Inovasi Tak Luntur Kala Pandemi, Tiga Tim PMW Unud Melaju ke Kompetisi Bisnis

Tiga tim dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Udayana menginovasikan beraneka produk olahan pangan, seperti gabin aneka rasa hingga abon ayam untuk mengikuti kompetisi yang diadakan The Funding pada (12/9). Kegiatan ini dirangkai dengan pembukaan stand kewirausahaan dan sesi presentasi di Jimbaran Hub, Bali.

Kamis sore (12/9), beberapa mahasiswa Universitas Udayana dengan berpakaian endek nampak bersigap kala seorang pembeli bertandang pada stand wirausaha mereka. Ialah tim Gabin Ayu Bali, tim Chibbon, dan tim Congelato Cem Cem saat itu sedang mengikuti perhelatan Pasar Republik. Pasar Republik merupakan kegiatan yang diadakan oleh The Funding bertempat di Jimbaran Hub, Bali. “Kegiatan ini sejenis NGO (Non Government Organization) yang sedang mengadakan business competition, dan ada sesi presentasi yang merupakan bagian dari kompetisi,” Jelas Ni Kadek Dwi Rahayu atau yang karib disapa Dwi, salah satu perwakilan tim Gabin Ayu Bali dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Udayana. Kompetisi ini tidak terbatas untuk mahasiswa Universitas Udayana, melainkan turut serta diikuti oleh berbagai UMKM di Bali dan mahasiswa kampus lainnya.

Berawal dari mendapatkan informasi saat melaksanakan magang di Tahoma Cofee, bahwa diadakan The Funding semacam business competition, mendorong tim dari PMW Unud untuk dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut. Pada kegiatan ini, tim tersebut membuka stand dan melakukan presentasi langsung yang merupakan bagian dari penilaian kompetisi. “Hari ini penilaian presentasi saja, pengumuman lolos atau tidaknya akan diinfokan melalui email. Kebetulan juga yang dicari itu yang 10 terbaik,” ucap Dwi.

Salah satu tim yaitu Gabin Ayu Bali mulai muncul pada tahun 2020 yang memilih untuk mengkreasikan jajanan Bali bernama Gabin. Berawal dari Gabin yang biasanya sedikit berminyak dan terlihat kurang menarik untuk dimakan, menjadi awal bagi Dwi mencoba inovasi baru. Berbeda dari gabin biasanya, proses pengolahan Gabin Ayu Bali dengan cara di oven sehingga tidak berminyak saat dimakan. Selain itu, Gabin Ayu Bali juga menambahkan beberapa varian rasa, seperti rasa oreo, susu, kacang, vanilla, dan lain sebagainya. “Jadi kita menginovasikan lagi agar gabin ini kembali terkenal. Kalau dilihat gabin ini juga merupakan cemilan khas Indonesia,” tambah Dwi menjelaskan di sela-sela ia berjualan pada stand usaha miliknya.

Gabin Ayu Bali – salah satu tim PMW Unud yang mengikuti Bussiness Competition, Pasar Republik.

Saat awal membangun Gabin Ayu Bali, Dwi sempat merasa kewalahan karena bekerja sendiri dan cukup banyak yang berminat dengan gabin tersebut. “Dulu, pembuatan gabinnya masih digoreng. Setelah coba dijual ternyata banyak peminat, banyak pemasukan dan juga pengeluaran. Saat pertama itu karena sendiri saya menjadi kewalahan karena tidak ada tim,” ungkap mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya itu. Adanya masukan dan saran dari konsumen membuat Dwi mengembangkan gabin tersebut dan membentuk tim yang dikenal dengan Tim Gabin Ayu Bali. Dengan mengikuti kompetisi The Funding ini sebagai langkah yang baik bagi Gabin Ayu Bali, selanjutnya Dwi dan timnya berharap gabin bisa lebih maju dan bisa dimasukkan menjadi khas oleh-oleh Bali yang targetnya lebih kepada wisatawan mancanegara atau domestik. Tidak berhenti disana, Dwi dan timnya juga berencana menggarap produk baru berbentuk cookies dengan bahan dasar gabin.

Kibon Abon Ayam – Tim PMW Unud lainnya yang turut mengikuti Bussiness Competition, Pasar Republik

Tak hanya gabin, Dimas dari Fakultas Teknik Universitas Udayana juga ambil andil dalam program PMW dengan produk Chibbon Abon Ayam. Chibbon Abon Ayam merupakan salah satu produk olahan ayam yang diolah menjadi serat-serat, namun kibon ini disangrai terlebih dahulu dan hasilnya lebih renyah dan garing sehingga membedakan kibon abon ayam dengan yang lainnya. “Abon ayam ini kan masih diminati masyarakat terutama abon ayam ini merupakan olahan daging atau hidangan yang praktis sebagai sarapan jadi target aku untuk orang-orang yang sibuk, misalnya mau kuliah, mau kegiatan lagi dia nggak sempat buat,” tutur Dimas sembari menggenggam produk bisnis miliknya. Pada kompetisi ini Chibbon menyiapkan 12 bungkus abon ayam yang kemudian juga dipresentasikan kehadapan para juri dan wirausaha lainnya. Dalam persiapan kompetisi ini, ada beberapa tantangan yang Dimas hadapi, salah satunya membuat branding yang baik agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk tersebut.

Mengenai PMW, Dwi dan Dimas mengatakan bahwa informasi mengenai kompetisi dan yang lainnya sudah cukup baik di informasikan kepada mahasiswa. Namun, mahasiswa yang lolos PMW masih kurang dalam segi pembinaan. “Terus harapannya untuk PMW semoga mungkin kalo dari PMW mungkin dana bisa lebih banyak dikit lagi karena kalo 5 juta kurang juga kalau untuk pengembangan,” harap Dwi. Beberapa kritik dilontarkan oleh Dimas. “PMW itu harusnya ada workshop tapi sampai sekarang belum ada. Mengenai pendanaan juga masih belum jelas yang harusnya Agustus sampai awal September sudah cair. Tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan.” Lanjutnya. Dimas juga berharap dengan adanya kegiatan ini, dapat memperluas relasinya dan menambah dana agar usahanya dapat lebih dikembangkan lagi, seperti untuk pembelian alat agar bisa memproduksi lebih banyak di setiap bulannya.

Penulis: Kamala

Penyunting: Galuh

You May Also Like