Rubrik Kelana kembali hadir tahun ini di Hawaii Van Bally, julukan yang disematkan kepada Kabupaten Badung itu, dengan mengusung tema besar pariwisata di Kabupaten Badung. Mengiringi tim konvergensi online, cetak, dan litbang dalam menyoroti gemerlap kehidupan pariwisata di kabupaten terkaya di Bali itu.
Pariwisata sebagai salah satu sektor terbesar penyokong ekonomi Bali, menjadi tulang punggung yang krusial dalam kehidupan masyarakat pulau dewata ini. Keindahan alam Pulau Bali mulai dari hamparan pasir putih pantainya hingga hijaunya sawah berundak-undak dan alam bali yang menyejukkan mata. Dibalik kemewahan dan kemegahan branding Bali yang kita lihat, terlihat beberapa lubang yang menjadikan pulau ini tidak semulus jalan aspal baru. Melihat latar belakang ini membawa Jelajah Jurnalistik 2024 pada topik besar yaitu pariwisata yang menitik beratkan pada pariwisata di Kabupaten Badung, kabupaten terkaya di Provinsi Bali.
Dayu Wida selaku Pemimpin Umum Pers Akademika memberikan pandangannya terkait pemilihan topik pariwisata ini “Pariwisata dipilih sebagai tema Jejur tahun ini karena persoalan mengenai pariwisata khususnya di Bali memang tidak pernah jadi persoalan yang “basi” sebenarnya. Semakin ke sini banyak problem dalam pariwisata yang berdampak bagi ruang hidup masyarakat termasuk alamnya. Sehingga peranan pers dibutuhkan untuk menggugah kesadaran dan kepedulian bahwa sebenarnya persoalan pariwisata tidak bisa dianggap remeh” ungkapnya saat diwawancarai pada hari minggu lalu (07/07). Pemilihan Kabupaten Badung menjadi penting dikarenakan pariwisata Bali berkembang dan padat pada kabupaten ini. “karena kalau kita membahas persoalan pariwisata di Bali, Badung itu bisa dibilang sentra pariwisatanya, kepadatannya di sana” ungkapnya
Seri Jelajah Jurnalistik ini akan menghasilkan luaran berupa hasil pengintegrasian ide dan isu yang digarap oleh masing-masing tim konvergensi. Adapun tim konvergensi tersebut yakni konvergensi online, cetak dan juga riset. Setiap tim akan berdiskusi mengenai topik yang akan dibawakan dalam rapat mingguan sebagai forum utama. Luaran yang dikeluarkan pun beragam mulai dari kabar (tulisan dari tim konvergensi online-red), reels, infografis, dan juga buku yang berkaitan dengan isu pariwisata dan semua luaran yang digali oleh tim konvergensi selama menjelajah Kabupaten Badung selama kurun waktu 4 hari. Selain berfokus pada varian jelajah, jejur tahun ini juga mengadakan PJTD (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar) yang membidik Sekolah Dasar daerah Badung utara.
Menyasar Pariwisata sebagai topik utama dalam kegiatan jejur tahun 2024 kali ini, tampak sedikit tidaknya menyebabkan kebingungan yang dialami oleh tim konvergensi pun dengan ketua konvergensi 2024 yakni Dian Purnami, ia sedikit bercerita terkait bagaimana susahnya untuk memfokuskan tema kali ini pada pariwisata “Untuk memfokuskan pariwisata sebagai tema besar cukup sulit untuk aku sebagai ketua dan temen temen konvergensi juga. Karena kan, di Bali, utamanya di Badung, dari bertahun-tahun yang lalu tonggak perekonomian kita di bidang pariwisata. Budaya masyarakat Badung juga tidak jauh dari dunia pariwisata. jadi, secara ga langsung, seluruh hal yang terjadi di masyarakat terintegrasi dengan pariwisata. Jadi, kita bener bener harus memilih dan memilah mana isu yang perspektifnya pas untuk diangkat dan bisa kita jangkau.” ungkap mahasiswi prodi teknik industri tersebut.
Ada kalanya rapat berlangsung alot. Tim konvergensi media tersendat dalam penentuan luas cakupan dari tema pariwisata tersebut, dengan iringan suara kipas angin menjadikan sekretariat Pers Akademika sedikit ribut dengan suara sahut menyahut antar tim konvergensi. Tanggal 29 Juni menjadi hari untuk tracking, isu-isu yang sudah dihimpun oleh setiap tim konvergensi akan di cek dan diluruskan faktanya. Dengan isu dari masing-masing tim dipetakan, menghasilkan 8 desa jelajah yang dibagi menjadi jelajah Badung Utara dan Badung Selatan, adapun ke-delapan desa jelajah tersebut adalah Mengwi, Abiansemal, Sangeh, Petang, Kuta, Kuta Selatan, Jimbaran, dan juga Tanjung Benoa. Pada pertengahan Juli mendatang, tim konvergensi media dan panitia pelaksana akan memulai penjelajahan desa selama 4 hari. Selama waktu tersebut, mereka akan mengakomodir berbagai kegiatan, berinteraksi dengan warga setempat, dan mendokumentasikan untuk dicantumkan dalam luaran tim.
Kegiatan tracking dimulai awal di pagi hari agar bisa menyusuri setiap desa yang ditetapkan, membagi armada menjadi Badung Utara dan Badung Selatan diperlukan dikarenakan luas Kabupaten Badung yang memanjang dan tidak akan memadai jika tracking dilakukan hanya satu jalur saja. Adanya pembagian armada, menjadikan komunikasi menjadi salah satu kelemahannya, hal itu dibenarkan oleh salah satu anggota, Wulan sebagai salah satu tim konvergensi “mungkin karena kita turun dibagi armada dan ga per divisi, jadi ada beberapa isu yg aku pribadi merasa sebenarnya bisa pas turun lebih dikulik lagi biar dapet narsum gitu dan aku rasa pas turun kemarin, karena ada beberapa isu yang masih agak membingungkan dan ga semua paham detailnya (hanya garis besarnya), jadinya ketika wawancara langsung di tempat itu ada beberapa yang kurang dapet infonya begitu”.
Meskipun menghadapi kendala dalam proses tracking, tim konvergensi mengatasi setiap rintangan dengan senyum dan tawa. Tegar koor konvergensi online memberikan harapannya untuk kelancaran proses turun saat hari-H “Harapannya semoga berjalan lancar, aku dan timku bisa meminimalisir kesalahan dalam peliputan. dan semoga selesai wawancara narasumber, tulisannya bisa selesai cepet. yang penting juga, semoga konvergensi ini bisa jadi pengalaman yg luar biasa buat setiap orang di timku dan bisa mereka jadiin pelajaran untuk upgrade diri sehingga kenang-kenangan waktu konvergensi ga mudah mereka lupain”. Sesuai dengan tema kegiatan “Rubrik Kelana: Jejak Mahligai Wisata di Tanah Mangupura” tema ini diharapkan dapat menghantarkan teman-teman konvergensi dalam perjalanan merangkai keresahan dan kekhawatiran masyarakat di tengah megahnya industri pariwisata di Mangupura, sekaligus belajar tentang bagaimana sebetulnya dinamika pariwisata yang sangat kokoh mempengaruhi setiap lini kehidupan masyarakat, khususnya di daerah Badung.
Penulis : Dyana
Penyunting : Gung Vita