Desa wisata di Bali mengalami nasib berbeda-beda, ada yang sukses mengembangkannya namun dan ada pula yang kurang berhasil atau tidak berkembang sama sekali.
Pariwisata di pulau Bali, pulau yang juga dikenal dengan Pulau Dewata, memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Nama Bali sudah menjadi ikon pariwisata nasional dan sudah diakui oleh dunia internasional. Pariwisata Bali yang berlandaskan akan seni budaya dan adat istiadat telah mengibarkan nama Bali ke mancanegara.
Banyak produk pariwisata yang ditawarkan di pulau seribu pura ini salah satunya adalah produk desa wisata, yakni desa yang mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah dan pusat untuk dapat menjadi tujuan wisata. Desa wisata menawarkan banyak produk wisata, diantaranya adalah wisata budaya seni adat istiadat, kuliner dan wisata alam. Keberadaan desa wisata diharapkan dapat menaikkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan penghasilan warga desa agar menjadi lebih baik, selain itu juga untuk menambah produk pariwisata yang ditawarkan bagi wisatawan yang melancong ke Bali..
Banyak desa yang telah berhasil menjadi desa wisata sebut saja Desa Penglipuran, Sangeh, Sukawati, Bedulu, dan Kertalangu, desa ini adalah beberapa desa yang berhasil mengembangkan pariwisatanya. Tetapi di samping keberhasilan desa wisata tersebut terdapat beberapa desa yang gagal mengembangkan pariwisatanya, Desa Pangsan menjadi salah satu desa yang gagal dalam pengembangannya, kegagalan dari desa Pangsan menurut masyarakat karena kurangnya promosi yang dilakukan untuk desa ini, padahal wisata alam, kuliner dan budaya yang ditawarkan cukup menarik, selain itu dari fasilitas dan akomodasi pariwisata juga sudah siap.
Gagal berkembangnya sebuah desa menjadi desa wisata dapat disebabkan oleh banyak faktor yang menghantui pembangunan desa wisata ini. Namun pembinaan dan pengembangan yang hanya galak di awal menjadi faktor yang paling berpengaruh pada pada kemajuan perkembangan wisata desa tersebut. Selain itu faktor promosi, letak geografis, wisata yang ditawarkan dan kesinambungan pembinaan pariwisata juga mempengaruhi persentase keberhasilan sebuah desa wisata mengelola pariwisatanya.
Masalah pembinaan dan promosi adalah masalah yang umum dan dijumpai pada kebanyakan desa wisata, disaat masyarakat sudah antusias menjalankan program pemerintah ini tidak dibarengi dukungan yang berkesinambungan dari pemerintah tidak akan dapat berjalan dengan maksimal. Konsistensi pemerintah masih sangat diperlukan untuk membangun sebuah desa wisata karena kita tahu desa wisata tidak akan bisa berjalan tanpa ada campur tangan pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pemerintah memegang peranan sebagai pembina, promotor, fasilitator pemasaran dan pemberi rekomendasi untuk ikut mengembangkan desa wisata, jika tidak ada sinergi dari pemerintah dan masyarakat desa terkait maka dapat dipastikan bahwa desa wisata tersebut tidak akan dapat berkembang.
Permasalahan desa wisata yang gagal berkembang seharusnya cepat ditanggapi oleh pemerintah selaku pembina desa wisata sekaligus promotor desa wisata. Namun dari masyarakat sendiri juga tidak boleh hanya bergantung pada pemerintah, tapi seharusnya juga mencari inovasi baru untuk mengembangkan desa wisata mereka. Jadi jika desa wisata ingin berkembang dan maju perlu adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk memajukan program desa wisata di desanya. (gunawan)