Kampus Kuning Berubah Menjadi Kampus Putih

Sebuah polemik hadir mewarnai pelaksanaan kegiatan sosialisasi almamater di Universitas Udayana tahun ini. Warna yang sudah menjadi identitas eksistensi sebuah fakultas sejak dulu, tiba-tiba diubah. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?

Warna bagi semua fakultas di Universitas Udayana bukan hanya sebatas tanda pengenal, tapi merupakan bukti dari eksistensi keberadaan lingkungan yang telah diakui bersama. Namun, perubahan mengejutkan terjadi di tahun 2013 berkaitan dengan warna topi Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) yang seharusnya berwarna kuning menjadi putih.

Kekecewaan pun diungkapkan oleh I Made Agus A. Hadi Sutresna selaku Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya (SMFSB) ketika dimintai tanggapannya. “Setelah mendapat informasi tersebut saya langsung menindaklanjuti dengan mendatangi pihak rektorat, dan saya bertemu dengan tiga biro namun tidak satu pun yang memberi kejelasan tentang masalah ini, jadi saya cukup kecewa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan telah bertemu dengan  Dekan Fakultas Sastra dan Budaya, Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S. Dekan Fakultas Sastra dan Budaya pun menyatakan jika terjadi kesalahan pembagian warna fakultas dalam STATUTA Universitas Udayana. “Beliau mengatakan bahwa sebelumnya di STATUTA tidak pernah menyebutkan bahwa warna FSB adalah kuning, namun seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat kalau Sastra adalah kampus kuning dan di tahun 2007 warna berdasarkan STATUTA diubah menjadi warna putih,” tutur Agus lebih lanjut.

Saat dikonfirmasi, pihak rektorat yang diwakili oleh Kepala Bagian Pendidikan Unud menyatakan bahwa pemberian warna fakultas tersebut sudah didasarkan atas STATUTA Universitas Udayana tahun  2012. Khususnya seperti apa yang telah disebutkan dalam Pasal 10 mengenai warna dari masing-masing fakultas di Unud. Dalam pasal tersebut memang disebutkan jika warna untuk fakultas tertua di Unud ini adalah warna putih. Namun, atas masalah ini, pihaknya telah bertemu langsung dengan Dekan Fakultas Sastra dan Budaya dan telah menyepakati perubahan warna fakultasnya menjadi warna kuning di STATUTA selanjutnya.

Karena sudah terlanjur terjadi, SMFSB telah mengambil keputusan untuk memadukan topi putih tersebut dengan kain berwarna kuning untuk tetap mempertahankan identitas Fakultas Sastra dan Budaya di Student Day 2013. “Untuk tetap menghormati Universitas Udayana maka kami meminta mahasiswa baru untuk memakai kain kuning pada topi putih sebagai tanda tetap dipertahankannya almamater dari Fakultas Sastra dan Budaya Udayana,” jelas I Made Astawa, SH.

Kesalahan fatal ini tentu dapat menimbulkan gejolak di dalam lingkungan Universitas Udayana. Kekecewaan dan rasa tidak terima dari pihak Fakultas Sastra dan Budaya tentu tidak bisa disalahkan. Semua memang telah diatur dalam sebuah pedoman yang jelas, namun sudah seharusnya perubahan terhadap hal yang menjadi bersifat hakiki sebuah instansi pendidikan perlu dilakukan karena sebenarnya ini bukan hanya urusan warna tapi juga bukti  kecintaan terhadap fakultasnya. (Indah)

You May Also Like