Pekambingan Membuat Ogoh-Ogoh Senilai 40 Juta Rupiah

Kuda yang menjadi kendaraan dalam cerita konta karna

Ada yang nampak berbeda di ruas jalan Diponegoro 110 Denpasar Senin 19 Maret 2012 lalu. Kemacetan diperparah oleh banyaknya pengguna jalan yang sengaja berhenti untuk berfoto bersama ogoh-ogoh karya STT (Sekaha Truna Truni) Banjar Pekambingan Denpasar.

Dalam rangka festival ogoh-ogoh dan hari raya Nyepi, STT Banjar Pekambingan membuat ogoh-ogoh yang bertemakan “Konta Karna” , sebuah kisah tentang Korawa melawan Pandawa yang mana pada akhirnya Konta berhasil membunuh Gatotkaca yang kulitnya keras, dan Karna yang berhasil dibunuh oleh Pasopati.

Ogoh-ogoh yang mereka buat mampu menarik perhatian orang yang lewat di sekitaran jalan Diponegoro Denpasar. Tak sedikit pula yang mengabadikan ogoh-ogoh tersebut di dalam handphone mereka.

Ogoh-ogoh yang mulai di garap pada awal Januari 2012 ini merupakan salah satu peserta festival ogoh-ogoh yang akan di adakan di wilayah Puputan pada tanggal 22 Maret 2012. Rencananya setelah diarak di Puputan Ogoh-ogoh ini juga diarak di sekitar Banjar Pekambingan guna memenuhi tradisi Pengrupukan sebelum memasuki Nyepi.

“Untuk masalah pendanaan ogoh-ogoh ini, selain mendapat bantuan Kodya Denpasar berupa uang pembinaan, juga di bantu dari Kas Banjar dan donasi warga Banjar Pekambingan,” tutur Eka, salah satu warga yang menggarap ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh yang digarap sekitar 50 orang ini diperkirakan sudah menghabiskan dana sekitar 40 juta rupiah.

Semangat para Truna Banjar Pekambingan ini sangat baik untuk ditiru, mereka benar-benar mengabdi/ngayah (tanpa bayaran) terhadap Banjar mereka. Acara semacam ini juga dapat mempersatukan dan mempererat tari persaudaraan antar pemuda di sebuah Banjar, termasuk Banjar Pekambingan. Orang Bali seharusnya bersyukur mempunyai beragam budaya termasuk ogoh-ogoh yang selain sebagai pemerkaya seni budaya yang ada, juga sebagai pemersatu pemuda-pemudi di Bali.

DHAMMA

You May Also Like