Terinspirasi dari influencer di media sosial mengantarkannya pada dunia debat yang ia geluti saat ini. Berkat debat, Moses Jehezkiel mendapati dirinya menjadi sosok yang lebih kritis dan mempunyai pandangan komprehensif.
Sebagian orang mungkin merasa bahwa media sosial hanya memicu kecanduan dan bersifat merugikan. Bagaikan dua sisi pada sebilah pisau, dibalik itu media sosial juga memiliki sejumlah sisi positifnya. Itulah yang dirasakan Moses Jehezkiel. Dari dunia di balik monitor itu, Moses menemukan dirinya jatuh pada dunia yang diwarnai dengan anggar pikiran dan dialektika itu.
Meskipun awalnya tanpa pengalaman dan pemahaman yang kuat tentang public speaking, inspirasi dari influencer di media sosial mendorongnya untuk memulai karier debatnya. Dengan kepercayaan diri yang kokoh, ia meraih peringkat 10 dari 170 peserta pada lomba pertamanya. Ia mengakui bahwa saat mengikuti lomba ia tidak merasa terbebani sedikitpun walaupun dengan banyak peserta 170 orang tersebut, “Tapi aku gak gampang ter-pressure begitu aja walau pada saat itu. Total peserta ada 170-an, dan pas lomba bener-bener ngalir gitu aja buat nge-rebuttle tiap mosi,” ujar Moses saat diwawancarai pada Rabu (29/5) lalu.
“Capek boleh, tapi harus bangkit,” ucapnya, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Udayana yang telah berhasil melampaui kendala dan mencapai prestasi gemilang dalam dunia debat.
Debat berperan besar dalam hidup mahasiswa semester enam ini. Sejak menyelami dunia debat, ia mengaku jadi lebih up to date dan lebih open minded untuk mengkritisi setiap permasalahan yang ada. “Waktu itu perihal kalah masih jadi hal yang memilukan sampai hilang semangat dan serba kepikiran, belum bisa memaknai arti kekalahan. Cara mengatasinya itu aku belajar lebih mengerti diri sendiri lagi, belajar menerima peliknya realitas, dan coba berjuang lagi. Menang-kalah merupakan hal normal, kalah memang memilukan untuk seseorang yang memiliki ambisi kuat seperti Moses, namun, rasa down ini harus didobrak.
Kisah Moses menggarap debat menjadi cerminan perjuangan dan semangatnya. Setiap kekalahan adalah ujian yang membangun, bukan akhir dari segalanya, yang mendorong kita untuk introspeksi lebih dalam, menerima kompleksitas kehidupan, dan terus melangkah maju. Debat tidak hanya mengasah kemampuan berbicara, tetapi juga membuka pikiran Moses untuk memahami setiap permasalahan dengan sudut pandang yang lebih luas.
Tak hanya berdebat, Moses juga menyalurkan bakat menulisnya melalui platform Medium, menunjukkan komitmen dan keinginannya untuk terus berkembang. Dengan semangat belajar yang tinggi, Moses berharap untuk terus meniti karier di bidang yang menjadi passion-nya, memperluas pengalaman dan wawasan, dan meraih lebih banyak prestasi di masa depan.
Moses berharap untuk terus menjadi lebih baik dari yang sekarang. Pada dasarnya, manusia tidak pernah berhenti belajar dan berusaha. Ia akan terus berkarier di bidang yang menjadi passion-nya dan mencoba hal-hal baru untuk menambah pengalaman serta wawasan. Dengan semangat belajar yang tinggi, Moses yakin akan mencapai lebih banyak prestasi di masa depan.
Penulis: Yemima, Thiwi
Penyunting : Debi, Dyn