Fenomena mewabahnya penyakit AIDS di Indonesia berawal dari ditemukannya seorang lelaki pada tahun 1987 yang meninggal di Rumah Sakit Sanglah Bali. Kematian lelaki berkewarganegaraan Belanda tersebut disebabkan HIV. Hingga akhir tahun 1987 sudah terdiagnosis enam orang yang terjangkit virus HIV dan dua diantaranya sudah positif mengidap AIDS.
Penanggulangan kasus HIV/AIDS khususnya di Bali rupanya belum mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Saat ini tak hanya pemerintah yang harusnya berperan dalam penanggulangannya namun kesadaran berbagai kalangan masyarakat untuk menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual. Dengan begitu peningkatan AIDS dapat ditekan.
Menurut salah satu anggota komisi IV DPRD Bali, Budi Hartawan, meningkatnya kasus HIV/AIDS di Bali masih berkaitan dengan penanganan yang setengah-setengah oleh pemerintah. “Penanganannya masih parsial dan juga belum maksimal dalam pencegahannya,” ungkap Budi. Pasalnya tempat prostitusi yang kian menjamur masih tetap bebas beroperasi. Bahkan belakangan terlihat tempat prostitusi kian menjamur hingga ke daerah pelosok desa.
Tingginya angka pengidap HIV/AIDS juga telah merambah ke usia dini. Banyaknya angka putus sekolah juga mengurangi tingkat kesadaran dalam melakukan hubungan seksual yang sehat. Apalagi pernikahan dini dan pergaulan bebas juga menjadi ‘bom waktu’ bagi Bali.
Pencegahan angka penyebaran HIV/AIDS salahsatunya dapat diatasi dengan memberikan kartu medical check up terhadap para pekerja seks yang aktif melakukan aktivitas seksual. Dengan demikian ketika mereka terdiagnosis mengidap AIDS ataupun terjangkit HIV maka sudah tentu pemerintah kita wajib untuk memberikan pengobatan secara rutin terhadap ODHA. Pembinaan dan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS juga semestinya semakin gencar dilakukan demi generasi yang terhindar dari AIDS.
HENNY R