Berlokasi di Kesiman, Denpasar, obyek wisata Tukad Bindu menjelma sebagai oase di tengah kota. Tempat ini menjadi lokasi singgah yang tepat bagi siapapun yang merindukan bersihnya udara di tengah polusi kota.
Denpasar dengan hingar-bingarnya masih menyisakan oase untuk menarik nafas segar di tengah polusi perkotaan. Ya, Tukad Bindu adalah oase tersebut. Letaknya ada di jalan Turi Kesiman. Tak jauh dari pusat kota Renon, hanya memakan waktu sekitar 18 menit.
Untuk sampai pada Objek Wisata Tukad Bindu ini terdapat tiga jalan alternatif yang dapat digunakan. Bagi pengendara roda empat dapat memarkirkan mobilnya di jaba gria sebelah banjar Ujung Kesiman, lalu tinggal menyusuri jalan yang ada dengan berjalan kaki. Sedangkan bagi pengendara roda dua, dapat langsung memarkirkan motornya di jaba pura desa ataupun gang Cempaka kemudian menyusuri tangga yang tersedia. Tiba di lokasi Tukad Bindu, hamparan pepohonan dan gemericik suara air akan mengiringi langkah kaki menikmati pemandangan sekitar.
Ida Bagus Made Ary Manik, S.S, selaku ketua Yayasan Tukad Bindu, menuturkan kisah di balik terbentuknya Objek Wisata Tukad Bindu. Bermula di tahun 2010, berangkat dari keresahan dan kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya sungai sebagai penopang kehidupan, penataan Tukad Bindu dimulai. Mulanya, kawasan yang merupakan lahan pribadi masyarakat sekitar ini merupakan teba (red : lahan kosong yang biasanya berada di belakang rumah) yang diperuntukkan sebagai tempat pembuangan sampah “Kalau dulu itu kayak teba. Jadi di sini itu kayak hutan, banyak sampah-sampah. Dulu belum begini, itulah yang kita bersihkan selama setahun,” tutur Beliau (4/2/2022) .
Cerita- Ida Bagus Made Ary Manik, S.S, selaku ketua Yayasan Tukad Bindu menuturkan cerita terbentuknya Objek Wisata Tukad Bindu
Semangat itu terus berlanjut untuk membenahi Wilayah Tukad Bindu hingga perjalanan sampai pada dibentuknya Yayasan Tukad Bindu di tahun 2017. Saat itu, pembentukan yayasan tak dimaksudkan untuk pengelolaan wisata melainkan untuk menyediakan ruang edukasi pengenalan lingkungan. “Sebenarnya bukan objek wisata, dari kita sebenarnya dari awal membentuk yayasan itu untuk tujuannya edukasi bukan tujuan wisata. Nah, kebetulan sih sebenarnya setelah ditata jadi menjadi seperti yang bisa dilihat, menarik lah untuk dikunjungi. Jadi tujuannya kita kan memang untuk ada fasilitas yang bisa digunakan untuk edukasi pengenalan lingkungan dan lain sebagainya,” tambah Ida Bagus Made Ary Manik, S.S. Usaha yang ditujukan untuk memuliakan alam ini akhirnya mengantarkan Tukad Bindu masuk ke dalam kategori 5 besar sungai bersih se-Indonesia, tepatnya di bulan Juli 2017.
Selain menyuguhkan pemandangan yang asri, Obyek Wisata Tukad Bindu juga menyediakan halaman hijau yang bisa digunakan sebagai kegiatan reuni ataupun outbond, wedding party, FGD, gathering, coworking space, balai budaya, serta wahana bermain untuk anak-anak seperti ayunan, perosotan. Menjajal kuliner lokal pun menjadi kegiatan yang tak boleh ketinggalan. Dengan adanya obyek wisata Tukad Bindu masyarakat sekitar dapat meningkatkan perekonomiannya dengan membuka usaha kuliner. “Disana kan ada menu di Utara ( Tukad Bindu) itu ada tipat cantok, penggemarnya banyak di sana, itu yang dicari,” cerita Ida Bagus Made Ary Manik, S.S. Cukup dengan mengantongi uang 10 hingga 50 ribu saja, menjadi pilihan tepat bagi siapapun yang ingin bertandang ke sana.
Taman bermain- Potret Taman Bermain Anak-Anak di Tukad Bindu
Sebagai ruang hijau di tengah hiruk-pikuk kota Denpasar, tentu menyisakan harapan untuk kelestarian Tukad Bindu yang berkelanjutan. “Kalau saya sih berharap kedepannya tempat ini bisa kita regenerasi, jadi saya kan sudah semakin tua. Jadi harapan saya adik-adik ini paling tidak bisa ikut membantu mengembangkan. Paling tidak di rumah masing-masing lah, tapi kalau kita di sini mengharapkan ada generasi di sini yang menjalankan, melanjutkan apa yang sudah kita lakukan. Itu aja. Paling tidak ikutlah kegiatan melestarikan alam,” tutup Ida Ida Bagus Made Ary Manik, S.S.
Penulis : Manogar, Dayu
Penyunting: Dayu