Sinar Mentari Demi Kesejahteraan Bahari
Derasnya rintik hujan tidak melunturkan antusias para perwakilan Kelompok Usaha Bersama Nelayan (KUBN) Desa Kusamba untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Azura IDN pada hari Kamis (11/12/2025) di Pantai Segara, Klungkung. Azura IDN merangkul para nelayan pesisir Kusamba dalam pelatihan penggunaan solar charging station yang dilaksanakan untuk menekan biaya operasional nelayan melalui distribusi mesin berbasis listrik dengan penyediaan akses energi mandiri.
Dilansir dari FITRA, menurut Dani Setiawan (2022) selaku Ketua Umum Nelayan Tradisional Indonesia, pengeluaran terbesar dalam biaya operasional melaut berasal dari BBM yang menghabiskan 60-70% dari penghasilan nelayan. Selama bertahun-tahun, para nelayan di Kusamba bergantung pada penggunaan BBM sebagai bahan bakar kapal. Penghasilan yang tak menentu dan tingginya pengeluaran menjadi beban besar bagi keluarga nelayan kecil. Tak hanya membebani keluarga nelayan, penggunaan BBM dalam mesin kapal juga merusak kesehatan alam lewat jejak karbon yang dihasilkan (Santosa, 2020).
Melihat beban tersebut, Azura IDN merancang program pemberdayaan bagi komunitas nelayan. Nelayan Lestari, sebuah program dengan tujuan pemberdayaan seluruh keluarga nelayan dengan mendorong penggunaan teknologi baru dan memanfaatkan laut dengan cara yang lebih mensejahterakan alam dan manusia. Melalui program Nelayan Lestari, Azura IDN mengenalkan teknologi ramah lingkungan yang membantu nelayan mengurangi penggunaan BBM, melindungi habitat laut, hingga menambah keuntungan bagi nelayan dengan memotong pengeluaran modal melaut sebesar 70%. Inklusivitas program ini juga ditunjukkan dengan mengajak para perempuan terlibat dalam mengolah hasil tangkapan, serta bagi kalangan pemuda diadakan pelatihan multimedia, teknisi EV (Electric Vehicle), dan kewirausahaan ramah lingkungan.
“Tujuan utama Nelayan Lestari adalah memberdayakan nelayan menggunakan energi terbarukan agar pengeluaran melaut jadi lebih murah, hasil tangkapan lebih banyak dan nelayan lebih sejahtera. Dengan adanya panel surya dan mesin MantaOne menjadi sinergi untuk mencapai tujuan,” jelas Agung Harry Murti, Head of Product Azura IDN.
Perjalanan Nelayan Lestari di Desa Kusamba bermula sejak tahun 2024, tepatnya di Pantai Segara yang menjadi titik utama perputaran ekonomi. Dengan pendekatan secara bertahap, Azura IDN berhasil meyakinkan nelayan Kusamba untuk beralih dari pemakaian mesin ketinting dan mesin tempel menjadi mesin berbasis listrik yang mereka kembangkan. MantaOne, sebuah mesin berbasis listrik yang dikembangkan oleh Azura IDN sejak 2020. Mesin MantaOne dirancang untuk nelayan skala mikro yang berkegiatan menggunakan kapal berkapasitas 5 GT (Gross Tonnage) yang muat untuk menampung 2-4 nelayan atau setara dengan mobil pick-up kecil. Kehadiran mesin ini membantu nelayan memangkas biaya operasional untuk bahan bakar dengan rentetan manfaat lain seperti perawatan unit yang mudah, minimnya kebisingan, hingga alternatif efisien untuk perjalanan dekat.
“Kalau sebelumnya duit hasil tangkapan habis buat beli minyak, pas pakai mesin ini (MantaOne) duit utuh jadi bisa buat bekal melaut, atau beli keperluan lain,” ujar Nengah Sugiarta, selaku salah satu perwakilan KUBN Desa Kusamba.

