Musyawarah Rakyat Indonesia: Konferensi Ilmiah Terbuka Menyikapi G20 Berujung Pembubaran

Berusaha menyuarakan aspirasi masyarakat di tengah G20, aksi diskusi terbuka bertajuk “Musyawarah Rakyat Indonesia” di Student Center Unud menimbulkan pernyataan pro dan kontra dari berbagai pihak hingga akhirnya berujung pada pembubaran.

Pada Senin (14/11) tengah berlangsung forum internasional Presindensi G20, di tempat yang berbeda sebuah diskusi terbuka antara mahasiswa dengan masyarakat telah berlangsung di Student Center (SC) Universitas Udayana. Kegiatan ini merupakan sebuah aksi yang dilandaskan inisiatif otonom untuk saling bertukar aspirasi. Aksi diskusi terbuka bertajuk “Musyawarah Rakyat Indonesia” ini dihadiri oleh beberapa mahasiswa Universitas Udayana bersama dengan beberapa kalangan eksternal yaitu pekerja, buruh migran, serta petani. 

Mulanya kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi yang besar, tetapi beberapa problematika yang tidak diinginkan muncul dalam kegiatan diskusi. Pada awalnya kegiatan aksi ini tidaklah bertempat di Student Center (SC) Unud. “Pada awalnya di RTH, tapi pada pagi hari ketika mau persiapan itu ditutup paksa nggak boleh masuk,” ujar Exel salah satu mahasiswa yang menjadi peserta diskusi. 

Setelah terjadinya penutupan paksa akses menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH),  seluruh elemen aksi berpindah tempat menuju pelataran lantai tiga Student Center.  Tidak hanya problematika perihal lokasi kegiatan, keberadaan dari aksi diskusi terbuka ini pun mendapat pertentangan dari beberapa pihak. Adanya pertentangan yang terjadi membuat kegiatan dari Musyawarah rakyat Indonesia ini berujung pada pembubaran.

Sebelum terjadinya pembubaran aksi, sempat terjadi adu argumen dari beberapa pihak menyangkut kegiatan aksi yang disebut dengan Musyawarah Rakyat Indonesia ini. Perdebatan yang terjadi dimulai oleh sebuah oknum yang mengatasnamakan “Aliansi Rakyat Bali”. 

Perdebatan tersebut terjadi karena ingin dilakukannya pembubaran atas aksi diskusi terbuka ini oleh oknum tersebut. Aliansi Rakyat Bali juga menghimbau agar seluruh pihak yang bersangkutan dalam aksi diskusi terbuka ini untuk mendukung kegiatan G20 yang sedang berlangsung serta meminimalkan kegiatan aksi-aksi lainnya yang dapat menghambat dan mencoreng nama baik Bali. 

Lebih lanjut, problematika baru dihadapi peserta aksi ketika terjadinya penutupan akses masuk dan larangan masuknya beberapa pihak ke Student Center hingga pemadaman arus listrik SC secara spontan oleh pihak keamanan Universitas Udayana. 

 

Peserta Aksi Musyawarah Rakyat Indonesia beradu argumen dengan pihak Perwakilan Rektorat Unud (UPO) di depan pintu masuk Student Center perihal ketertiban dan kejelasan kegiatan.

 

Dengan segala problematika yang terjadi selama keberlangsungan aksi hingga berujung pembubaran  membuat timbulnya rasa kekecewaan yang cukup besar bagi para peserta aksi. Kekecewaan yang timbul ini karena mereka merasa kebebasan berpendapat yang seharusnya tidak dibatasi malah terbatasi. 

Pembubaran kegiatan tersebut berawal dari adanya adu argumen yang terjadi lagi di antara peserta ‘Musyawarah Rakyat Indonesia’ dengan Unit Pengembangan Ormawa (UPO) Universitas Udayana. Adu argumen yang terjadi diantara kedua belah pihak tersebut berawal saat UPO Unud berusaha menjaga suasana agar tetap kondusif serta keamanan dari aksi tersebut. 

“Saya atas pribadi dan juga sebagai perwakilan dari rektorat pada dasarnya tidak membatasi kegiatan serta idealisme peserta untuk mengkritisi kebijakan pemerintah maupun event G20. Tetapi dimohon dengan sangat jika ingin melanjutkan diskusi, para peserta dapat melakukannya di luar lingkungan kampus universitas Udayana,” ujar Unit Pengembangan Ormawa sebagai salah satu perwakilan rektorat. Pernyataan yang dilontarkan dari pihak UPO tersebut dilandasi dengan statement bahwa jaringan yang dapat berkegiatan di wilayah kampus adalah mahasiswa universitas Udayana.

Problematika yang diakibatkan oleh kejadian ini menimbulkan sifat pro dan kontra dari beberapa pihak. Pihak mahasiswa dan masyarakat berusaha menyuarakan aspirasi mereka perihal pelarangan kegiatan diskusi terkait G20 secara eksplisit. Sementara itu pihak pemerintah dan universitas berusaha menjaga kekondusifan dan keamanan kegiatan G20 demi kebaikan bersama. 

 

Bubarnya Peserta Aksi dari Student Center Universitas Udayana setelah Perdebatan dengan pihak perwakilan Universitas Udayana

 

Tidak hanya berdampak dalam kegiatan akademik, aksi diskusi terbuka ini juga berdampak pada unsur mahasiswa lainnya, yaitu terjadinya blokade akses Student Center bagi kegiatan mahasiswa lainnya yang tidak bersangkutan dengan diskusi terbuka. Hal ini juga ditanggapi oleh perwakilan Resimen Mahasiswa (Menwa) yang turut menolak adanya aksi di lantai 3 Student Center. Blokade yang terjadi mengakibatkan terhambatnya akses tempat dan kegiatan bagi mahasiswa lainnya seperti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Ormawa di lingkungan Universitas Udayana. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Agung Anom salah selaku perwakilan dari UKM yang berkegiatan di Student Center “Menurut ku terkait kegiatan yang terlaksana kemaren, aku tidak menyalahkan orang melakukan kegiatan tersebut cuman kenapa bisa sampai  akses SC ditutup, aku sendiri sih tidak masalah orang berkegiatan tapi jangan lah sampe merugikan atau menghambat kegiatan ormawa lainnya, SC ini bukan milik pribadi tapi milik bersama,” tutupnya.  

 

 

Penulis: Manogar

Penyunting: Kamala, Ayu

 

You May Also Like