“Tetapi kecuali pancasila adalah satu weltanshauung, satu dasar falsafah, pancasila adalah satu alat pemersatu,yang saya yakin seyakin –yakinnya Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila itu” , kutipan pidato Soekarno 53 tahun silam.
Bertempat di Lantai IV Gedung Widya Sabha Usadha Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) Denpasar, 3 Juni 2011. Seminar dalam rangka memperingati 66 tahun kelahiran pancasila. Unud mengadakan seminar bertemakan “Aktualisasi dan Implementasi pancasila dalam perspektif Berbangsa dan Bernegara” dengan tujuan untuk melakukan aktualisasi dan implementasi nilai – nilai luhur dalam kita berbangsa dan bernegara.
“ hal ini disebabkan karena sejak lahirnya era reformasi secara terang benderang nilai – nilai luhur pancasila yang seharusnya dipakai sebagai kompas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mulai diabaikan, baik dalam tataran supra struktur politik, maupun infra struktur politik. Ujar ketua panitia pelaksana I Gst Ngr Wairocana.
Beriringan dengan semakin tuanya usia pancasila dan semakin banyak masyarakat Indonesia yang melupakan isi dan maknanya. Padahan Pancasila yang mengajarkan agar kita menjadi bangsa yang mandiri dan tidak didikte oleh Negara lain.”the founding of father meyakinkan kita bahwa pendiri bangsa ini adalah mereka yang ingin membangun Negara – Negara berdasarkan scenario-nya sendiri dan tidak mau didikte oleh bangsa lain” ujar Siswono Yudo Husodo mantan aktifis GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) ketika mengisi materi dalam seminar tersebut.
Namun, Bukan saja masyarakatnya kini yang mulai meninggalkan pancasila beserta isi dan maknanya. Pemerintah yang notabene sebagai contoh untuk masyarakatnya tidak jauh beda. “nilai – nilai pancasila bukan saja harus dipatuhi oleh masyarakat . tetapi yang lebih utama justru ditujukan kepada penyelenggara Negara, baik di pusat maupun di daerah”ujar Siswono Yudo Husodo.
Berbeda dengan Siswono, Yudi Latif, penulia Buku Negara Paripurna : Historisitas, Rasionalitas,dan AktualitasPancasila, menjelaskan bahwa saat ini pancasila hanya didekati secara Vertikal yaitu hanya pemerintah saja. “ketika pancasila hanya didekati secara Vertikal, yaitu oleh pemerintah saja seperti yang terjadi saat ini . ketika perkataan dan perbuatan yang dilakukan oleh mereka berbeda, rakyat sudah tidak percaya lagi dengan pancasila” kata Yudi Latif saat menjadi pembicara.
Yudi latif mengharapkan bahwa pancasila harus didekati secara horizontal artinya semua harus terlibat. “yang harus dilakukan saat ini adalah melihat pancasila secara horizontal, artinya seluruh harus terlibat dalam mensosialisasikan pancasila”, lanjut Latif. Latif berharap walau masyarakat Indonesia terdiri dari sunda, Bali, Jawa, Sumatera dan yang lainnya. kita harus tetap bersatu dalam makna Bhineka Tungggal Ika dan juga memiliki impian yang sama yaitu adil dan Makmur.