Menyoal Debat Pamungkas Gubahan KPRM Unud

Menyoal Debat Pamungkas Gubahan KPRM Unud

Pemira kali ini ingin dijalankan dengan damai. Nyatanya memang damai, tapi berdamai dengan budaya jam karet. Seperti noktah merah yang hanya setitik tapi nodanya merekah, pelaksanaan acara yang “ngaret” mungkin terkesan sepele. Namun kerap membuat berbagai pihak dongkol karena harus menunggu lebih lama. Terlebih “ngaretnya” yang tak hanya sekali atau dua kali. 

Bulan Desember ini, Bali banyak hujannya. Seringnya, cuaca tak menentu. Terkadang panas dan terik, lalu bisa berubah seketika menjadi awan gelap dan turun rintikan hujan. Sore itu, 6 Desember 2024, saya sebagai anggota redaksi Pers Akademika, gulana antara pergi ke Bukit atau menetap di Student Center. Sore itu, akan ada acara debat antar Calon Presiden Mahasiswa dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa, di gedung baru kepunyaan Udayana, Lecture Building. Rasa ragu yang saya rasakan tentu beralasan, hujan turun kala itu, bergelut antara rasa ingin mengabaikan dengan tanggung jawab yang diemban. Akhirnya, setelah berdiam di tangga Student Center hampir sepuluh menit, saya dan rekan memutuskan menerjang hujan lalu pergi ke Lecture Building. Menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh lima menit, kami sampai dengan baju yang sedikit basah (kami memakai mantel di perjalanan), dan flat shoes yang basah karena terkena kubangan. 

Jika sesuai dengan surat undangan, tentu kami terlambat. Namun ternyata, sampai tujuan dengan waktu yang sudah terlambat pun, saat menuju aula tetap dicegat panitia dengan perkataan ‘Acaranya belum dimulai Kak, bisa tunggu di mana aja dulu’. Ya, di mana? Pada saat itu hanya pertanyaan itu yang terlintas di kepala saya, karena sudah cukup lama sejak terakhir pergi ke Lecture Building (itu pun pada saat belum rampung). Akhirnya kami memutuskan turun, menerima dengan terpaksa dan pasrah bahwa acara akan terlambat lagi. Iya, lagi. Ini bukan kali pertama rangkaian dari acara Pemira terlambat, bahkan terlambat dengan waktu yang lama. Satu jam, bahkan dua jam. Sebetulnya sangat disayangkan, saya pikir dapat belajar dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, tapi ya sudah lah. 

Acara yang seharusnya dimulai pukul lima, baru dapat dimulai pukul tujuh kurang lima belas jika saya tidak salah mengingat. Kami duduk di kursi depan, yang seharusnya diisi oleh jajaran rektorat. Namun jajaran rektorat sedang absen saat itu, entah ke mana. Kemudian yang ditunggu-tunggu tiba, Debat Pamungkas antar paslon. Wah, ekspektasi saya cukup besar saat itu, menunggu dengan tenang apa yang akan dibawakan. Dibarengi dengan tiga panelis dan dua moderator, kegiatan berjalan dengan segala persoalannya. Ya, jika bisa saya ‘mempersoalkan’ beberapa hal. Satu dua kepelikan yang saya lihat, seperti MC yang sebelumnya menyatakan jeda selama dua puluh menit, namun saya rasa belum terlewat lima menit, MC sudah mengatakan bahwa jeda berakhir. Entah lah. 

Lalu ketiga panelis luar biasa didatangkan, yang sejujurnya cukup membuat saya bingung, apa sebenarnya tugas dari seorang panelis? Terdapat tiga orang panelis, tiga orang. Sejauh saya duduk di kursi depan, memperhatikan jalannya acara, ketiga panelis hanya bertugas untuk mengambil nomor undian berisi sub tema dan nomor soal. Apa benar hanya itu tugas dari seorang panelis? Saya tidak melihat mereka mengajukan pertanyaan, pun memberikan tanggapan dari jawaban paslon. Saya pikir, jika tugas seorang panelis hanya menjadi tukang pengambil nomor, saya bisa menggantikan tugasnya. Pertanyaan disampaikan sesuai dengan nomor dan huruf yang diambil panelis, dilemparkan bergantian antara paslon satu dan dua. 

Pertanyaan pada debat kali ini dibagi menjadi tiga sub tema, pengabdian masyarakat, aksi dan propaganda, serta kemahasiswaan. Sub tema yang dekat dan jauh secara bersamaan dengan mahasiswa. Berbicara dari segi idealis, seharusnya tiga hal tersebut melekat pada mahasiswa. Namun jika menggunakan bahasa realistis, saat ini hanya segelintir yang peduli terhadap aspek-aspek tersebut. Pertanyaan disampaikan satu per satu, berbarengan dengan saya yang keheranan. Beberapa pertanyaan yang sama diajukan kembali pada debat yang katanya pamungkas ini. Pertanyaan yang sama seperti pertanyaan dari Uji Publik bersama calon presiden mahasiswa dan calon wakil presiden mahasiswa. Loh, kenapa ya? Bukan kah ini sudah pernah dibahas? Saya bahkan masih mengingat jawaban dari paslon, dan sesuai dugaan, mereka menjawab dengan jawaban yang sama. 

