Pembangunan sarana wisata di Bali tak jarang mengorbankan lingkungan. Salah satunya pembangunan villa dan restoran di sempadan pantai. Meski menguntungkan dari segi komersial, yang membuat sarana wisata mendapat poin plus dari sisi view-nya, pelanggaran sempadan pantai ini membuat tingkat abrasi pantai meningkat.
“Air laut memang sering naik menggenangi warung saya, bahkan sampai ke jalan. Tapi pedagang di sini sudah biasa, jadi tidak ada rasa takut lagi,” tutur Ketut Bambang, salah satu pedagang makanan di Pantai Lebih. Ia dan warga Lebih lainnya telah mengetahui pantai Lebih telah terabrasi sejak dulu. Tetapi warga merasa aman-aman saja membangun warung di tepi pantai, meski sudah banyak bangunan yang tergerus air laut. Sebutlah wantilan desa dan balawista milik pemerintah yang kini sudah jauh tenggelam di dasar laut akibat pengikisan pantai ke arah utara sejauh… selengkapnya baca di http://issuu.com/akademika/docs/persakademika.com