Setelah vakum selama empat tahun, Bali Journalist Week 2021 dengan tema “Mencipta Jurnalis Perkasa di Tanah Bencana” berhasil digelar. Acara ini berhelat sejak tanggal 24-29 Agustus 2021 secara semi daring. Berbagai acara dirangkai; Seminar Nasional, Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional, Peluncuran dan Bedah Buku, hingga Perlombaan Jurnalistik.
Informasi pemicu kepanikan kerap muncul saat peristiwa bencana laksana pengeruh suasana. Di tengah situasi tersebut, jurnalisme sesungguhnya memiliki posisi penting sebagai pencerah baik pada pra, saat, hingga pasca kebencanaan. Hal ini memantik Pers Akademika untuk membuat wadah bagi jurnalis-jurnalis muda mengasah karya di tengah situasi Indonesia yang bertaut bencana. Inilah landasan dari kebangkitan ajang Bali Journalist Week (BJW) yang sempat vakum selama kurang lebih empat tahun. “BJW sempat vakum karena berbagai hal, tetapi diantara berbagai hal itu yang paling kentara adalah keberanian dan militansi dari sekian angkatan yang lebih memilih meniadakan BJW karena dianggap sulit atau mustahil untuk diselenggarakan. Padahal, tiap hal yang dibayangkan tentu pasti dapat diwujudkan,”tutur I Wayan Bagus Perana Sanjaya selaku Pemimpin Umum Pers Mahasiswa Akademika Universitas Udayana.
Adapun BJW tahun ini mengangkat tema “Mencipta Jurnalis Perkasa di Tanah Bencana”. “Tema ini diusung sebagai harapan agar para peserta ataupun insan pers dapat mencari, mengolah, dan menyebarluaskan informasi terkait kondisi Indonesia saat ini, agar lebih berempati lagi untuk mau memahami kondisi Indonesia yang kita tahu dijuluki tanah bencana” ungkap Lefira selaku Ketua Panitia BJW 2021. Terdapat beberapa rangkaian acara yang akan dilaksanakan selama Bali Journalist Week 2021 berlangsung, dimulai dengan perlombaan jurnalistik seperti Mini Newspaper dengan tema “Catatan Kritis Pendidikan di Masa Pandemi” , News Anchor mengangkat tema “Dampak Covid-19 bagi Pariwisata Bali”, Fotografi dengan tema “Mengulik Kisah di Balik Bencana”, hingga Penulisan Feature yang mengangkat tema “Menguak yang Tak Terungkap dari Bencana”. Setiap mata lomba memiliki target peserta dari kalangan pelajar SMA/K dan mahasiswa Diploma/S1 di seluruh Indonesia, namun mata lomba Mini News Paper dan News Anchor yang bersifat regional atau hanya menerima peserta dari wilayah Bali. Rangkaian kegiatan lainnya yang juga termasuk ke dalam puncak acara adalah Seminar Nasional dan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional.
Persiapan rangkaian acara Bali Journalist Week 2021 sudah dimulai pada bulan April 2021 dan berlangsung selama hampir lima bulan. Meskipun sedang berada di masa pandemi, Bali Journalist Week 2021 tetap optimis untuk menyelenggarakan acara secara semi-DARING. Sempat terbesit keraguan dalam masa persiapan Bali Journalist Week seperti yang diungkapkan Bagus Perana. “Awalnya pun kami sempat ragu untuk mengadakan BJW ini, sebab melihat pandemi yang tidak kunjung usai memborbardir tiap sendi kehidupan kita. Tapi kami hanya perlu satu alasan untuk membentuk BJW ini, dan kini berharap BJW benar mampu mencetak jurnalis perkasa di tanah bencana,” ujarnya.