Mesin MantaOne. Dok: tim Azura IDN
Tak hanya memberi barang pada nelayan, Nelayan Lestari meninggalkan warisan keberlanjutan bagi nelayan Kusamba. Pengadopsian MantaOne di pesisir Pantai Segara tak hanya sebatas serah terima unit dengan nelayan. Namun, berlanjut dengan edukasi dan pemberian fasilitas pendukung seperti pembangunan solar charging station. Pemanfaatan energi matahari melalui panel surya yang berada di atap bangunan charging station, baterai-baterai terpasang menyimpan energi matahari yang diserap di siang hari, energi tersebut kemudian dikonversi menjadi listrik agar dapat dimanfaatkan oleh nelayan untuk mengisi ulang daya MantaOne.


Mesin dan baterai charging station dan kenampakan panel surya dari dalam ruangan. Dok: Pribadi
Solar charging station dihadirkan agar dipergunakan oleh nelayan untuk mengisi ulang daya secara gratis tanpa mengeluarkan biaya sama sekali. Sejalan dengan tujuan tersebut, Azura IDN memperkenalkan solar charging station melalui pelatihan khusus. Pelatihan ini bertujuan untuk mengedukasi nelayan terkait penggunaan charging station tersebut dan mendapatkan akses listrik gratis sebagai sumber energi alternatif guna aktivitas melaut. Program Coordinator Azura IDN, Bendesa Ary berharap agar warga dapat memanfaatkan, menjaga, dan merawat charging station ini. “Charging station ini milik bersama. Bukan hanya milik Azura, namun juga milik kelompok nelayan,” ucapnya dalam sesi penutup pelatihan solar charging station di pantai Segara, Kusamba, Klungkung.


Para perwakilan KUBN dengan pembicara saat pelatihan berlangsung. Dok: Pribadi
Terdapat empat perwakilan KUBN yang mengikuti pelatihan. Para nelayan dibekali dengan informasi seputar alat-alat yang terdapat di charging station, cara penggunaan, cara merawat, hingga prosedur keamanan bila terjadi kerusakan dan hal genting. Sejumlah nelayan peserta pelatihan mengaku merasa sangat terbantu dengan kehadiran charging station di pesisir Pantai Segara. Melalui pelatihan tersebut para nelayan mengaku jauh lebih yakin untuk memanfaatkan charging station tanpa rasa khawatir setelah mendapat penjelasan penggunaan alat.
“Kami merasa sangat terbantu atas pemberian solar charging station untuk kepentingan melaut dan berterima kasih kepada Azura IDN yang bersedia memberi bantuan. Semoga saya dan teman-teman nelayan lainnya dapat mempergunakan dengan baik kedepannya,” ujar Nengah Sugiarta, sebagai perwakilan Kelompok Nelayan.

Head of Product Azura IDN, Agung Harry Murti dengan perwakilan KUBN Desa Kusamba. Dok: Pribadi.
Selanjutnya, para nelayan berharap agar kedepannya fasilitas yang telah diberikan dapat dijaga dan sarana pendukung lainnya dapat ditambahkan. Lebih lanjut, Head of Product Azura IDN, Agung Harry Murti, berharap agar pemerintah lebih mendukung program pemberdayaan nelayan seperti Nelayan Lestari, dengan menjadikan langkah ini sebagai percontohan untuk diadopsi bagi masyarakat pesisir lainnya, bukan sebagai kompetitor. “Hal yang Azura IDN lakukan hanya sebuah langkah kecil, namun bagi para nelayan merupakan langkah yang sangat besar. Agar semua pendapatan nelayan dapat berfokus untuk kesejahteraan mereka, tidak fokus untuk membeli minyak atau bahan bakar, namun pendapatan mereka berfokus untuk mensejahterakan keluarga mereka,” ucapnya.
Penulis: Adinda Khamila
Penyunting: Putri Wara
Referensi:
Santosa, Pramudya. (2020). Studi Kapal Ikan Katamaran Berbasis Energi Fosil. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology. 13. 45-55. 10.21107/jk.v13i1.6141.
Seknas Fitra. (2020). Nelayan: 60%-70% Biaya Operasional Nelayan Melaut Adalah BBM. SeknasFitra.org. (diakses pada 12 Desember 2025). https://seknasfitra.org/nelayan-60-70-biaya-operasional-nelayan-melaut-adalah-bbm/#:~:text=Nelayan:%2060%25%2D70%25%20Biaya,Melaut%20Adalah%20BBM%20%E2%80%93%20Seknas%20FITRA

