“Tidak ada aturan menulis dengan baik, yang penting menulis, semua hal ditulis. Pokoknya tekun, belajar terus menulis, menulis, dan menulis,” sahut Try Haryono, editor Harian Kompas (20/1) lalu.
Jurnalisme Warga
Saat menjadi pembicara Workshop Citizen Jurnalism serangkaian acara Muda Creativity 5th Anniversary, Try mengatakan jurnalis warga dapat menutupi kelemahan-kelemahan media cetak dan elektronik yang memiliki kemampuan terbatas. Nyatanya, suatu bangsa akan maju apabila banyak membaca dan menulis. Karena perkembangan suatu bangsa tersebut lebih banyak dikenal melalui tulisan yang tentu mencatat kearifan lokal.
“Masih sedikit anak muda yang suka menulis, dari baca saja sudah malas, apalagi menulis,” terang Yunita Putri, peserta workshop. Padahal menurut dia, menulis itu dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan yang unik. Seperti yang dijelaskan Try, menulis dapat menghasilkan uang karena ketika warga menulis dan dikirim, kemudian akan dibeli oleh media.
Lain halnya bagi Intan Paramitha, peserta workshop yang sudah biasa menulis. Menurutnya, dalam mengikuti workshop ini, dia jadikan pembanding saja, namun dengan durasi 1,5 jam dia mengaku sudah membentuk dasar dan memperkaya diri mengenai jurnalis warga.
Lingkungan
Berdasarkan tema Muda Creativity 5th Anniversary yaitu Investo : investasikan energimu untuk bumi, Wianda Pusponegoro, pembicara dari Pertamina Foundation mengajak generasi muda untuk mencintai lingkungan dengan menanam pohon. “Belajar, berbagi, bergerak bersama mengajak teman-teman menanam pohon,” ajak Wianda. Ia menegaskan generasi muda harus menginvestasikan waktunya untuk mewujudkan ide kreatif demi menyelamatkan lingkungan.Try Haryono juga berpendapat, generasi muda sekarang sudah luar biasa, mereka sudah aktif menggerakkan komunitas, menanam pohon, naik sepeda, membuat lubang biopori yang merupakan gerakan kembali ke alam. “Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk memperbaiki lingkungan. Semua bisa dilakukan dari diri sendiri, hal kecil, dan hari ini,” jelasnya. (dwi)