Hingga pada tanggal 11 Juli 2021 pendaftaran perlombaan Bali Journalist Week berhasil dibuka, kemudian pada tanggal 5 Agustus 2021 diadakan Technical Meeting untuk memberikan informasi dan gambaran umum mengenai alur pelaksanaan final setiap mata lomba. Pada 3 Agustus 2021, pendaftaran peserta Seminar Nasional BJW 2021 resmi dibuka untuk umum dan dapat mendaftar melalui link google form yang telah tersedia. Pendaftaran Seminar Nasional dibuka hingga tanggal 23 Agustus 2021. Sehari setelah dibukanya pendaftaran seminar, dilanjutkan dengan pembukaan PJTLN tepatnya pada 4 Agustus 2021 hingga tanggal 18 Agustus 2021. Persiapan panitia untuk lomba dan rangkaian acara lainnya gencar dilakukan seperti dengan mengunggah selebaran melalui akun media sosial Bali Journalist Week 2021, informasi juga disebarkan dengan mengirim surat undangan ke berbagai sekolah dan universitas di seluruh Indonesia, khususnya wilayah Bali.
Menuju puncak acara pada tanggal 24-29 Agustus 2021, diawali dengan Pembukaan dan Seminar Nasional Bali Journalist Week melalui Zoom Meeting yang dihadiri oleh 187 peserta. Seminar Nasional mengusung tema “Jurnalisme Kebencanaan: Informasi, Mitigasi, dan Resurjensi” dengan menghadirkan adalah Ika Ningtyas sebagai pembicara dari sisi jurnalis dan I Made Rentin selaku Kepala Pelaksana BPBD Bali dari sisi non jurnalis. Tidak melulu sesi pemberian materi, Seminar Nasional juga diselingi dengan penampilan band akustik, sesi kuis dan sesi tanya jawab serta ice breaking. Peserta yang aktif dalam seminar dan peserta yang mampu menjawab kuis dengan tepat tentunya juga diberikan reward yang telah ditentukan oleh panitia. “Pembukaan dan Seminar Nasional atau hari pertama BJW sudah berjalan dengan lancar, terlebih jika melihat kilas balik saat gladi yang tampak kurang persiapan dan juga saat hari pelaksanaan terdapat sedikit kendala yang muncul, tetapi masih dapat diatasi dengan baik,” Terang Lefira.
Hari kedua Bali Journalist Week pada 25 Agustus 2021 terdapat dua rangkaian acara yaitu presentasi lomba Mini newspaper yang dilaksanakan secara semi daring dan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional atau PJTLN hari pertama yang dilaksanakan secara daring. Presentasi lomba Mini Newspaper diikuti oleh 8 tim dengan masing-masing tim terdiri dari 4 orang anggota. Sebelum presentasi oleh masing-masing tim, panitia memberikan waktu 10 menit kepada juri untuk memberikan arahan. Adapun tiga juri dalam ajang perlombaan mini newspaper yaitu Ayu Sulistyowati, Putu Aditya Saputra, dan Ni Komang Yuko Utami. Kemudiaan saat hari yang sama juga dilaksanakan PJTLN bertajuk “Jurnalis Optimis dalam Pemberitaan Kebencanaan” dengan menghadirkan pembicara yang sudah ahli di bidangnya yaitu Ahmad Arif yang menyampaikan materi mengenai Dasar-dasar Jurnalis Kebencanaan dan Merancang Liputan Kebencanaan dari Multiperspektif.
Dilanjutkan dengan hari ketiga BJW terdapat dua rangkaian acara, yaitu PJTLN dan Final Lomba News Anchor. Untuk hari ketiga ini, kami menghadirkan pembicara dari pihak non-jurnalis yaitu Gede Darmada yang menyampaikan materi mengenai Edukasi Kebencanaan dan Tanggap Bencana serta Upaya Relokasi Pasca Bencana yang dilanjutkan dengan sesi nonton bareng film jurnalistik dengan judul Lombok Bangkit. Di waktu yang bersamaan, sepuluh finalis terpilih Lomba News Anchor dipertemukan kembali untuk memperebutkan tiga besar dan juara favorit bertempat di Humble Ristretto. Pada babak final lomba, peserta membacakan satu dari tiga naskah yang sudah disiapkan oleh panitia secara langsung dihadapan para dewan juri. “Sangat terlihat minat dan antusias dari peserta News Anchor, terlihat pula peserta bisa saling berbaur dan saling memberi semangat. Sempat peserta tidak mau pulang saat acara sudah berakhir karena ingin melakukan foto bersama” Ujar Doni selaku Koordinator Sie Perlombaan Bali Journalistr Week. “Sebelum itu, panitia sempat beradu gagasan untuk memikirkan set tempat dan berhasil menyulap Humble Risseto menjadi tampak seperti studio. Hal ini mendapatkan apresiasi dari peserta dan ketiga dewan juri.” tambahnya.
