“Nyepi yang hanya dilakukan oleh warga Bali bisa menghemat banyak energi, apalagi jika seluruh orang di dunia ikut melakukan Earth Hour,” ujar Ni Putu Wulan Romianingsih, koordinator Earth Hour Denpasar pada acara media briefing di Yayasan WWF-Indonesia Jalan Pemuda I No.2 Kamis (17/3).
Earth Hour merupakan kampanye inisiasi publik yang dimulai pada tahun 2007, menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik selama satu jam. Kampanye ini bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan.
Tahun ini komunitas Earth Hour Denpasar akan menyelenggarakan selebrasi Earth Hour 2016 pada tanggal 19 Maret 2016 pukul 17.00 – 21.45 WITA, dengan tema “Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan”. Kegiatan publik ini akan diramaikan oleh street campaign; long march; aksi switch off selama satu jam; pameran isu energi terbarukan oleh sejumlah komunitas, LSM, dan perusahaan; hiburan musik akustik, puisi, tari, stand up comedy, dan lain sebagainya. Dalam acara ini juga akan diperkenalkan Karina Prabasari yang merupakan Puteri Indonesia dari Bali sebagai duta baru Earth Hour.
Komunitas Earth Hour Denpasar tahun ini juga menghimbau hotel-hotel dan beberapa mall besar di Bali untuk ikut berpartisipasi dalam kampanye ini. Jangan kaget jika nanti Beachwalk, LIPPO Mall Kuta dan beberapa hotel-hotel besar di Bali akan gelap gulita selama 1 jam. Berkaitan dengan hal tersebut, Cok Istri Mirahyani, SS.M.Si dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang turut hadir dalam acara media briefing Earth Hour 2016 juga angkat bicara. “Gerakan aksi untuk perubahan iklim ini tidak bisa sendiri. Harus semua pihak mendukungnya baik dari anak-anak, remaja dan orang tua,” tegas perwakilan BLH yang mendukung penuh acara Earth Hour 2016 ini. (Bagus)
