Pencatutan Nama, Mahasiswa Tertipu Jutaan Rupiah

Bukti penipuan melalui Short Message Service (SMS) kepada salah satu mahasiswa Unud. (Screen capture didapat dari akun grup media sosial Facebook BEM PM Unud)


Upaya penipuan terhadap mahasiswa dengan mencatut nama Pembantu Rektor III Unud kini kembali memakan korban. Gede Angga Wardana, mahasiswa semester 4 jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana mengungkapkan dirinya telah tertipu jutaan rupiah.

Kamis (7/3), Angga dihubungi via telepon oleh pihak yang mengaku sebagai Bendahara Unud. Ia mengatakan bahwa Angga terpilih bersama lima mahasiswa lain untuk mengikuti seminar di Jakarta. “Awalnya saya meremehkan dan tidak percaya. Terlebih lagi logat ‘Bendahara Unud’ yang menelpon itu terdengar seperti logat orang luar Bali. Kemudian saya mengakhiri percakapan dengan tidak sopan. Namun, beberapa saat kemudian, saya ditelepon kembali, dan ia mengaku sebagai Pembantu Rektor III Unud,” cerita Angga.

Dengan penjelasan yang mendetail, pelaku yang mengaku sebagai Pembantu Rektor III tersebut mampu menjebak Angga. “Logat Balinya kental sekali. Nah ’Pembantu Rektor III’ inilah yang menjelaskan detail seminarnya dan meyakinkan saya bahwa hari itu juga saya wajib mentransfer uang sebesar Rp 1.200.000,00. Ditambah lagi, saya merasa malu karena sikap saya yang kurang sopan dan meremehkan sebelumnya sehingga tanpa berpikir panjang, saya mentransfer uang sebesar Rp 1.200.000,00,” beber Angga Wardana saat ditemui di sela-sela kesibukannya sebagai perwakilan BEM FISIP dalam Raker Jumat (22/3) lalu di lantai 3 gedung rektorat Universitas Udayana. Namun, ketika Angga mengkonfirmasi, nomor ’Pembantu Rektor III’ sudah tidak aktif.

Sebelumnya, penipuan serupa dengan modus seminar juga dialami oleh 6 orang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) pada bulan Desember 2012 lalu. Trisna Ramadhan, mahasiswa semester 4 Jurusan Matematika yang menjadi salah satu korban penipuan tersebut mengungkapkan bahwa dirinya mendapat sms yang mencatut nama Pembantu Rektor III Unud pada Senin, 24 Desember 2012. ”Saya ditunjuk sebagai salah satu perwakilan dari Jurusan Matematika untuk menemani Pak Rektor bersama 5 orang terpilih lainnya dalam rangka mengikuti seminar di Jakarta pada 29-30 Desember 2012 lalu. Saya juga diminta menghubungi nomor handphone Rektor yang diberikan. Tanpa pikir panjang, saya langsung menelpon nomor tersebut. Singkatnya, saya diminta mentransfer 1.5 juta untuk booking tiket. Tanpa saya sadari, saya diminta untuk mengirim 3 juta lagi dengan alasan untuk administrasi di Jakarta nanti. Saya tertipu 4.5 juta,” ujarnya via short message service (SMS) pada Minggu (24/3). Trisna juga menambahkan sebelum mentransfer uang, dirinya meminta nomor salah seorang dari ‘5 mahasiswa yang terpilih’ kepada oknum yang mengaku Rektor. Trisna bahkan sempat menghubungi nomor 0816942187 atas nama I Made Agus Dwi Ginartha untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut dan yang dihubungi menyatakan informasi itu benar adanya.

Belakangan diketahui, I Made Agus Dwi Ginartha yang dihubungi oleh Trisna saat itu adalah palsu, mengingat I Made Agus Dwi Ginartha tahun 2012 sudah tidak lagi berstatus sebagai mahasiswa Strata 1 Fakultas Pertanian. ”Saya sudah lulus S1 tahun 2011 lalu, saya hanya punya dua nomor handphone dan nomor yang dihubungi itu bukan nomor saya. Sudah pasti itu penipuan,” ujar Dwi Ginartha via telepon, Minggu (24/3).