Pertanyaannya pun, kalau boleh saya nilai, agak dangkal. Saya rasa, untuk ukuran debat ‘pamungkas’, pertanyaan yang disampaikan dapat pula tak kalah besarnya. Namun sekali lagi, sayang seribu sayang, pertanyaannya terlalu lumrah. Pembahasan mengenai hal yang itu-itu lagi, entah karena dari pembahasan kemarin-kemarin belum mendapatkan jawabannya, atau kita kekurangan masalah yang bisa untuk dibahas kembali. Pertanyaan mengenai fasilitas, rasanya topik ini diangkat di segala forum diskusi mahasiswa. Tidak menyalahkan, karena memang masih ada fasilitas yang harus dibenahi dan dipertanyakan. Tetapi saya rasa, akan lebih pantas jika ditanyakan kepada pihak rektorat. Bertanya mengenai fasilitas yang tidak setara, mahasiswa yang kesusahan dalam melakukan pembelajaran akibat minimnya fasilitas, jawaban yang dapat ditawarkan oleh para calon tentu membantu menjadi jembatan antara mahasiswa dengan pihak dekanat maupun rektorat. Memangnya mengharapkan jawaban apa lagi selain itu? Tidak mungkin juga mereka yang akan menawarkan untuk membenahi segala bobrok yang ada di kampus ini. Pertanyaan akar rumput seperti, bagaimana tentang organisasi mahasiswa maupun kepanitiaan yang memeras anggotanya untuk mendapatkan pendanaan guna menjalankan program kerja mereka? Bagaimana tentang cara yang dapat mereka tawarkan agar tak lagi ada tumpang tindih antar tupoksi dari berbagai lembaga di Pemerintahan Mahasiswa ini? Pertanyaan ini tak terlontar, padahal tak kalah penting dan menarik jika diangkat. 

Segmen ditutup dengan lemparan pertanyaan antar masing-masing paslon, saya cukup tertarik pada bagian ini, mengingat kedua paslon memiliki visi yang cukup bertolak belakang. Benar saja, segmen ini menjadi segmen di mana para paslon memperkuat argumennya masing-masing tentang visi dan misi yang diangkat, cukup sengit mengingat ini adalah perdebatan. Debat tentang visi siapa yang lebih tepat, tentang misi siapa yang lebih cakap. Debat Pamungkas hari itu ditutup pukul setengah sepuluh malam, ini pun kami memutuskan untuk permisi lebih dulu, mengingat perjalanan yang harus ditempuh kembali ke Denpasar. Persoalan yang saya maksud sejak kalimat awal tadi, adalah tentang kegiatan yang tak bisa disiplin pada waktu, selalu terlambat, bahkan ini bukan yang pertama. Sebagai tuan rumah dari diselenggarakannya rangkaian pesta demokrasi, sudah sepatutnya peduli dan disiplin pada waktu yang digunakan. Selain itu, pada isi pertanyaan yang sangat saya sayangkan, karena untuk ukuran debat calon presma dan wapresma, pertanyaan dapat dibuat lebih mengkhusus, lebih menyentuh akar rumput, dan bukan pertanyaan yang itu-itu saja. 

Tetapi tetap saya apresiasi, segala bentuk usaha dan kerja keras bagi mereka yang membantu dalam memeriahkan acara, membantu menjadi jembatan agar para mahasiswa dapat memilih calon Presiden Mahasiswa yang layak nantinya. Sudah sepatutnya mahasiswa sebagai bagian dari Universitas Udayana memberikan perhatian dan kontribusinya kepada mereka yang nantinya akan menjadi Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa selanjutnya. Salah-salah, jika apatis dan acuh, justru mendapat Presma dan Wapresma yang acuh pula terhadap permasalahan yang terjadi pada mahasiswa. 

Penulis : Putri Wara


Penyunting : Vita

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

perihoki perihoki perihoki perihoki perihoki duta76 duta76 duta76 duta76 duta76 duta76 duta76 duta76 duta76 duta76 abc1131 Slot Gacor pola rahasia mahjong wild 2 duta76 yang belum banyak pemain ketahui mahjong ways 2 pgsoft di duta76 penuh dengan hadiah paling terbesar kunci gampang sukses main mahjong wins 3 scatter hanya ada di duta76 pola tergacor mahjong ways 2 pgsoft perihoki paling baru bikin cuan bersih perihoki inovasi baru mahjong wins 3 scatter hitam dan emas muncul semua perihoki berikan pengalaman paling seru bermain mahjong wild deluxe mahjong ways 2 pgsoft perihoki dijaminkan dapat full scatter wild cuan gila bermodal kecil saja bisa menang main mahjong win 3 perihoki dapat scatter hitam tips dan trik untuk mudah menang di mahjong ways 2 pgsoft duta76 auto jepe duta76 satu putaran saja di mahjong wins 3 bisa bikin saldo pemain melejit