menggerogoti kehidupan masyarakat. Pulau Bali khususnya, merasakan dampak yang besar terhadap sektor pariwisata.
Lumpuhnya sektor pariwisata di Bali akibat dari adanya pandemi Covid-19 ini sangat dirasakan oleh mayoritas pekerja pariwisata hingga pedagang acung yang kerap kali berdagang di daerah pariwisata. Tempat makan, pusat perbelanjaan, hingga hotel-hotel yang biasanya ramai oleh wisatawan, kini tampak kosong. “Sudah dari bulan April tahun 2020 lalu hotel tempat saya bekerja sudah tutup. Soalnya kan ada pandemi ini sudah sampai jalan-jalan di sekitar Kuta juga sudah sepi sekali,” tutur I Made Sukanta selaku pekerja pariwisata di Bali. Menurutnya, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, kerabat-kerabatnya yang mayoritas pekerja pariwisata tidak dapat hidup dengan layak.
Dampak dari pandemi yang tak kunjung usai ini juga dirasakan oleh seorang pemilik villa di Kawasan Kuta dan Sanur, yaitu Darayani. “Biasanya ada saja tamu yang menyewa villa, tapi ini dari awal pandemi sudah jarang banget ada tamu. Paling ada satu atau dua kali tamu lokal nyewa ini,” ucapnya. Kebertahanan masyarakat terutama yang bekerja di sektor pariwisata saat ini sungguh diuji. Ditinjau dari keadaan saat ini yang menurut Darayani sendiri, tentunya tidak semua elemen masyarakat dapat bertahan.
Penulis: Neva
Penyunting: Dewik