Mangrove for Love merupakan salah satu kegiatan dari Earth Hour Denpasar tentang pelestarian lingkungan. Aksi ini berlangsung tanggal 22 Februari 2014, pukul 07.30 Wita.
“Ide ini lahir bertepatan untuk memperingati bulan kasih sayang,” jelas Dicky Hartono, ketua Mangrove for Love. Dicky menjelaskan, dengan menjual satu kotak coklat, berarti telah berkontribusi menanam satu pohon mangrove. Coklatnya itu dari buah mangrove (buah pidada) yang diolah oleh istri para nelayan Wanasari. “Sehingga selain membantu pelestarian lingkungan mangrove, ini juga berperan dalam community development nelayan Wanasari,” tambah Dicky.
Sebanyak 150 bibit mangrove tertanam di area Kampoeng Kepiting, Tuban. Peserta yang hadir dalam penanaman ini berjumlah sekitar 36 orang dari anak-anak hingga dewasa. Selain menanam bibit mangrove, peserta juga diajak untuk membersihkan area hutan mangrove.
“Kami dari kelompok nelayan Wanasari sangat membuka kesempatan untuk kalian yang ingin menanam mangrove disini,” ujar Made Sumasa, ketua nelayan Wanasari. Sumasa juga mengajak peserta untuk main kano gratis saat melakukan pembersihan area hutan mangrove. “Setelah melakukan penanaman, harus dilakukan monitoring secara berkala karena bibit itu seperti bayi yang perlu dirawat,” tambah Agus Diana, salah satu nelayan Wanasari.
“Rencana kedepan, kegiatan ini menjadi sebuah konsep konservasi dari Earth Hour Denpasar,” ungkap Ika Juliana, koordinator Earth Hour Denpasar. Ika juga menjelaskan akar mangrove dapat menyerap karbon 70% lebih banyak daripada daunnya. “Maka sangat penting bagi kita menyelamatkan hutan mangrove,” imbuhnya. (dj)