Setelah maraknya berbagai isu pasca Pemira Unud lalu, kini Badan Ekstekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa (BEM PM) Unud mulai menjajaki awal baru dengan ditetapkannya seorang Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma).
Setelah melalui beberapa kali konsolidasi dengan lembaga eksekutif dan legislatif, kini Othniel telah resmi ditetapkan sebagai Wapresma BEM PM mendampingi Darryl Dwiputra atau yang kerap disapa Darryl dalam Kabinet Harmoni Cita Udayana. “Saat konsolidasi, saya bersama 13 fakultas berdiskusi, hingga akhirnya sepakat bahwa Darryl memiliki hak prerogatif untuk memilih Wapresma dan nanti akan dikukuhkan oleh DPM PM melalui mekanisme yang sudah dilihat dari AD/ART,” ungkap Darryl sebelumnya.
Sebelum sampai pada tahap tersebut, banyak kebingungan dan perdebatan yang terdengar di kalangan mahasiswa Universitas Udayana (Unud) terkait gonjang-ganjing posisi Wapresma BEM PM Unud, sehingga Dewan Perwakilan Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa (DPM PM) memfasilitasi sebuah wadah penyerapan aspirasi berupa Rapat Dengar Pendapat Pemerintahan Mahasiswa (PM) Unud pada Sabtu (12/3) lalu.
Bertempat di Aula SKB Disdikpora Kabupaten Badung, kegiatan ini dihadiri oleh BEM PM Unud, perwakilan lembaga eksekutif dan legislatif di tingkat fakultas, serta perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan Unud. “DPM mengadakan Rapat Dengar Pendapat karena memang hasil Pemira hanya menghasilkan Presma dan tidak ditemukan jalan keluar lain yang ada di AD/ART PM Unud, sehingga melalui kegiatan ini kita mengetahui solusi yang ditawarkan dari lembaga fakultas, UKM dan LPM,” ungkap I Gusti Ngurah Sentana Putra yang karib disapa Ngurah selaku Ketua DPM PM Unud.
Darryl turut mengungkapkan urgensi adanya Wapresma BEM PM ini, salah satunya karena dalam AD/ART tidak mengamini jika Presma untuk berdiri sendiri. “Ketika berbicara mengenai kepemimpinan, akan sangat diktator ketika Darryl harus berdiri sendiri. Selain itu, karena alasan dari fungsional BEM, dimana BEM terdiri dari ratusan fungsionaris dan saya butuh penyeimbang dari segi bekerja, moral, dan emosional,” tambah Darryl.
Kegiatan Rapat Dengar Pendapat tersebut berlangsung alot hingga mendapatkan kesepakatan bahwa setiap lembaga fakultas wajib untuk melakukan rapat koordinasi atau konsolidasi sesuai dengan AD/ART masing-masing untuk mendiskusikan mengenai posisi Wapresma BEM PM Unud.
Lebih lanjut, guna menyampaikan hasil dari rapat koordinasi atau konsolidasi yang telah dilakukan masing-masing lembaga fakultas, maka DPM PM Unud menggelar Sidang Pleno pada Minggu (20/3) di Aula Student Center Lt.4 Unud. Secara bergilir perwakilan lembaga fakultas menyampaikan hasil serap pendapat yang telah dilakukan, dan didapatkan hasil bahwa sebanyak delapan fakultas menyetujui ditetapkannya Othniel sebagai Wapresma, tiga fakultas tidak setuju dan menyarankan beberapa opsi lain, serta dua fakultas lainnya tidak mengonfirmasi.
“Menurut saya pribadi permasalahan wakil ini layaknya bola panas, tak perlu kita terlalu panaskan lagi, sudah panas. Jadi cara idealnya cukup dari DPM dan unsur PM lain ikut serta menyosialisasikan bagaimana tahapan dari awal hingga akhir hingga mendapatkan nama Othniel sebagai Wapresma dan kita tunggu tanggapan publik terkait hal ini,” ujar Ngurah.
Selain itu, beberapa lembaga fakultas sempat menyarankan dilakukannya Musyawarah Mahasiswa (Musma) Luar Biasa. Fajar Khun Faqih selaku Wakil Ketua DPM PM Unud menyanggah hal tersebut, menurutnya Musma Luar Biasa atau dalam AD/ART disebut dengan Sidang Umum Istimewa tidak dapat dilakukan karena hal tersebut digelar hanya untuk memilih dan mengangkat Presma dan Wapresma jika Presma atau Wapresma sebelumnya meninggal dunia atau tidak mampu menjalankan tugasnya, sedangkan posisi saat ini masih belum jelas. Selain itu, PPM Pemira juga belum mengatur hal yang terjadi saat ini. “Makanya kita menggunakan sistem pleno dari seluruh anggota PM untuk mendapatkan legitimasi, yang perlu kami garis bawahi adalah kami tidak ingin melanggar AD/ART,” tambahnya.
Kembali melihat keputusan forum yang mayoritas menyetujui Othniel sebagai Wapresma BEM PM Unud. Maka dari itu, Sidang Pleno tersebut dapat dilanjutkan dengan Sidang Paripurna Penetapan Presma dan Wapresma BEM PM Unud yaitu Darryl dan Othniel.
Seusai itu, kegiatan tersebut ditutup dengan penyampaian sepenggal kata dari Presma BEM PM Unud. Hal ini sekaligus menjadi momentum awal kepemimpinan Kabinet Harmoni Cita Udayana. “Selanjutnya cara memberitahukan pada mahasiswa Udayana bahwa akhirnya BEM PM Unud memiliki wakil yaitu nantinya akan diperkenalkan langsung oleh BEM PM secara official melalui grand launching dan opening. Pastinya atas dasar sudah dihasilkan pada hari ini yaitu Sidang Paripurna menetapkan Othniel sebagai Wapresma,” tambah Darryl.
Terkait hal ini, Ngurah juga memiliki harapan besar agar seusai permasalahan ini dapat mengembalikan harmonisasi di universitas, fakultas, maupun di UKM, dan terjadinya hal ini tidak menjadi momen berseteru. “Sebenernya masalah ini gak akan timbul jika Pemira kita ideal. Langkah kedepannya DPM yang membuat aturan dari Pemira dan Pemira itu ideal, sehingga tidak ada permasalahan ini kembali,” tutup Ngurah.
Disisi lain, Othniel sebagai Wapresma BEM PM mengungkapkan bahwa harapannya agar kedepan ketika menjadi penyambung lidah rakyat, seluruh elemen mahasiswa dapat menyatu dan saling merangkul. “Karena berkaca dari tahun lalu, mungkin ini jadi evaluasi untuk tahun lalu juga,” ujarnya.
Reporter : Lefira, Kamala
Penulis : Kamala
Penyunting : Kamala, Lefira