Pada tanggal 27 Agustus 2021 yang merupakan hari terakhir PJTLN dirangkai dengan sesi presentasi rancangan peliputan oleh perwakilan kelompok dan dilanjutkan dengan sesi review oleh Pemimpin Redaksi Online Pers Mahasiswa Akademika. “Dalam masa persiapan presentasi peserta terlihat kurang komunikatif, namun saat presentasi berlangsung peserta terlihat sangat siap dalam melakukan presentasi dan ini diluar ekspektasi” Ujar Lefira
Tepat pada tanggal 29 Agustus 2021 menjadi ujung dari rangkaian acara Bali Journalist Week 2021 yang dirangkai dengan diadakannya launching dan bedah buku dari kegiatan Jelajah Jurnalistik Pers Akademika dengan judul buku “Jejak Asa Bertaut Bencana”. Acara launching buku diresmikan dengan penandatanganan cover buku oleh Ketua Panitia Jelajah Jurnalistik Iyan Merta, Ketua Panitia Bali Journalist Week Lefira, Perwakilan Penulis Buku Yuko Utami, dan Pemimpin Umum Pers Akdemika Bagus Perana. Setelah itu, dilanjutkan dengan acara bedah buku dengan menghadirkan pembedah buku yang merupakan pihak dari Conservation Indonesia, yakni Iwan Dewantama. Acara bedah buku ini mendapatkan respon positif dari para peserta yang bergabung dalam room zoom ataupun live streaming youtube Pers Akademika, hal ini dibuktikan dengan adanya diskusi aktif yang dilakukan antara penulis, peserta, dan pembedah buku.
Acara penutupan Bali Journalist Week ditutup dengan diadakannya pengumuman pemenang perlombaan dengan konsep awarding yang bervariatif. Dimulai dengan pengumuman pemenang lomba fotografi yang memanfaatkan karya pemenang sebagai media untuk mengumumkan, lalu dilanjutkan dengan pemutaran karya lomba News Anchor dari pemenang lomba terkait, setelah itu pembacaan narasi dari tiga pemenang lomba penulisan feature dan berakhir dengan penampilan monolog untuk mengumumkan pemenang lomba Mini Newspaper.
Acara penutupan Bali Journalist Week ditutup dengan diadakannya pengumuman pemenang perlombaan dengan konsep awarding yang bervariatif. Dimulai dengan pengumuman pemenang lomba fotografi yang memanfaatkan karya pemenang sebagai media untuk mengumumkan, lalu dilanjutkan dengan pemutaran karya lomba News Anchor dari pemenang lomba terkait, setelah itu pembacaan narasi dari tiga pemenang lomba penulisan feature dan berakhir dengan penampilan monolog untuk mengumumkan pemenang lomba Mini Newspaper.
Tak melulu berjalan mulus, beberapa kendala dihadapi oleh panitia dalam masa persiapan, yakni kendala menjalin komunikasi secara daring, pemenuhan target peserta, perombakan konsep acara, ketidakpastian tempat, dan beberapa kendala lain yang seiring berjalan dapat dilalui oleh panitia. “BJW sudah terselenggara, dan itu berkat kerja keras dan kerja hati teman-teman panitia yang tidak bisa aku bandingkan dengan lainnya. Mereka benar benar menunjukan dedikasi terhadap tanggung jawab yang mereka pilih untuk emban. Sehingga BJW yang dari awal dicanangkan oleh jajaran inti Akademika benar-benar dapat terselenggara.” tegas Bagus Perana
Penulis: Kamala, Junila, Deklan, Ratih
Penyunting: Galuh