Animation Based Culture, Angin Baru Bagi Unud

Seminar dan Workshop Film Animasi, Minggu (26/10), di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran UnudMinggu (26/10), di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran Unud. (Foto:Bhaskara/Aka)
Seminar dan Workshop Film Animasi, Minggu (26/10), di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran UnudMinggu (26/10), di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran Unud. (Foto:Bhaskara/Aka)

“Mengangkat tema Animation Based Culture, saya mendapat angin baru untuk kegiatan kemahasiswaan di Universitas Udayana,” ungkap Pembantu Rektor 3, Dr. I Nyoman Suyatna, S.H., MH dalam Pembukaan Seminar dan Workshop Film Animasi, pada Minggu (26/10), di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran Unud.

Seminar dan Workshop Film Animasi ini, kali pertama diselenggarakan oleh UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Udayana Focus. “Sebenarnya tujuan dari acara ini adalah untuk menambah skill bagi para peserta sehingga mampu bersaing di era globalisasi,” jelas Wakil Ketua Panitia Acara, Kadek Guruh Adi Putra.

Acara terbagi dalam dua sesi, diawali dengan seminar dasar-dasar pembuatan film animasi, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan yang dibawakan oleh W. Joniartha Siada, ST. “Setelah pemberian materi, dilanjutkan dengan workshop atau pelatihan. Disediakan juga empat assistant pembicara untuk memberikan arahan lebih jelas dan membantu peserta jika mengalami kesulitan dalam prakteknya,” ungkap Guruh.

Launching UKM Udayana Focus juga dilaksanakan pada acara pembukaan Seminar dan Workshop Film Animasi ini. “Sebenarnya sudah lama tertunda, sekitar sembilan bulan, namun sekarang baru tercapai,” ungkap Ketua UKM Udayana Focus, Gede Riska Wiradarma.

UKM Udayana Focus yang lahir baru beberapa bulan ini memiliki beberapa divisi, yang terdiri dari Divisi Fotografi, Divisi Vidiografi, Divisi Animasi, dan Divisi Produksi. “Jadi, full banget UKM Focus ini di dalamnya terdapat seni tapi seni yang dalam bentuk digital,” jelas Riska. Dengan adanya empat divisi tersebut, anggota dari UKM Udayana Fokus, bebas memilih divisi berdasarkan minat mereka.

Suyatna berharap, UKM Focus dapat terus membuat kreativitas dengan acara ataupun karya-karya yang dihasilkan, sehingga jangan sampai menjadi sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa yang hanya nama saja. Senada dengan Guruh, ia berharap agar peserta dapat selalu berkarya, karena karya itu tak ada nilainya. Baginya, sebuah karya akan selalu hidup, tak pernah mati.

“Ini program kerja awal, tahun depan supaya bisa lebih baik dari hari ini,” tutup Riska. (Alit)

 

You May Also Like