Judul Buku : The spell of power: a history of Balinese politics, 1650-1940
Penulis : Henk Schulte Nordholt
Penerbit : KITLV Press, 1996
Tebal : 389 halaman
Kenyataan berbicara bahwa banyak masyarakat Bali bangga akan kasta yang dimiliki, namun enggan menelisik keberadaan leluhurnya. Buku ini barangkali bisa memulainya.
The Spell of Power merupakan kajian yang mendalam tentang politik Kerajaan Mengwi, yang merupakan kerajaan yang terbesar setelah Gelgel pada tahun 1700. Raja pertama Mengwi bingung akan posisi leluhurnya. Apakah berasal dari majapahit yang ketika tahun 1292 caka/ 1520 melakukan ekspansi ke Bali (bab2, kebangkitan dinasti mengwi, hal 23-25).
Salah satunya, Henk mencoba membongkar silsilah dan sejarah Mengwi dengan melakukan studi kepustakaan lontar, babad, maupun surat-surat utusan kolonial Belanda serta wawancara dengan keluarga dan kerabat Puri Mengwi. Henk mencoba menganalisis hierarki yang terdapat di dalam puri dengan runut sampai tahun 1930. Buku ini merupakan salah satu karya Henk Schulte Nordholt yang hampir keseluruhannya bertema Bali. Henk adalah kepala riset Royal Institute bidang kajian Asia Tenggara dan Karibia (KITLV) di Leiden, Belanda.
Kajian Henk ini merupakan catatan ilmiah dengan banyak catatan kaki menjelaskan beberapa kejadian yang bersumber dari pustaka maupun hasil wawancara. Sehingga memerlukan waktu yang lama untuk memahami isi buku. Namun sangat menarik ketika kita mencoba untuk masuk kedalam ceritanya. Sejarah yang disajikan secara detail dan runut membawa pembaca untuk berkhayal berada di masa dinasti mengwi. Sehingga tak hanya merasakan, melihat dan mendengar juga terjadi selama membaca kajian ini.
Tiap bab dalam buku menceritakan perubahan yang terjadi di Mengwi, memberi penjelasan yang rinci tentang karakter raja maupun bawahan raja dengan ternik penulisan deskripsi dan analisis mendalam. Penyajian dokumen maupun wawancara pun berimbang.
Sungguh, karya sejarah dengan alur yang menarik pembaca untuk membaca jauh kedalam. The Spell of Power mengajak pembaca menelisik sejarah leluhur, sehingga buku ini sangat perlu dibaca masyarakat Bali. (eka mul)