Lima Ratus Ribu untuk Hidup Sebulan

Kamis, 21 Juli 2011 bertempat di Gedung Auditorium Widyasabha,  Panitia KKN PPM periode III tahun 2011 kembali melepas 621 orang mahasiswa yang akan ditempatkan ke beberapa daerah untuk mengadakan Kuliah Kerja Nyata Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (KKN PPM). Jumlah keseluruhan peserta ini berasal dari 7 Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, Fakultas Hukum, Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Peternakan. Nantinya mereka akan ditempatkan secara menyebar di  8 kabupaten dan 30 desa yang tersebar di Provinsi  Bali.

Peserta KKN PPM Unud periode III ini sebelumnya telah diberikan pembekalan  oleh panitia dan juga telah membayar sebesar Rp 400.000 untuk  biaya pengadaan kaos, topi, pin, dan tas, biaya buku pedoman KKN, Konsumsi pembekalan, bimbingan umum, dan ujian. Namun, sangat disayangkan biaya pengadaan kaos,topi, pin dan tas  sebesar Rp 200.000 tidaklah sebanding dengan kontribusi yang diberikan oleh panitia. Dari harga yang sama mahasiswa hanya mendapat sebuah kaos dan topi, sisanya nihil.
Menurut keterangan dari Wakil Ketua Panitia KKN PPM Unud periode III Putu Ari Astawa, dana tersebut di alokasikan ke anggaran yang berbeda. “Untuk tas dan pin memang tidak kami berikan namun dananya sudah kami alokasikan untuk dana pemondokan,”ujarnya ketika ditemui selepas upacara pelepasan mahasiswa peserta KKN kemarin. Biaya pemondokan yang hanya diberikan sebesar Rp 500.000 untuk satu kelompok nampaknya masih tidak realistis dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh mahasiswa.

Selanjutnya ketika mahasiswa akan menjalankan program yang telah disusunnya untuk KKN PPM ini, dana yang nantinya digunakan  bukanlah berasal dari dana anggaran universitas, melainkan mahasiswa harus menalangi bersama biaya selama kegiatan KKN berlangsung. Menurut Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unud, Prof.Dr.Ir I Ketut Satriawan,MT., dana untuk KKN memakai dana yang sudah di post-kan tahun lalu. “Anggaran dana tahun ini memakai dana yang telah direnjakan tahun lalu, sehingga tahun ini hanya dapat memberikan sebesar lima ratus ribu.”ungkapnya.

Beberapa mahasiswa pun mengeluh dengan kontribusi yang tidak sebanding dengan biaya yang mereka bayar.  Seperti yang diungkapkan Dwisada Purnamayadi, Mahasiswa Fakultas MIPA ini sangat menyayangkan biaya tersebut. “ Sangat disayangkan sekali. Name tag kita gak dapet, belum lagi dana bantuan yang diberikan hanya seperlima dari yang di ajukan, kalau dari segi pembayaran dan kontribusi masih kurang memuaskan.” Ungkapnya. Berbeda dengan Hidayat, Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian ini mengaku cukup puas dengan kontribusi yang di dapat, walaupun masih banyak  realisasi dana yang tidak masuk akal. “Kalau kontribusi saya rasa sudah cukup, walaupun sebenarnya kalau di lihat di anggaran biaya konsumsi tidak ada snack kotak seharga tiga puluh lima ribu, mungkin kalau gak dapat tas sama pin karena dialihkan ke dana pemondokan, tapi sebenarnya masih kurang itu.”tuturnya. Rupanya sikap yang tidak realistis dalam pendanaan kegiatan mahasiswa masih saja diberlakukan oleh pihak rektorat.

You May Also Like