Selasa (25/11), di area Gedung Pasca Sarjana, Clara-Padma berbagi sedikit pemikiran mereka tentang Udayana masa depan.
Menciptakan generasi penerus yang inspiratif merupakan tujuan utama mereka. Menurut Ni Nyoman Clara Listya Dewi, sudah saatnya BEM PM Universitas Udayana mengapresiasikan peran wanita di dalam kepemimpinannya. “Saya rasa sudah saatnya wanita kini tampil,” tegasnya. Alasan itulah yang membuat Clara berani maju mencalonkan dirinya pada tahun ini. Selain itu dia juga merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap organisasi yang dicintainya. Setelah dua tahun menjabat sebagai staf wakil menteri pendidikan dan wakil menteri pendidikan. Sekarang saatnya ia ingin mengabdikan diri menjadi pucuk pimpinan tertinggi organisasi. Dorongan orang sekitar tidak dipungkiri juga menjadi motivasinya.
Melawan pria tidak menjadikannya takut karena baginya semua orang di mata Tuhan itu sama. “Di dunia ini bukan pertama kalinya wanita bertarung melawan pria. Ada Megawati, Cut Nyak Dien dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Pemikiran yang sama menjadikan mereka merasa nyaman untuk berpasangan. Sama-sama ingin menjadikan Udayana lebih baik. Latar belakang organisasi yang baik juga membuat Clara yakin menjadikan Bagus Padmaningrat sebagai partner-nya dalam membangun Udayana.
Melihat kondisi Udayana yang belum dikenal baik, menginspirasi mereka untuk membuat kabinet “Udayana Inspiratif”. Tujuan utamanya membuat Udayana menjadi inspirasi tidak hanya untuk mahasiswa namun bagi masyarakat luas juga. Mengkolaborasikan karya dipandang menjadi salah satu cara menjadikan Udayana inspirasi kalangan luas. Dari yang suka organisasi sampai yang hanya “kuliah-nangkring” semua karyanya dikolaborasikan sehingga menjadikan “Udayana Inspiratif”.
Megenai pakaian putih mereka di setiap baliho yang ditemui itu memiliki makna ketulusan mereka dalam mengabdi. Ia mengatakan tidak ada maksud lain dan hanya kebetulan baju yang mereka miliki sama-sama berwarna putih.
Melalui program kerja (proker) terbaru “Desa Binaan Pesisir”, mereka mencoba memindahkan desa binaan sebelumnya ke wilayah pesisir. Terinpirasi oleh kehidupan anak-anak pesisir yang lebih suka bermain dan memancing daripada belajar. Walaupun di wilayah pesisir sudah ada sekolah tapi mereka masih enggan untuk bersekolah. Menciptakan keseimbangan antara masyarakat hulu dan hilir merupakan tujuan utama proker ini. Selain itu Clara-Padma juga menawarkan forum diskusi yang berbeda dari sebelumnya. Dengan kemasan yang lebih menarik sehingga bisa diikuti semua kalangan mahasiswa.
Selama ini pasangan Clara-Padma masih menggunakan sistem kampanye yang biasa digunakan. Melalui media sosial dan tatap muka dengan mahasiswa di fakultas-fakultas. Namun, di akhir masa kampanyenya pasangan ini menyiapkan sebuah kejutan manis. Ada sesuatu yang baru dan masih mereka rahasiakan sebagai penutup masa kampanye.
Clara berpesan untuk seluruh warga Udayana agar pada tanggal 3 Desember ikut berpartisipasi. Menggunakan hak suara yang dimiliki dengan bijak. “Cerdas-cerdaslah dalam memilih pemimpin yang layak untuk Udayana,” pesannya. (Yuki)