Menjadi Pewarta yang Baik ala Putri Ayuningtyas

 

 

Nama Putri Ayuningtyas mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Namun sebelum mencapai posisinya yang sekarang sebagai senior anchor, pembawa berita CNN Indonesia ini memiliki kisah perjalanan yang panjang dan berliku. Dalam sesi berikut, Putri membagikan tips menjadi anchor yang baik.

 

Putri Ayuningtyas, seorang senior anchor (pembawa berita) dari CNN Indonesia kelahiran 21 September 1986. Karirnya dimulai pada tahun 2008 sebagai reporter di Metro TV. Putri mulai bergabung dengan CNN Indonesia pada tahun 2015. Dengan berbekal pengalaman berbicara di depan kamera, Putri sekarang telah menjadi senior anchor. Tak hanya sampai di sana, beberapa pengalaman berbeda juga sempat dirasakan oleh Putri. Salah satunya pada 17 Maret 2019 lalu, Putri dipercaya sebagai moderator debat ketiga pemilu capres-cawapres 2019.

Menjadi sosok penengah dari dua kubu yang saling beradu membutuhkan titik fokus yang tinggi. Acap kali tampil di depan kamera tidak membuat kekhawatiran Putri teratasi ketika mendapat kepercayaan menjadi moderator debat. Padahal, sebelumnya Putri sempat diamanahi menjadi penengah debat pilgub Jawa Tengah 2018. Namun debat yang dipimpinnya kali ini merupakan perebutan kursi jabatan nomor satu di Indonesia.

Sakralnya keberlangsungan debat membuat Putri berdoa dengan khusyuk sebelum memasuki panggung. “Sebelum ke panggung itu, saya benar-benar berdoa. Saya diam sambil merenung dan berdoa,” aku wanita kelahiran Bali ini.

Ketika ditanyai perihal tips mengatasi ketegangan, Putri berpendapat itu semua hanya masalah pengalaman. Menurutnnya, jika masalah grogi itu pasti dan solusinya memang ada. Ia menambahkan kunci terpenting untuk mengatasi kekakuan di hadapan banyak orang terletak pada pengalaman dan jam terbang. “Saya tidak bisa bantah, sih, karena memang jam terbang itu yang nomor satu berdasarkan pengalaman pribadi saya,” timpal wanita lulusan S2 Komunikasi Politik Universitas Indonesia ini.

Tips selanjutnya yaitu ketika berbicara di depan kamera, kita harus memiliki mind-set bahwa itu hanyalah benda mati. Jadi kita tidak perlu merasa takut atau canggung. Kita juga bisa membayangkan kamera sebagai teman yang disukai (bertujuan untuk menarik perhatian khalayak –red).

“Selain itu, berlatihlah berbicara lancar tanpa putus. Bisa diawali dengan 15 detik pertama di instastory, terus berlanjut 30 detik sampai satu menit asal konsisten. Bisa juga latihan berbicara sendiri di depan cermin,” tutur ibu satu anak ini.

Selanjutnya, usahakan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik di keseharian. Menurut Putri, hal ini juga dapat membantu membiasakan kita berbahasa yang baik dan benar. Lebih lanjut Putri menjelaskan bahwa akan lebih mudah menyampaikan berita jika kita benar-benar ada di tempat kejadian ketika peristiwa yang akan diberitakan sedang berlangsung.

Pemilik akun instagram bernama putrigrimaldy itu mencontohkan, “Saya akan lebih mudah mendeskripsikan bagaimana TSM ketika saya langsung terjun ke sini. Di sini terdapat Sport Station, Trans Living, Trans Carefour, dan sebagainya.”

Selain penampilan dan pembawaan, faktor suara pun turut andil berperan sebab televisi merupakan media audio visual. Putri sempat mempraktikkan bagaimana suara bisa memengaruhi kesan dari para pemirsa. “Kalau tone suara yang saya gunakan sebagai moderator debat dan pembawa berita berbeda seperti sekarang—suara asli—jadi lebih berat sedikit soalnya turun satu tone,” paparnya.

Putri menambahkan bahwa suara yang lebih rendah (suara perut -red) akan lebih menghemat tenaga sehingga durasi berbicara bisa lebih lama dan tidak mudah lelah. Terlebih lagi saat debat, suara perut sangat berguna untuk melerai pihak yang bersangkutan ketika suasana dirasa sudah tidak kondusif lagi. “Ketika kedua kubu sama-sama berbicara, itu suasana sudah nggak kondusif banget dan yang saya katakan cuma ‘Bapak-bapak mohon tenang’. Itu tone suara yang saya gunakan,” ucap Putri sembari menggemakan suara khasnya.

Tidak kalah penting, Putri membeberkan pula cara agar selalu fokus saat berbicara di depan kamera bisa. Sarannya, prioritaskanlah satu topik yang akan dibahas dan singkirkan yang tidak terlalu penting sehingga fokus kita tetap terkontrol. “Ketika kita tiba-tiba lupa apa yang mau kita katakan, itu pasti gara-gara yang kita pikirin terlalu banyak sehingga menumpuk semua dan jadilah blank,” jelas perempuan berzodiak Virgo ini.

Pada penghujung tips, perempuan berambut sebahu ini mengingatkan untuk selalu mengurangi kata-kata gaul (slang) ketika berbicara. Tujuannya agar pesan yang kita tuturkan mampu sampai kepada khalayak. “Pakai bahasanya yang biasa saja asal benar. Yang terpenting pesannya sampai ke pemirsa, karena ketika pesan itu tidak sampai maka kita gagal menjadi seorang pewarta,” tutup Putri. (Zila/Akademika) (Editor: Kristika)

 

[DISCLAIMER]

Berita ini dipublikasikan pertama kali  pada tanggal 05 Mei 2019 di persakademika.com

You May Also Like