Remaja sekarang identik dengan gaya hidup yang modern dan serba mengikuti jaman, mulai dari teknologi sampai gaya berpakaian. Tidak bisa dipungkiri bahwa produk dunia bernama globalisasi telah menyihir semua remaja untuk mengikuti budaya luar, yang sudah pasti akan berpengaruh pada budaya lokal setempat. Bukan seberapa parah globalisasi menggeser nilai-nilai kebudayaan yang ada, akan tetapi bagaimana pola komunikasi anak remaja saat ini, terutama di Bali, yang akan menjadi fokus utama artikel ini.
Akibat dari adanya perkembangan teknologi informasi adalah para remaja yang menjadi lebih mudah mendapatkan informasi. Remaja saat ini lebih menyukai informasi seputar gaya hidup dan kuliner, sedangkan masalah tentang pemerintahan dan politik, hanya sedikit yang tertarik. Salah satu persoalan yang nyata adalah banyaknya toko busana yang berada di Bali, baik yang hanya toko kecil sampai ke toko besar dengan brand ternama asal luar negeri. Semua itu karena sebagian besar remaja di Bali lebih senang mengikuti trend fashion yang sedang berkembang, ketimbang mengikuti perkembangan politik Indonesia.
Peran media saat ini sudah terbilang cukup baik dalam menyampaikan informasi kepada semua orang. Akan tetapi, untuk menumbuhkan niat “melek politik” pada remaja sangatlah sulit. Kebanyakan dari para remaja ini beranggapan bahwa politik itu rumit, memusingkan, dan sulit untuk dipahami. Sedangkan, negara yang kuat adalah negara yang memiliki jiwa politik yang kuat pula. Jika remaja saat ini tidak peduli dengan perkembangan politik yang terjadi di sekitarnya, maka kita harus siap hidup dalam kebodohan dan dijajah oleh negara lain kembali. Dari pendapat saya, sangat perlu bahwa media informasi yang memberikan berita politik kepada remaja Bali, mengemas beritanya secara santai dan sebisa mungkin bersifat kekinian, mulai dari desain, tata artistik, hingga kata-kata penulisannya.
Media informasi sangat diperlukan dalam melakukan perubahan suatu bangsa. Akan tetapi, bisa kita lihat sekarang remaja lebih memilih menggunakan media informasi sebagai sarana hiburan. Media harus memiliki sebuah inovasi dalam menyampaikan informasi kepada para remaja terutama di Bali yang haus akan fashion yang terus berkembang. Remaja tidak menyukai bahasa berat dan rumit yang ada pada politik, lantas bagaimana caranya agar para remaja “melek politik”? Karena itu, media seharusnya mampu mengerti bagaimana sifat remaja saat ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan bahasa yang lebih santai dalam menyampaikan informasi, terutama berita-berita politik. Tentunya dengan gaya bahasa yang lebih santai, akan mampu menarik perhatian para remaja untuk menyimak informasi yang ada. Cara ini merupakan suatu perubahan dalam dunia informasi, terutama di Bali, agar lebih bersifat kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kesadaran dalam diri para remaja Bali yang tentunya sedikit-banyak akan meningkatkan partisipasi mereka dalam perkembangan politik di Indonesia. (Yoga)