Netanya Larasati atau akrab disapa Neta, merupakan sosok gadis kelahiran Batam yang begitu mencintai kebudayaan dan kesenian Bali. Kecintaan Neta kepada kebudayaan dan kesenian Bali bukan tanpa alasan. Hal tersebut sudah diwariskan oleh kedua orang tuanya yang lahir di Bali. “Awalnya sih diajari tari Bali oleh mama sejak duduk di bangku TK dan aku suka dengan itu (tari Bali),” ujar Neta. Sejak kecil, ia sudah familiar dengan kebudayaan dan kesenian yang telah diwariskan oleh leluhurnya. Kegemaran menari semakin dirasakan Neta ketika ia menemukan ketenangan disetiap gerakan tari Bali. Melihat potensi Neta, orang tuanya mendaftarkan ia di tempat kursus menari. Beberapa kali ia mengikuti kursus di daerahnya untuk melatih kemampuan menarinya. Salah satunya adalah Gita Jayanti, yang merupakan sebuah sanggar tari Bali di kota Batam. Di sanggar ini, Neta kian mengenal kesenian Bali dari cerita dan pengalaman teman serta pelatih tarinya.
Neta kemudian menuturkan pengalaman-pengalaman pentas selama ia berada di sanggar Gita Jayanti. “Setelah hari raya Nyepi, umat Hindu di kotaku selalu membuat perayaan Dharma Santhi yang mengundang para pejabat. Beberapa kali aku tampil di hadapan walikota dan gubernur”, kenang Neta. Pengalaman berharga tersebut membuat ia bersemangat untuk memperkenalkan kesenian dari tanah kelahiran orang tuanya kepada banyak orang, terutama pada masyarakat kota Batam. Ia ingin mempersembahkan keindahan tarian Bali dengan makna di setiap gerakannya kepada banyak orang. Menurutnya, tari Bali merupakan tarian yang dapat memberikan ketenangan, baik bagi penari maupun penontonnya. Neta yang telah menggeluti kesenian tari Bali selama 13 tahun ini memilih untuk tetap konsisten menari demi melestarikan dan memperkenalkan tari Bali ke masyarakat luas. “Simple aja sih. Tetap mencintai budaya Bali. Itu caraku tetap konsisten”, kata Neta ketika ditanya mengenai cara untuk tetap konsisten.
Neta berharap masyarakat, khususnya anak-anak muda tertarik dengan kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur. Tidak hanya itu, Neta juga berharap minat terhadap kesenian tetap ada atau bahkan meningkat seiring berjalannya waktu. Ia yakin bahwa arus globalisasi tidak akan mampu menghilangkan jati diri seseorang. “Aku harap semakin banyak anak-anak muda yang mau melestarikan dan memperkenalkan tari Bali ke daerah luar karena tarian ini sangat bagus.” tutup Neta.
Penulis : Junilla
Penyunting : Gangga Samala