Air terjun Kunto Lampo merupakan destinasi wisata air yang terletak di kelurahan Beng, Kabupaten Gianyar. Begitu indah dengan tirai-tirai air yang jatuh diantara bebatuannya. Tak butuh waktu lama, hanya kurang lebih 30 menit dari pusat Kota Denpasar untuk sampai disana untuk menikmati keindahan alam Desa Beng itu. Tapi jangan lupa, siapkan uang lima ribu rupiah untuk biaya masuknya, karena para penduduk disana telah sepakat untuk menjadikan air terjun itu sebagai tempat wisata asli Desa Beng.
Air terjun ini tidak terlalu tinggi, jadi jalan turun menuju air terjunnya tidak terlalu melelahkan, tapi tidak dipungkiri tetap saja menghasilkan keringat. Kunto Lampo juga mempunyai ciri khasnya sendiri yaitu bebatuan besar yang menjadikannya indah. Inilah yang menjadi daya tarik dari air terjun ini. Banyak wisatawan yang datang untuk sekedar berfoto di atas bebatuan besar itu. Salah satu wisatawan pun mengatakan tujuannya datang ke air terjun ini adalah untuk berfoto diantara bebatuan itu. Air yang mengalir tidak terlalu deras, jadi para wisatawan bisa mandi di bawahnya. Sensasi yang menyegarkan akan menyapa saat terguyur air terjun Kunto Lampo.
Setelah asik basah-basahan bermain air, pengelola air terjun menyediakan fasilitas kamar mandi untuk membilas badan. Hanya saja pengelolaan kamar mandi yang disediakan kurang baik, kamar mandinya kurang bersih dan saluran pembuangan airnya juga sering tersumbat. Wisatawan yang tadinya ingin membilas diri sepertinya menjadi enggan karena melihat kondisi kamar mandinya. Alhasil mereka singgah di kamar mandi hanya untuk mengeringkan diri dan berganti pakaian saja.
Kembali disayangkan tangan-tangan manusia yang usil mengotori air terjun ini. Masih banyak para wisatawan yang hanya mementingkan kepentingan diri mereka sendiri tanpa peduli kelestarian lingkungan disana. Puntung-puntung rokok dan sampah bekas makanan tak jarang ditemukan di sekitar kawasan air terjun, sampah-sampah itu begitu tak sedap dipandang mata dan juga mengurangi keindahan. Pengelola air terjun Kunto Lampo terkadang membersihkannya agar kelestarian alam disana tetap terjaga, namun kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan masih sangat kurang. Masih banyak para wisatawan yang hanya sekedar mencari keindahannya tanpa mau menjaga keindahan itu. Jangan menjadi egois dengan merusak lingkungan, masih banyak generasi kita yang juga ingin merasakan keindahan itu. (Yuki)