Perjalanan Jelajah jurnalistik dimulai. Senin (14/6), sebanyak 10 orang tim konvergensi media mulai bertandang ke lokasi tiga desa di Karangasem, yaitu Desa Rendang, Desa Besakih, dan Desa Amertha Bhuana. Tim konvergensi media disambut baik warga setempat, keberlimpahan informasi kebencanaan menjadi berkah hari pertama.

Senin, 14 Juni 2021 menjadi awal perjalanan tim konvergensi menjelajahi tempat-tempat untuk mengaktualisasikan diri sebagai pers mahasiswa melalui acara Jelajah Jurnalistik. Sejak pukul 08.00 WITA, tim konvergensi media mulai berkumpul di sekretariat Pers Akademika Universitas Udayana. Hingga kemudian pukul 08.45 WITA, dua mobil yang mengangkut masing-masing lima orang mulai melakukan perjalanan menuju desa tujuan, yakni Desa Rendang, Desa Besakih, dan Desa Amertha Bhuana. Hasnah Yunita, salah satu tim konvergensi media sekaligus kepala sub divisi online, sedang cemas-cemas gulana. “Ada kekhawatiran saya itu kita bakal kaku dan kesulitan untuk memperluas pertanyaan,” ungkapnya.
Meski demikian, tentu perempuan yang akrab disapa Yunita itu telah menyiapkan berbagai bahan untuk proses wawancaranya. Perjalanan tim konvergensi dibalut keceriaan dan antusias. Hal ini terpancar dari wajah seri mereka dan semangat yang mereka tunjukkan. Selama di dalam perjalanan, berbagai cerita dilontarkan sehingga suasana dalam perjalanan kian semakin hidup. Ditambah dengan keinginan besar untuk memperoleh berbagai informasi dan siap untuk membawa perubahan.
Antusiasme mereka semakin tampak ketika bertemu dengan narasumber yang sama antusiasnya dengan semangat mereka. Di sela mewawancarai narasumber, tim lain yang bertugas pun tak lupa mengabadikan momen dan suasana di tempat tersebut guna dikaji lebih lanjut dan menjadi bukti kesenangan mereka hari itu. Seiring berjalannya waktu, tim konvergensi tak luput dari berbagai kendala. Namun, kendala tersebut tak menyurutkan langkah mereka untuk terus menggali informasi mengenai tempat tersebut untuk tujuan penelitian dan pengaktualisasian diri.

“Perjalanan hari pertama ini cukup menyenangkan menuju ke tiga desa dengan dua armada. Pertama ada armada Iyan yang menuju Besakih dan Amerta Buana, dan armada Kak Bagus Perana yang menuju Rendang. Dibilang menyenangkan karena kemarin walaupun h-1 kita konfirmasi ke Desa Amerta Buana juga Besakih itu diterima baik langsung oleh kepala desanya,” ujar Pitryani Diah Marsista, selaku kepala divisi litbang Pers Akademika. Lama waktu yang digunakan oleh tim konvergensi dalam mencari berita memakan waktu satu hingga dua jam. Waktu ini pun tak terasa membosankan sebab dibarengi dengan keceriaan tim terutama pada saat bersinggah di PVMBG (Pos Pengamatan Vulkanologi -red).
Jelajah ini tentunya dilakukan dengan persiapan yang matang. Salah satunya harus ada alat bahan yg harus dibawa. Isu merupakan alat dan bahan dari jelajah ini. “Isu atau bekal yang kita bawa itu akan kita validasi di lapangan. Jadi, alat itu adalah wawasan soal desanya atau tempat yg bersangkutan. Wawasan itu dibuat menjadi pertanyaan wawancara. Alat dan bahannya itu kita kemas biar ga terlalu kaku,” tambah perempuan yang karib disapa Ani itu.
Di sana tim banyak mencari tahu tentang aktivitas Pura Besakih, adanya hoaks yang kerap terjadi dan berkaca dari tahun 2017 hingga berbagai macam kegaduhan yang timbul akibat maraknya hoaks di tengah masyarakat tersebut. Pencarian ini pun membuahkan hasil, tim konvergensi berhasil membuktikan benar atau tidaknya kejadian tersebut dilingkup masyarakat sekitar. Proses pencarian berita terbilang mudah, sebab narasumber yang menjadi acuan dalam mendapatkan informasi sangat bersahabat dan informatif. “Selayaknya cerita, sharing, kita mohon izin meminta data dipersilakan. Intinya, prosesnya didahulukan dengan kita membekali wawasan terlebih dahulu kemudian dibuktikan di lapangan. Jika memang ada hal baru yang kemudian disebutkan oleh narasumber, maka akan kita kembangkan kemudian,” ujarnya.
Suasana penjelajahan yang menyenangkan juga terdapat sedikit kendala yaitu di waktu. Selain itu, di sisi lain dari pihak tim online juga mengalami kendala yaitu pada kamera. “Kendala di tim online karena kamera sih. Saya bisa pakai tapi Nikon, sedangkan itu Canon. Teman saya juga tidak tahu cara pakainya. Namun, itu semua bisa kami atasi,” ujar Hasnah Yunita, selaku Kepala Sub Divisi Online. Pada jelajah hari pertama, tim online yang paling lama memakan waktu. “Paling lama anak online sih. Soalnya ketiga tempat itu aktif kita liput. Beda sama tim riset dan cetak. Mereka hanya di tempat-tempat khusus,” ungkap Yunita.
Tim konvergensi media pun tiba di Denpasar pukul 18.11 WITA. Boleh dibilang, jelajah hari pertama ini berakhir dengan lancar. Kekhawatiran Yunita berhasil ditepisnya. “Mengalir dengan lancar waktu wawancara dan terlebih kita improve banget dan tidak terbebani. Kita tetap pada jalur dan mencari poin-poin yang memang kita ingin gali.” Tambahnya, lega. Hari pertama, Jelajah Jurnalistik mendapatkan keberlimpahan informasi, terutama perihal kebencanaan yang meliputi sekitar wilayah Gunung Agung. Berbagai perspektif dimulai dari relawan, pihak pemerintah desa, hingga lembaga yang menginformasikan tentang kondisi pra, saat, hingga pasca kebencanaan Gunung Agung menjadi pelajaran tentang ketangguhan warga desa menghadapi kebencanaan.
Reporter : Ratna, Ajeng
Penulis : Ratna, Ajeng
Penyunting : Galuh