Penipuan Mahasiswa Unud: Beda Fakultas, Beda Modus
Beda fakultas, beda pula modus penipuannya. Di Fakultas Pertanian misalnya. I Made Agus Dwi Ginartha, alumni jurusan Agroekoteknologi menyatakan bahwa tahun 2012 lalu ada beberapa orang temannya yang menjadi korban penipuan dengan modus mengikuti seminar kewirausahaan Program Wirausaha Mahasiswa. ”Beberapa teman-teman saya yang mengikuti Program Wirausaha Mahasiswa di Fakultas Pertanian sudah jadi korban. Modusnya mengatasnamakan Dekan Fakultas Pertanian untuk mengikuti seminar kewirausahaan Jakarta, yang mana merupakan kelanjutan dari Program Wirausaha Mahasiswa tersebut. Kontan saja, teman-teman saya percaya, mengingat infonya sampai sedetail itu,” ujar alumni yang menyelesaikan studinya kurang dari 4 tahun sekaligus mantan Ketua BEM Fakultas Pertanian periode 2010-2011 ini.

Pembantu Rektor III Universitas Udayana, Prof. Ir. G. P. Wirawan, M.Sc., Ph.D menyatakan turut prihatin dan geram terhadap kasus penipuan yang dialami oleh mahasiswa Unud. ”Saya hanya mempunyai satu nomor handphone. Jadi kalau ada yang mendapat sms atau telepon, mohon hubungi nomor telepon resmi pihak rektorat dan pastikan apakah itu sesuai dengan nomor saya atau tidak. Sekalipun ada seminar atau beasiswa, pengumumannya akan di-publish di website resmi Unud atau ditempel di papan pengumuman,” jelas Prof. Wirawan.

Ditanya mengenai tindakan yang dilakukan pasca penipuan, baik Angga maupun Trisna kompak untuk tidak melaporkan kasus penipuan kepada pihak rektorat. ”Saya menyadari bahwa ini adalah kesalahan saya sendiri, jadi saya tidak akan menuntut kepada pihak rektorat maupun menyusahkan fakultas. Namun kasus penipuan ini sudah saya laporkan ke Polsek Ayani dan saat ini masih dalam tahap penyelidikan,” ujar mahasiswa yang kini menjabat sebagai Bendahara BEM FISIP ini. Lebih lanjut Angga dan Trisna berharap agar data-data mahasiswa jangan sampai bocor. ”Kepada mahasiswa Unud yang lain, waspadalah dan jangan mudah percaya mengingat segala jenis penipuan di kalangan mahasiswa bisa terjadi. Semoga kasus yang saya alami dapat menjadi pelajaran bagi teman-teman mahasiswa lainnya,” ungkap Trisna.

Berbicara mengenai langkah preventif yang diambil oleh pihak rektorat agar kasus serupa tidak terulang ke depannya, Pembantu Rektor III Unud hanya bisa berharap agar mahasiswa jangan mudah percaya terhadap segala bentuk penipuan sms maupun telepon tersebut, sedetail apapun informasi yang diberikan. Terlebih lagi saat ini akses informasi mahasiswa bisa didapatkan dengan sangat mudah oleh oknum penipu baik melalui website maupun Surat Keputusan (SK) Rektor, mengingat website maupun SK Rektor merupakan informasi terbuka yang bisa dibaca setiap orang. ”Apapun itu, pastikan kepada yang bersangkutan. Mahasiswa wajib check dan recheck terhadap segala bentuk sms atau telepon yang menyatakan dengan mengirimkan uang ke rekening tertentu,” ujar Prof. Ir. G. P. Wirawan, M.Sc., Ph.D saat ditemui di ruang Pembantu Rektor III, Jumat (22/3) lalu.

Biro Administrasi Kemahasiswaan Universitas Udayana juga menghimbau kepada seluruh mahasiswa bilamana mendapatkan informasi semacam itu untuk melakukan konfirmasi ke nomor resmi Universitas Udayana: (0361) 701954, 701812 untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut. Segala informasi mengenai kegiatan kemahasiswaan serta beasiswa sedapat mungkin akan selalu diinformasikan melalui surat resmi ke masing-masing fakultas dan akan dipublikasikan melalui situs resmi di sinmawa.unud.ac.id dan beasiswa.unud.ac.id. (Dea)

You May Also Like