Lebih dari dua tahun Covid-19 bertandang dan merambat hebat ke seluruh penjuru dunia. Aktivitas yang kerap dilakukan di zona publik secara perlahan diperbolehkan. Namun, aktivitas secara daring yang dikonstruksikan secara global sebagai pemecah permasalahan dapat dikatakan sudah menjadi kebiasaan. Aktivitas secara daring ini menjadi sebuah refleksi bagaimana masyarakat beraktivitas ke depannya.
Tak ada yang menyangka, tahun 2020 akan menjadi tahun yang berbeda dari tahun sebelumnya. Berbagai aktivitas dibatasi dan beralih menjadi daring (online), mulai dari bekerja, sekolah, perkuliahan, rapat, bermain dan lain sebagainya. Pandemi dengan problematikanya merupakan sebuah momentum perubahan zaman. Hal-hal yang dianggap ‘konyol’ atau mustahil dilakukan, nyatanya menjadi kebiasaan baru pada masa ini. Salah satunya adalah melakukan aksi secara kasat mata dalam dunia maya.
Pada dasarnya, suatu hal yang dilakukan secara terus-menerus akan menjadi sebuah kebiasaan. Memang, terkadang rasa rindu akan angin lalu dan ingin lepas dari suasana saat ini kerap kali muncul dalam benak. Namun, dilihat dari sudut yang berbeda, banyak yang menguntungkan dari keadaan saat ini akibat adanya ruang virtual, misalnya dari segi efisiensi. Waktu, tenaga, biaya, material dan lainnya yang biasanya keluar dengan aliran deras, perlahan menjadi landau akibat terjangan virtual ini. Terkadang terbelesit bagaimana aksi ini dapat mempengaruhi masa depan dalam menjalani kehidupan, dengan teknologi yang lebih banyak dan canggih.
Terlepas dari teori masyarakat yang mengikuti zaman atau zaman yang dibuat oleh masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat membantu dunia saat ini. Adanya pandemi menjadi momentum yang tepat untuk terjadinya perubahan di masa depan. Misalnya dunia virtual yang banyak diperbincangkan belakangan ini yaitu Metaverse. Singkatnya, Metaverse adalah dunia virtual yang membuat manusia hidup layaknya di dunia nyata. Meskipun begitu, masih banyak kontroversi dan masih diteliti serta dikembangkan. Metaverse sendiri dapat dikatakan sebuah ide yang sudah lama, namun dengan adanya momentum ini, ide tersebut menguat. Aktivitas secara daring seperti perkuliahan yang dilakukan secara virtual, secara tidak langsung merupakan dasar dari konsep besar Metaverse. Sebuah kehidupan nyata yang aktivitas-aktivitasnya dilakukan secara virtual menjadi kehidupan virtual murni atau disebut sebagai Metaverse.
Masa depan tentu tidak ada yang dapat memprediksi, namun dapat dilihat dari gejala-gejala atau momentum yang ada. Dulu dengan ditemukannya internet, segala hal dapat kita jangkau dengan mudah. Eksistensi mata uang crypto juga menjadi salah satu gejala yang mendukung bayangan bagaimana masa depan dengan dunia virtual terjadi.
Siklus masa depan bisa jadi akan seperti saat ini. Aktivitas serba daring, orang-orang yang kehilangan pekerjaan, tidak mempunyai pekerjaan bahkan orang yang malas akan melihat peluang teknologi lalu mencobanya. Digitalisasi tentunya tidak akan jauh dari dunia virtual. Hal inilah yang akan menyebabkan orang lain melihat keuntungan yang didapat dan membuat mereka ikut terjun. Seiring waktu, dunia virtual akan mudah diterima karena pencapaian atau hasil yang didapat. Bayangan kecilnya seperti dalam game, memperoleh skin, item dan lainnya yang akan digunakan di dalam dunia virtual. Jika itu benar-benar akan terjadi di masa depan, maka aktivitas secara daring yang sesungguhnya terjadi. Saat ini ruang virtual hanya sebuah cikal bakal terbentuknya aktivitas secara daring dengan penuh.
Kehidupan secara virtual dapat menjadi nyata ataupun tidak, yang pasti ketergantungan atas teknologi dan aktivitas secara daring akan menjadi hal normal nantinya. Bagaimana masa depan nantinya besar kemungkinan mengadopsi serta mengembangkan pola saat ini yaitu aktivitas serba daring dengan adanya kebiasaan dan efisiensi.
Penulis : Fahri
Penyunting : Gangga