Judul : Rayuan Perempuan Gila
Penyanyi : Nadin Amizah
Pencipta : Nadin Amizah dan Lafa Pratomo
Tahun rilis : 2023
Label : Sorai
Genre : Keroncong Bossanova
Sepanjang pertengahan tahun 2023 hingga saat ini, beberapa platform media sosial diwarnai dengan kemunculan istilah ‘cegil’ (cewek gila) yang disemarakkan oleh banyak perempuan dan akhirnya menjadi tren di tanah air. Para kaum hawa pun beramai-ramai mengekspresikan ‘kegilaan’ perasaan mereka melalui iringan lagu beraransemen keroncong bossanova dengan judul “Rayuan Perempuan Gila” yang dilantunkan oleh Nadin Amizah. Lagu yang dirilis pada tanggal 23 Juni 2023 ini merupakan single pertama dari album kedua Nadin yang bertajuk “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya”. Seperti halnya karya-karya sebelumnya, Nadin kembali melahirkan lagu dengan aransemen yang memukau dan makna lirik yang mendalam sehingga mampu memanjakan telinga dan menyentuh hati pendengarnya. Berikut merupakan penggalan reff dari lirik lagu Rayuan Perempuan Gila karya Nadin Amizah :
Panggil aku perempuan gila
Hantu berkepala, keji membunuh kasihnya
Penuh ganggu di dalam jiwanya
Sambil penuh cinta diam-diam berusaha
Selalu tahu akan ditinggalkan
Namun demi Tuhan aku berusaha
Hal yang menarik dari perilisan karyanya adalah Nadin sendiri menyampaikan melalui akun Instagram pribadinya (@cakecaine), bahwa lagu Rayuan Perempuan Gila ini memiliki penafsiran yang terdiri dari tiga layer. Ada pun pada layer pertama, penciptaan lagu ini diilhami oleh pengalaman kurang menyenangkan Nadin Amizah di masa lalu yang kerap disebut sebagai ‘perempuan gila’ yang suka mencari masalah ketika menjalin suatu hubungan percintaan, di mana hal ini kemudian berdampak negatif terhadap kesehatan mentalnya. Pada layer kedua, Nadin terinspirasi dengan penciptaan satu karakter biduan seksi dan memposisikan dirinya sebagai tokoh tersebut, yaitu memiliki perasaan tidak pantas dicintai dan senantiasa merasa akan ditinggalkan oleh kekasihnya sehingga dirinya berjanji untuk menjadi lebih baik jika diberikan waktu oleh kekasihnya itu serta tetap dicintai apa adanya. Sedangkan layer ketiga dari penafsiran lagu Rayuan Perempuan Gila muncul seusai Nadin menulis lagu tersebut, di mana tren ‘cegil’ (cewek gila) mulai mencuat di media sosial dan akhirnya penerimaan terhadap diri sendiri dinormalisasi. Meskipun ada kerancuan apakah sebutan ‘cegil’ di media sosial tersebut diperuntukkan bagi mereka (perempuan) yang mengidap gangguan mental secara diagnosa klinis atau sekadar lelucon bagi para perempuan yang menganggap diri mereka ‘gila’ dalam artian berbeda.
Dapat diakui bahwa pengemasan lagu Rayuan Perempuan Gila yang sedemikian apik dan menarik mampu memberikan esensi seni yang memikat dan menjadikan pendengarnya seolah sebagai ‘main character’ atau ‘tokoh utama’ yang turut merasakan getaran emosional dalam setiap bait liriknya. Terutama bagi mereka yang pernah atau sedang berada di posisi yang dahulu Nadin Amizah alami, yakni peliknya menjalin hubungan asmara, perasaan tidak layak dicintai, maupun kesehatan mental yang tidak stabil. Kerumitan-kerumitan dan perasaan tidak karuan yang kerap dialami oleh para perempuan seolah diwakilkan dalam tembang berdurasi 5 menit 18 detik ini yang kemudian menganjadikannya sebagai ‘himne cegil’ di tanah air. Namun di sisi lain, kemunculan istilah ‘cegil’ yang diiringi dengan kehadiran lagu Rayuan Perempuan Gila menjadikan istilah ‘gila’ yang semula terkesan frontal dan umumnya berkonotasi negatif menjadi suatu seruan dan tren yang digemakan di kalangan perempuan.
Terlepas dari bagaimana penafsiran terhadap makna dibaliknya, lagu Rayuan Perempuan Gila menjadi salah satu playlist yang layak untuk didengar, terutama bagi para perempuan yang berada dalam keadaan lelah meratapi kepedihan hati dan ingin mencari alternatif lain untuk meluapkan perasaan gundah maupun ‘kegilaannya’ melalui lantunan lirik dan nada. Lagu ini juga dapat memberikan pemahaman bagi pendengarnya tentang bagaimana cara berpikir perempuan ketika menghadapi hubungan romantisme yang runyam serta ajakan untuk lebih peka terhadap isu kesehatan mental.
Penulis : Deklan